Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Memilih Rofiq yang Benar-benar Ahli dalam Pengobatan | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Rofiq Thibb (Ahli Pengobatan) Beberapa prinsip metode pengobatan Nabawi yang telah dijelaskan oleh As-Sunnah Asy-Syarifah adalah sebagai berikut: Memilih Rofiq (Pelaku Pengobatan) yang Benar-benar Ahli dalam Pengobatan Diriwayatkan dari Jabir bin 'Abdillah rodhiyallohu 'anhuma bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya, jika obat mengenai penyakit, maka ia akan sembuh dengan izin Alloh." (52) Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu, ia berkata: Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Alloh tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali juga menurunkan obatnya." (53) ===== 52) Shohih Muslim, (2204). 53) Shohihul Bukhori, (5678). ===== Maraji'/ Sumber: Kitab: Asy-Syifaa' min Wahyi Khaatamil Anbiyaa', Penulis: Aiman bin 'Abdul Fattah, Penerbit: Darush Shohifah, Cetakan I, 1425 H/ 2004 M, Judul Terjemahan: Keajaiban Thibbun Nabawi Bu

Rofiq Thibb (Ahli Pengobatan) | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Rofiq Thibb (Ahli Pengobatan) Seseorang bisa dikatakan ahli dalam hal pengobatan apabila ia -dengan seizin Alloh- bisa memisahkan unsur-unsur yang apabila berkumpul menimbulkan bahaya bagi manusia, mengumpulkan unsur-unsur yang apabila terpisah menimbulkan bahaya, mengurangi unsur-unsur yang keberadaannya dalam kadar berlebih membahayakan, atau menambah unsur-unsur yang keberadaannya dalam kadar rendah bisa membahayakan; sehingga bisa memulihkan kesehatan yang hilang, atau memelihara kesehatan dengan memasukkan unsur yang sama atau serupa, menghilangkan penyakit dengan memasukkan unsur kebalikannya, serta mengeluarkan penyakit -atau mencegah terjadinya penyakit- dengan penangkal. Anda akan melihat, dalam ajaran Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam terdapat petunjuk-petunjuk yang bisa menjadi penyembuh yang memadai, dengan daya, kekuatan, karunia, dan pertolongan Alloh. (51) ===== 51) Ath-Thibbun Nabawi, Ibnu Qoyyim Al-Jauzi

Metode Pengobatan Nabawi | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Antara Pengobatan Nabawi dan Pengobatan Konvensional Metode Pengobatan Nabawi Ibnul Qoyyim berkata, "Metode pengobatan Nabawi tidak sebagaimana metode pengobatan para dokter. Pengobatan Nabawi sifatnya pasti, qoth'i, dan ilahi, bersumber dari wahyu, pelita kenabian, dan kesempurnaan akal. Adapun pengobatan lainnya kebanyakan berlandaskan perkiraan, dugaan, dan percobaan-percobaan. Memang tidak perlu dibantah bahwa banyak orang sakit yang tidak merasakan manfaat pengobatan Nabawi, karena yang bisa mendapatkan manfaat pengobatan Nabawi adalah siapa yang mau menerimanya dengan percaya dan yakin akan diperolehnya kesembuhan. Ia menerimanya dengan sepenuh hati, dengan keimanan dan kepatuhan. Al-Quran yang merupakan penyembuh apa yang ada di dalam hati ini, jika tidak diterima dengan penerimaan sepenuh hati, juga tidak akan bisa mewujudkan kesembuhan hati dari berbagai macam penyakitnya, bahkan tidak menambahkan kepada orang-oran

Antara Pengobatan Nabawi dan Pengobatan Konvensional | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Antara Pengobatan Nabawi dan Pengobatan Konvensional Istilah thibb, dalam bahasa Arab, digunakan untuk menyebut beberapa makna, di antaranya: 1. Perbaikan. Anda mengatakan, "Thobabtuhu", maka itu artinya, "Saya memperbaikinya." 2. Kelembutan dan pengaturan. Kadang, seseorang dinyatakan, "Thobba bil umur." (46) 3. Kecerdasan. Jauhari berkata, "Orang-orang Arab biasa menyebut siapa pun yang cerdas dengan sebutan thobib." Abu 'Ubaid berkata, "Asal istilah thibb adalah kecerdasan dan keterampilan tentang sesuatu. Bila seseorang disebut sebagai thobib adalah jika ia seorang yang cerdas dan ahli, meskipun bukan dalam urusan pengobatan orang sakit." Yang lain mengatakan, "Seseorang disebut thobib, artinya ia cerdas. Ia disebut thobib karena kecerdasannya." 4. Kebiasaan. Dikatakan "Laisa bi thibbi", artinya, "bukan kebiasaanku." 5. Sihir. Dikatakan, &quo

Klasifikasi Penyakit | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Tabib dan Metode Pengobatan Klasifikasi Penyakit Penyakit diklasifikasikan menjadi dua, yaitu penyakit hati dan penyakit badan. Adapun pengobatan yang merupakan sarana kesembuhan hanya satu klasifikasi, yaitu pengobatan Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, yaitu wahyu yang berasal dari Ath-Thobib (43) kepada Al-Habib shollallohu 'alaihi wa sallam. (44) Ibnu Qoyyim (rohimahulloh) berkata, "Ada orang yang mengatakan, 'Apa kaitan ajaran Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dengan persoalan ini, penjelasan tentang khasiat obat-obatan, prinsip-prinsip penyembuhan, dan penanganan urusan kesehatan?!' Pertanyaan ini mencerminkan kekurangpahaman tentang ajaran dan petunjuk yang dibawa oleh Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam. Pemahaman yang baik tentang Alloh dan Rosul-Nya, merupakan karunia yang dianugerahkan oleh Alloh kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Saya telah sampaikan kepada Anda tentang tiga prin

Pengobatan Nabawi (Thibbun Nabawi) | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Tabib dan Metode Pengobatan Pengobatan Nabawi (Thibbun Nabawi) Pengobatan Nabawi adalah metode pengobatan yang dijelaskan oleh Nabi shollallohu'alaihi wa sallam kepada orang yang mengalami sakit tentang apa yang beliau ketahui berdasarkan wahyu. Metode pengobatan ini sangat meyakinkan untuk menjadi sebab kesembuhan, sedangkan pengobatan lain lebih banyak merupakan hipotesis (dugaan). Pengobatan ini bersandar kuat kepada akidah Islamiyah yang menyatakan bahwa Alloh adalah pemilik alam semesta ini, bahwa di tangan Alloh terletak kesembuhan. Dia yang memberikan kesembuhan kepada manusia. Ketika Ibrohim mengatakan, "Jika aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku." (Asy-Syu'aro` [26]: 80), tidak lain pernyataan ini merupakan penegasan tentang hakikat dan akidah yang seyogyanya tidak hilang dari hati setiap muslim. Jangan pula hilang dari pemikiran setiap muslim ingatan tentang hadits Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam

Tabib dan Metode Pengobatan | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3 Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi Dengan nama Alloh dan dengan memuji-Nya, saya akan menyampaikan kepada Anda materi-materi ilmiah yang berasal dari Sunnah Nabi yang shohih, pemahaman para sahabat, dan penafsiran para ulama yang dikenal kesholihan mereka. Agar hati menjadi mantap dan berucap mengakui kebenaran Alloh 'Azza wa Jalla dan kebenaran Rosul-Nya shollallohu 'alaihi wa sallam. Kami menggabungkan materi-materi ilmiah ini dengan beberapa riset medis, dalam rangka meneladani apa yang dikatakan oleh "bapak para Nabi", Ibrohim ('alaihis salam), dalam perkataannya yang dimuat dalam ayat berikut, "Dan (ingatlah) ketika Ibrohim berkata, 'Ya Robbi, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.' Alloh berfirman, 'Belum yakinkah kamu?' Ibrohim menjawab, 'Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)'..." (Al-Baqoroh [2]: 260) Sholawat semoga senantiasa dilimpahkan k

Kewajiban Mengagungkan Allah | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 67 Kewajiban Mengagungkan Allah Allah Ta'ala berfirman, "Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Az Zumar: 67) Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu menuturkan bahwa salah seorang rahib (pendeta, -ed.-) yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan: "Wahai Muhammad, kami mendapatkan (dalam Taurat, -pent) bahwa Allah akan meletakkan langit di atas satu jari, bumi yang berlapis-lapis di atas satu jari, pepohonan di atas satu jari, air di atas satu jari, tanah di atas satu jari dan seluruh makhluk di atas satu jari. Allah lantas berfirman, 'Aku adalah Penguasa...'" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum hi

Tindakan Preventif Rasulullah untuk Menjaga Tauhid | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 66 Tindakan Preventif Rasulullah untuk Menjaga Tauhid Abdullah bin Asy Syikhir radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa tatkala dirinya ikut pergi bersama delegasi Bani 'Amir untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami mengatakan, "Engkau adalah sayyid (tuan) kami." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) lantas bersabda, "Sayyid yang sebenarnya adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala." Kami berkata, "Engkau adalah orang yang paling mulia dan kaya di antara kami." Beliau bersabda, "Kalian boleh mengucapkan semua perkataanmu tadi atau sebagiannya saja. Jangan sampai kalian terseret oleh setan." (Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 4806, Nasa'i dalam kitab Al Kubra 10076) Anas radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa orang-orang mengatakan, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik di antara kami dan putera oran

Meminta Allah Sebagai Perantara Kepada Makhluk | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 65 Meminta Allah Sebagai Perantara Kepada Makhluk Jubair bin Muth'im menuturkan bahwa ada seorang badui mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, orang-orang telah melemah, anak isteri kelaparan dan harta benda telah musnah. Mintakanlah kami hujan kepada Rabb-mu. Sesungguhnya kami meminta Allah sebagai perantara kepadamu dan memintamu sebagai perantara kepada Allah." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Mahasuci Allah! Mahasuci Allah!" Beliau terus bertasbih, sehingga para sahabat takut sekiranya beliau shallallahu 'alaihi wa sallam marah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda, "Aku kasihan kepadamu, apakah engkau tidak mengetahui siapa itu Allah? Sesungguhnya kedudukan Allah itu lebih tinggi daripada apa yang kamu ucapkan. Allah tidak boleh dijadikan perantara kepada salah seo

Larangan Bersumpah Mendahului Allah | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 64 Larangan Bersumpah Mendahului Allah Jundab bin Abdillah radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Ada seseorang berkata, 'Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si Fulan.' Allah Subhanahu wa Ta'ala lantas berfirman, 'Siapakah yang telah bersumpah mendahului-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si Fulan? Sungguh, Aku telah mengampuni si Fulan dan menghapuskan amal kebajikanmu.'" (HR. Muslim 2621) Diriwayatkan dari Abu Hurairah (radhiyallahu 'anhu) bahwa orang yang mengucapkan demikian itu adalah seorang ahli ibadah. Abu Hurairah berkomentar, "Dia telah mengucapkan perkataan yang bisa membinasakan dunia dan akhiratnya." Kandungan Bab 1. Larangan untuk bersumpah mendahului Allah. 2. Neraka lebih dekat kepada kita daripada tali sandal kita sendiri. 3. Surga juga lebih dekat kepada

Perjanjian Allah dan Nabi-Nya | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 63 Perjanjian Allah dan Nabi-Nya Allah Ta'ala berfirman, "Tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah (kalian) itu, sesudah meneguhkannya karena kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui yang kalian perbuat." (QS. An Nahl: 91) Buraidah radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat komandan batalyon atau peleton, maka beliau memberikan wasiat secara khusus kepadanya agar bertakwa kepada Allah dan bersikap baik kepada kaum muslimin yang menyertainya. Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Berperanglah di jalan Allah dengan tetap memohon pertolongan-Nya. (Mohon pertolongan Allah dan tetap ikhlas kepada-Nya, -ed.) Perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah. Seranglah, tetap

Larangan Banyak Bersumpah | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 62 Larangan Banyak Bersumpah Allah Ta'ala berfirman, "Jagalah sumpah kalian." (QS. Al Maidah: 89) Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa dirinya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sumpah itu dapat melariskan barang dagangan akan tetapo dapat menghilangkan berkah usaha." (HR. Bukhari 2087, Muslim 1606) Salman radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tiga orang yang tidak diajak bicara dan tidak disucikan oleh Allah serta akan mendapatkan siksa yang pedih adalah; orang yang telah beruban (karena umurnya yang sudah tua, -pent) yang melakukan zina, orang miskin yang sombong dan orang yang menjadikan Allah sebagai barang dagangannya, yaitu orang yang tidak melakukan jual beli kecuali dengan bersumpah atas Nama Allah." (HR. Thabrani dengan sanad yang s

Azab Bagi Para Perupa Makhluk Bernyawa | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 61 Azab Bagi Para Perupa Makhluk Bernyawa Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Ta'ala berfirman, 'Siapakah orang yang lebih aniaya daripada orang yang bermaksud menciptakan seperti ciptaan-Ku. (Kalau bisa, -pent) ciptakanlah seekor semut, ciptakanlah sebutir biji atau ciptakanlah sehelai rambut saja." (HR. Bukhari 5953, Muslim 2111) Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang yang membuat penyerupaan dengan makhluk Allah." (HR. Bukhari 5953, Muslim 2107) Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Berprasangka Buruk Kepada Allah | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 59 Berprasangka Buruk Kepada Allah Allah Ta'ala berfirman, "Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka mengatakan, 'Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?' Katakanlah, 'Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.' Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu. Mereka berkata, 'Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.' Katakanlah, 'Sekiranya kalian berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.' Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dada kalian dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian. Allah Maha Mengetahui isi hati." (QS.

Larangan Mencaci Maki Angin | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 58 Larangan Mencaci Maki Angin Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian mencaci-maki angin. Jika kalian melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, berdo'alah اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ, وَخَيْرِ مَافِيْهَا, وَخَيْرِ مَاأُمِرَتْ بِهِ, وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ, وَشَرِّ مَافِيْهَا, وَشَرِّ مَاأُمِرَتْ بِهِ Allaahumma innaa nas-aluka min khairi hadzihir riihi, wa khairi maa fiihaa, wa khairi maa umirat bihi, wa na'uudzu bika min syarri hadzihir riihi, wa syarri maa fiihaa, wa syarri maa umirat bihi. 'Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang terkandung dalam angin ini dan kebaikan yang telah diinstruksikan kepadanya. Kami berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini, kejelekan yang terkandun

Berandai-andai | Kitab Tauhid

At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah Bab 57 Berandai-andai Allah Ta'ala berfirman, "Mereka berkata, 'Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.'" (QS. Ali Imran: 154) "Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, 'Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.'" (QS. Ali Imran: 168) Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu dan memintalah pertolongan kepada Allah serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Apabila kamu ditimpa suatu kegagalan, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya aku berbuat demikian dan demikian,' akan tetapi ucapkanlah, قَدَّرَ ﷲُ وَمَاشَاءَ

Permohonan dengan Menyebut Wajah Allah | Kitab Tauhid

Bab 56 Permohonan dengan Menyebut Wajah Allah Tidak boleh memohon sesuatu dengan menyebut Wajah Allah kecuali hanya Surga. Jabir radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak boleh dimohon dengan menyebut Wajah Allah kecuali Surga." (HR. Abu Dawud 1671, Baihaqi 4/199) Kandungan Bab 1. Larangan memohon sesuatu dengan menyebut Wajah Allah kecuali Surga. 2. Penetapan sifat wajah bagi Allah. ===== Maraji'/ Sumber: Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.

Larangan Menolak Permohonan Orang yang Meminta Atas Nama Allah | Kitab Tauhid

Bab 55 Larangan Menolak Permohonan Orang yang Meminta Atas Nama Allah Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang meminta perlindungan dengan menyebut Nama Allah, maka lindungilah. Barangsiapa yang meminta sesuatu dengan menyebut Nama Allah, maka berilah (apa yang dia minta, -ed.-). Jika ada orang yang mengundang kalian maka datangilah. Apabila ada orang yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah dia. Bila kalian tidak memiliki sesuatu untuk membalasnya maka do'akanlah dia sampai kalian merasa sudah cukup untuk membalas kebaikannya." (Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 1672, 1509, Nasa'i 5/61, dan Ahmad 2/68, 99) Kandungan Bab 1. Perintah memberikan perlindungan kepada orang yang memohon perlindungan dengan menyebut Nama Allah. 2. Perintah untuk mendatangi undangan. 3. Perintah untuk membalas kebaikan orang lain. 4. Perintah untuk mendo'akan orang yang telah berbuat baik k

Jangan Mengatakan "Hambaku" ('Abdi, Amati) | Kitab Tauhid

Bab 54 Jangan Mengatakan "Hambaku" ('Abdi, Amati) Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian mengucapkan (kepada sahaya, -ed.), 'Siapkan makan untuk rabb kamu (gustimu) dan ambilkan air wudhu untuk rabb kamu (gustimu),' akan tetapi ucapkanlah, 'Sayyidi (tuanku) dan maulaya (tuanku).' Jangan pula mengucapkan, ''Abdi (hambaku laki-laki) dan amati (hambaku perempuan),' akan tetapi ucapkanlah, 'Fataya, fatati atau ghulami (169).'" (HR. Bukhari 2552 dan Muslim 2249) Kandungan Bab 1. Larangan mengucapkan, "'Abdi (hambaku laki-laki) dan amati (hambaku perempuan)." 2. Seorang budak tidak boleh mengatakan, "Rabbku (gustiku)," dan tidak boleh menyuruhnya dengan mengucapkan, "Jamulah rabbmu (gustimu)." 3. Pengajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terh

Ucapan "Ya Allah Ampunilah Aku Jika Engkau Menghendaki" | Kitab Tauhid

Bab 53 Ucapan "Ya Allah Ampunilah Aku Jika Engkau Menghendaki" Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian mengucapkan, 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepadaku jika Engkau menghendaki.' Hendaknya dia memantapkan permintaannya karena sesungguhnya Allah tidak ada sesuatu yang bisa memaksa-Nya untuk melakukan sesuatu." (HR. Bukhari 6339 dan Muslim 2679) Dalam riwayat Imam Muslim (no. 2679) dikatakan, "Hendaknya dia memperbesar harapannya, karena Allah tidak merasa kesulitan dengan sesuatu yang akan Dia berikan." Kandungan Bab 1. Larangan berdo'a dengan mengucapkan, "Jika Engkau menghendaki." 2. Dijelaskan sebab larangan mengucapkan perkataan tersebut. 3. Makna sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Hendaklah

Larangan Mengucapkan "As Salamu 'Alallah" | Kitab Tauhid

Bab 52 Larangan Mengucapkan "As Salamu 'Alallah" Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Tatkala kami mengerjakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami mengucapkan, 'As salamu 'alallahi min 'ibadihi, As salamu 'ala fulan wa fulan.' (Semoga keselamatan dari hamba-hamba-Nya tercurahkan kepada Allah. Semoga keselamatan tercurahkan kepada si Fulan dan Fulan). Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) lantas menegur, 'Janganlah kalian mengucapkan, 'As salamu 'alallah,' karena sesungguhnya Allah itu As Salam (Maha Pemberi Keselamatan).'" (HR. Bukhari 835 dan Muslim 402) Kandungan Bab 1. Pengertian as salam. 2. As salam adalah bentuk ucapan selamat. 3. Ucapan selamat seperti ini tidaklah tepat kalau ditujukan kepada Allah. 4. Alasan larangan dalam permasalahan ini. 5. Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) telah mengajarkan bentuk pe

Menyelewengkan Nama-nama Allah | Kitab Tauhid

Bab 51 Menyelewengkan Nama-nama Allah Allah Ta'ala berfirman, "Hanya milik Allah asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al A'raf: 180) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa dalam menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya." Ibnu Abbas mengatakan, "Mereka telah berbuat syirik (dalam nama-nama Allah, -pent)." Ibnu Abbas mengatakan, "Orang-orang itu menamakan Al Lata dari kata Al Ilah dan Al 'Uza dari Al 'Izzah." Al A'masy mengatakan, "Mereka menamakan Allah dengan nama-nama yang tidak ditetapkan-Nya." Kandungan Bab 1. Kewajiban untuk menetapkan nama-nama Allah (sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya). 2. Nama-nam

Nama yang Dilarang | Kitab Tauhid

Bab 50 Nama yang Dilarang Allah Ta'ala berfirman, "Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka kedua orang itu menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada kedua orang itu. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al A'raf: 190) Ibnu Hazm berkata, "Para ulama sepakat tentang keharaman pemakaian nama yang diperhambakan kepada selain Allah, misalnya; Abdu Amr, Abdul Ka'bah dan sebagainya, kecuali Abdul Muthalib. Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Abbas berkata, "Setelah Nabi Adam menggauli isterinya, ia pun hamil. Iblis lantas mendatangi isteri Nabi Adam dan berkata, 'Sungguh, aku adalah teman kalian berdua yang telah mengeluarkan kalian dari Surga. Oleh karena itu taatlah kepadaku, kalau tidak niscaya akan kujadikan anakmu memiliki dua tanduk seperti rusa sehingga akan keluar dari perutmu dan merobeknya. Sungguh, aku akan melakukannya." Demikianlah, iblis menakut-nak

Kufur Nikmat | Kitab Tauhid

Bab 49 Kufur Nikmat Allah Ta'ala berfirman, "Jika Kami mengaruniakan rahmat dari Kami kepadanya setelah ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, 'Ini adalah hak milikku. Aku tidak yakin bahwa hari Kiamat akan datang. Jika aku dikembalikan kepada Rabbku, maka aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya.' Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir tentang amal perbuatan mereka dan Kami juga akan menimpakan siksa yang mengerikan kepada mereka." (QS. Fushilat: 50) Mujahid menafsirkan, "Ayat di atas berkenaan dengan orang yang mengatakan, 'Ini adalah hasil usahaku dan aku memang berhak terhadap hal ini.'" Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Ayat di atas berkenaan dengan orang yang mengatakan, 'Ini datangnya dari diriku sendiri.'" Allah Ta'ala berfirman, "(Qarun) berkata, 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang kumiliki.'" (QS. Al Qashash: 78) Qatadah menafsirkan, "K

Bersenda Gurau dengan Menyebut Allah, Al Qur'an, dan Rasulullah | Kitab Tauhid

Bab 48 Bersenda Gurau dengan Menyebut Allah, Al Qur'an, dan Rasulullah Allah Ta'ala berfirman, "Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok.'" (QS. At Taubah: 65) Ibnu Umar, Muhammad bin Ka'ab dan Zaid bin Aslam menuturkan hadits yang maknanya adalah sebagai berikut: Ketika terjadi perang Tabuk ada seseorang yang berkata, "Aku belum pernah melihat orang seperti para ahli baca Al Qur'an. Mereka adalah orang yang perutnya paling buncit, paling dusta omongannya dan paling pengecut ketika berperang." Yang dimaksud oleh orang itu adalah Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur'an. Auf bin Malik berkata kepadanya, "Omong kosong, engkau adalah orang munafik. Sungguh, a

Memuliakan Nama-nama Allah | Kitab Tauhid

Bab 47 Memuliakan Nama-nama Allah Dalam rangka memuliakan nama-nama Allah kita diperintahkan untuk merubah nama (yang sekiranya dengan pemakaian nama tersebut akan berarti merendahkan Allah, -pent). Dahulu kala Abu Syuraih radhiyallahu 'anhu berkun-yah (nama panggilan yang dinisbatkan kepada anak, -pent.-) Abul Hakam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda kepadanya, "Allah itu adalah Al Hakam dan segala hukum itu diserahkan kepadanya." Abu Syuraih berkata, "Jika kaumku berselisih, maka mereka mendatangiku dan aku pun memutuskan perkara mereka sehingga kedua belah pihak pun bisa menerimanya." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Alangkah baiknya hal ini. Apakah engkau memiliki anak?" Dia menjawab, "Syuraih, Muslim dan Abdullah." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bertanya, "Siapakah yang paling tua di antara mereka?" Dia menjawab, "Syuraih." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam)