Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Muqaddimah Ibnu Katsir (10)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Muqaddimah Ibnu Katsir (10)

Pembagian lain bagi al-Qur-an

Kemudian, ia (al-Hajjaj) berkata: "Mereka pun memberitahukan kepadaku bahwa bagian paling tengah dari al-Qur-an adalah huruf fa' dalam surat al-Kahfi, pada kata {وَلْيَتَلَطَّفْ}. Sepertiga pertamanya adalah ayat seratus dari surat Baraa-ah (at-Taubah), sepertiga keduanya adalah ayat seratus atau seratus satu dari surat asy-Syu'araa'. Dan selanjutnya adalah sepertiga terakhir. Sepertujuh pertama adalah sampai huruf dal pada firman Allah (Qur-an Surat an-Nisaa': ayat 55): {وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ}. Sepertujuh yang kedua sampai huruf ta' pada firman Allah dalam surat al-A'raaf: {حَبِطَتْ}. Sepertujuh ketiga sampai huruf alif kedua pada firman Allah dalam surat ar-Ra'd: {أُكُلَهَا}. Sepertujuh keempat sampai huruf alif pada firman Allah dalam surat al-Hajj: {جَعَلْنَا مَنْسَكًا}. Sepertujuh kelima sampai huruf ha' pada firman Allah dalam surat al-Ahzaab: {وَمَا كَانَ لِمُوءْ مِنٍ وَلَا مُوءْ مِنَةٍ}. Sepertujuh keenam sampai huruf wawu pada firman Allah dalam surat al-Fat-h: {الظَّانِّيْنَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ}. Sepertujuh terakhir sampai akhir al-Qur-an.

Sallam Abu Muhammad berkata: "Kami menelitinya selama empat bulan." Mereka mengatakan: "Al-Hajjaj biasa membaca seperempat al-Qur-an pada setiap malam."

"Seperempat pertama sampai akhir surat al-An'aam. Seperempat kedua sampai firman Allah {وَلْيَتَلَطَّفْ} dalam surat al-Kahfi. Seperempat ketiga hingga akhir surat az-Zumar. Dan seperempat terakhir sampai akhir al-Qur-an.

Syaikh Abu 'Amr ad-Dani menceritakan dalam kitabnya al-Bayaan sesuatu yang berbeda dengan penjelasan di atas, wallaahu a'lam.

Pembagian hizb dan juz

Adapun pembagian hizb dan juz, maka telah masyhur bahwa al-Qur-an terdiri dari 30 juz sebagaimana didapati pada mush-haf di madrasah-madrasah dan yang lainnya. Dan telah kami sebutkan sebuah hadits tentang pembagian hizb al-Qur-an yang dilakkan oleh para Shahabat radhiyallaahu 'anhum. Dan sebuah hadits dalam Musnad al-Imam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Sunan Ibni Majah dan yang lainnya dari Aus bin Hudzaifah bahwa ia bertanya kepada para Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam semasa hidupnya, bagaimanakah mereka membagi hizb al-Qur-an? Mereka mengatakan: sepertiga, seperlima, sepertujuh, sepersembilan, sepersebelas, sepertiga belas, dan hizb-hizb mufashshal (surat-surat pendek mulai dari surat Qaaf) hingga selesai. (23)

Makna "surat" dan pecahan kalimat

(Pasal) Para ulama berbeda pendapat tentang makna "سُوْرَةٌ", dari manakah kata ini berasal. Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah suatu tempat yang jelas dan tinggi. An-Nabighah berkata:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَعْطَاكَ سُوْرَةٌ
تَرَى كُلَّ مَلَكٍ دُوْنَهَا يَتَذَ بْذَبُ

"Tidakkah engkau lihat Allah telah memberimu tempat yang tinggi
Engkau dapat melihat seluruh kerajaan terbentang di bawahnya"

Seolah-olah seorang pembaca al-Qur-an berpindah dengan surat dari satu tempat ke tempat lain. Dikatakan pula bahwa maknanya adalah kemuliaan dan ketinggian. Seperti batas suatu begeri (yang biasanya berupa pagar yang tinggi, -pent). Dikatakan pula bahwa dinamakan surat karena ia merupakan potongan dari al-Qur-an dan bagian darinya. Diambil dari kata as-aarul inaa', yaitu pecahan suatu bejana. Berdasarkan hal ini maka asalnya adalah mahmuz (mengandung huruf hamzah), lalu diringankan hamzahnya, kemudian diganti dengan huruf wawu lalu dilebur ke dalamnya, jadilah kata suurah. Dikatakan juga bahwa disebut surah karena kesempurnaan dan kelengkapannya, karena orang Arab menyebut unta yang sempurna dengan sebutan suurah.

(Aku katakan:) Kemungkinan, kata ini berasal dari makna penggabungan dan pembatasan bagi ayat-ayatnya. Sebagaimana disebut suwarul balad, yaitu batas negeri, karena batas ini mengelilingi rumah-rumah dan tempat tinggal di dalamnya. Bentuk jamak dari kata suurah ini adalah suwar (سُوَرٌ), dengan memfat-hahkan huruf wawu. Dan kadangkala dijamakkan dengan kata suuraat (سُوْرَاتٌ) atau suwaraat (سُوَرَاتٌ).

Bersambung...

===

(23) Ahmad 4/9, Abu Dawud 2/114, dan Ibnu Majah 1/427. Dha'if. Abu Dawud nomor 1339, Ibnu Majah nomor 1345. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah. Lihat Dha'iif Sunan Abi Dawud nomor 297 dan Dha'iif Sunan Ibni Majah nomor 2, 83.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog