Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Surat al-Faatihah (0/9)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Faatihah (0/9)

Di antara manfaat isti'aadzah

Di antara manfaatnya adalah untuk menyucikan dan mengharumkan mulut dari kata-kata yang buruk dan tidak berfaedah. Isti'aadzah ini digunakan untuk membaca firman-firman Allah. Artinya, memohon pertolongan kepada Allah sekaligus menyatakan pengakuan atas kekuasaan-Nya, kelemahan dirinya sebagai seorang hamba dan ia tidak berdaya melawan musuh yang sejati (syaitan), yang bersifat bathin (tidak terlihat) dan tidak seorang pun mampu menolak dan mengusirnya kecuali Allah yang telah menciptakannya. Karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan. Berbeda dengan musuh dari jenis manusia. Sebagaimana ditunjukkan oleh ayat al-Qur-an tentang tsalaatsin minal matsaani (tiga perkara yang diulang-ulang) dan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala: "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabbmu sebagai Penjaga." (QS. Al-Israa': 65)

Dan para Malaikat telah turun untuk memerangi musuh dari kalangan manusia. Barangsiapa dibunuh oleh musuh yang bersifat lahiriyah dari kalangan manusia, maka ia mati syahid. Namun, barangsiapa dibunuh oleh musuh yang bersifat bathin (syaitan) maka ia terusir. Barangsiapa dikalahkan oleh musuh manusia biasa, maka ia akan mendapatkan pahala. Tetapi, barangsiapa dikalahkan oleh musuh yang bersifat bathin (syaitan), maka ia tertipu dan menanggung dosa. Oleh karena syaitan dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihatnya, maka manusia harus memohon perlindungan kepada Rabb yang melihat syaitan dan syaitan tidak melihat-Nya.

(Pasal) isti'aadzah berarti permohonan perlindungan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari kejahatan setiap yang jahat. Al-'iyaadzah adalah permohonan pertolongan dalam usaha menolak kejahatan, dan al-liyaadz adalah permohonan pertolongan dalam upaya meraih kebaikan.

Makna isti'aadzah

Maka a'uu-dzu billaahi minasy syai-thaanir rajiim adalah aku memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan atau menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang. Karena tidak ada yang mampu mencegah godaan syaitan itu dari manusia kecuali Allah.

Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kepada manusia agar membujuk syaitan dari jenis manusia dan berbuat baik kepadanya, sehingga dapat merubah tabi'at dan kebiasaannya mengganggu orang lain. Tetapi, Allah memerintahkan agar kita memohon perlindungan kepada-Nya dari syaitan jenis jin. Karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan. Tabi'at mereka jahat dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari dirimu kecuali Rabb yang telah menciptakannya.

Inilah makna yang terkandung dalam tiga ayat al-Qur-an, dimana aku tidak mengetahui ada ayat keempat yang semakna dengannya. Pertama, firman-Nya dalam surat al-A'raaf:

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang lain mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raaf: 199)

Makna di atas berkenaan dengan mu'amalah dengan musuh dari kalangan manusia.

Dilanjutkan dengan firman-Nya:

"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-A'raaf: 200)

Sedangkan dalam surat al-Mu'-minuun Allah berfirman:

"Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah, "Ya Rabbku, aku berlindung kepada-Mua dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada-Mu ya Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS. Al-Mu'-minuun: 96-98)

Dan dalam surat Fushshilat Allah berfirman:

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antara kami dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Fushshilat: 34-36)

Bersambung...

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog