Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Surat Al-Baqarah Ayat 133-134 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 133-134 (2) Islam adalah agama seluruh Nabi, walaupun syari'atnya berbeda-beda dan manhaj (metode) mereka pun berlainan. Firman Allah Ta'ala: "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Aku, maka beribadahlah kepada-Ku." (QS. Al-Anbiyaa': 25) Banyak ayat-ayat al-Qur-an dan juga hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang membahas masalah ini, di antaranya sabda beliau: "Kami para Nabi adalah anak-anak yang berlainan ibu, sedangkan agama kami adalah satu." (539) Selanjutnya firman Allah Ta'ala, "Itu adalah umat yang telah lalu," artinya telah lewat, "Baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang telah kamu usahakan." Maksudnya, sesungguhnya pengakuan kalian sebagai anak ketur

Surat Al-Baqarah Ayat 133-134 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 133-134 Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu ibadahi sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Rabb-mu dan Rabb nenek moyangmu, Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang Mahaesa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS. 2: 133) Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tenta apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 2: 134) JANJI YANG DIAMBIL YA'QUB DARI ANAK-ANAKNYA MENJELANG KEMATIANNYA Allah سبحانه وتعالى berfirman sebagai argumen atas orang-orang musyrik Arab dari keturunan Isma'il dan juga atas orang-orang kafir dari keturunan Israil (nama lain dari Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim عليه السلام) bahwa ketika kematian

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 (5) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (5) KEWAJIBAN BERPEGANG KEPADA TAUHID HINGGA MATI Firman Allah عزوجل: "Ibrahim berkata, 'Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.'" Maknanya, berbuat baiklah kalian semasa hidup ini, dan tetaplah pada agama ini, niscaya Allah Ta'ala akan menganugerahkan kematian dalam keadaan Islam kepada kalian. Karena pada umumnya, seseorang itu akan meninggal dunia sesuai dengan agama yang diyakini selama hidupnya dan juga akan dibangkitkan dalam agama yang dianutnya itu. Dan Allah telah menetapkan Sunnah-Nya, bahwa siapa yang menghendaki kebaikan, dia akan diberikan taufiq dan dimudahkan untuk mencapainya. Dan barangsiapa berniat kepada suatu amal shalih, maka ia akan diteguhkan padanya. Sunnatullah di atas tidak bertentangan dengan keterangan dala

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (4) Dan nampaknya, wallaahu a'lam, dapat disimpulkan bahwa Ishaq dikaruniai anak, yaitu Ya'qub ketika Ibrahim dan Sarah masih hidup. Karena kabar gembira yang diberikan kepada Ibrahim mencakup keduanya, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, "Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub." (QS. Huud: 71) Dan ada pula yang mmebaca nashab kata يَعْقُوْبَ dengan menghilangkan harf khafidh. Kalaulah Ya'qub belum lahir pada masa keduanya (Ibrahim dan Sarah) hidup, tentu tidak ada faedah yang besar dalam menyebutkannya sebagai deretan anak keturunan Ishaq. Dan juga Allah telah berfirman dalam surat al-'Ankabuut: "Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian dan al-Kitab pada keturunannya." (QS. Al-Ankabuut: 27) D

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (3) Kemudian firman Allah, "Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: 'Tunduk patuhlah!' Ibrahim menjawab, 'Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.'" Yakni, Allah Ta'ala memerintahkannya untuk ikhlas, tunduk, dan patuh kepada-Nya. Maka Ibrahim pun memenuhi perintah itu sesuai dengan syari'at dan ketetapan-Nya. Adapun firman Allah selanjutnya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub." Maksudnya, Ibrahim telah mewasiatkan agama ini (Islam). Atau, dhamir (kata ganti pada lafazh بِهَا) itu kembali kepada lafazh كَلِمَةً (kalimat yang diucapkan Ibrahim) yang tersebut dalam firman-Nya, "Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam." Karena kesungguhan mereka memeluk Islam dan kecintaan mereka kepadanya, maka mereka benar-benar memeliharanya sampai akhir hayat. Me

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (2) Dan Allah juga berfirman: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang menyekutukan (Rabb), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih." (QS. An-Nahl: 120-122) Oleh karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman: "Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri." Artinya, benci kepada jalan dan cara hidup Nabi Ibrahim dan menyelisihinya. Hal itu berarti ia telah menzhalimi dirinya sendiri dengan kebodohannya itu dan buruknya perhatian mereka dengan meninggalkan kebenaran dan memilih kese

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 130-132 Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang yang shalih.(QS. 2: 130) Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab, "Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam." (QS. 2:131) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula kepada Ya'qub, (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2: 132) TIDAK ADA YANG MEMBENCI MILLAH (AGAMA) IBRAHIM KECUALI ORANG-ORANG YANG BODOH Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى berfirman untuk membantah orang-orang kafir atas berbagai perkara baru yang mereka ada-adakan berupa syirik kepada-

Surat Al-Baqarah Ayat 129 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 129 (2) TAFSIR (KATA) AL-KITAB DAN AL-HIKMAH Firman Allah Ta'ala: "Dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab," yakni al-Qur-an, "Dan al-Hikmah," yakni as-Sunnah. Pendapat ini dikemukakan oleh al-Hasan al-Bashri, Qatadah, Muqatil bin Hayyan, Abu Malik, dan lain-lain. (531) Ada juga yang menafsirkan "al-hikmah" dengan pemahaman terhadap agama. Dan keduanya tidak saling bertentangan. Firman-Nya, "Dan menyucikan mereka," 'Ali bin Abi Thalhah menceritakan dari Ibnu 'Abbas, "Yakni ketaatan kepada Allah Ta'ala." (532) Sedangkan firman-Nya, "Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Mahabijaksana," yakni Dia-lah al-'Aziiz, yaitu yang tidak dikalahkan oleh sesuatu pun, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia-lah al-Hakim, yaitu Yang Mahabijaksana dalam setiap perbuatan dan ucapan-Nya. Deng

Surat Al-Baqarah Ayat 129 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 129 Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur-an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. 2: 129) AL-KHALIIL IBRAHIM عليه السلام BERDO'A KEPADA ALLAH MEMOHON PENGUTUSAN NABI صلى الله عليه وسلم Allah سبحانه وتعالى berfirman: "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan menyampaikan kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya adalah Ahmad (Muhammad)." (QS. Ash-Shaff: 6) (Inilah latar belakang mengapa) Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam hadits yang telah berlalu (528): "(Diutusnya aku berawal dari) do'a ayahku, Ibrahim عليه السلام dan

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (21) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (21) TAFSIR MANASIK Firman Allah, (وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا) "Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami." Sa'id bin Manshur berkata, "Telah mengabarkan kepada kami 'Atab bin Basyir dari Khushaif dari Mujahid, ia mengatakan bahwa Nabi Ibrahim berkata, 'Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami.' Maka turunlah malaikat Jibril, lalu mendatangi Baitullah dan berkata, "Tinggikanlah pondasinya.' Maka Nabi Ibrahim pun meninggikan pondasinya lalu menyelesaikan pembangunannya. Kemudian Jibril menuntun tangannya dan membawanya ke bukit Shafa lalu berkata, 'Ini merupakan syi'ar-syi'ar Allah.' Kemudian Jibril membawanya ke bukit Marwah dan berkata, "Ini merupakan syiar-syiar Allah.' Kemudian Jibril membawanya ke arah Mina. Ketika sampai

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (20) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (20) DO'A AL-KHALIL Tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menceritakan do'a Ibrahim dan Isma'il 'alaihis salam: رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا اُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ "Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang," Ibnu Jarir mengatakan bahwa maksud keduanya adalah, "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mematuhi perintah-Mu, tunduk mentaati-Mu, serta tidak menyekutukan-Mu dengan seorang pun di dalam ketaatan dan dalam beriba

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (19) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (19) SEORANG HABASYI (BUDAK HABASYAH/ETHIOPIA) AKAN MENGHANCURKAN KA'BAH MENJELANG HARI KIAMAT Hal itu telah ditegaskan dalam kitab Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ka'bah itu akan dihancurkan oleh Dzus Suwaiqatain (pemilik kaki seperti huruf o) dari Habasyah (Ethiopia)." Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (520) Dan diriwayatkan dari Ibnu 'Ababs radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seakan-akan aku mengenalnya seperti orang berkulit hitam yang berkaki pengkor. Dia melepaskan batu Ka'bah satu demi satu." (HR. Al-Bukhari)(521) Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam Musnadnya dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu, ia

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (18) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (18) Sebaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari 'Abdullah bin 'Ubaid ia berkata, "Al-Harits bin 'Abdillah datang menemui 'Abdul Malik bin Marwan pada masa kekhalifahannya. 'Abdul Malik berkata, "Menurut dugaanku Abu Khabaib -yakni Ibnuz Zubair- tidak mendengar hal itu dari 'Aisyah. Ia hanya mengatakan telah mendengarnya dari 'Aisyah." Al-Harits berkata, "Bahkan aku mendengarnya langsung dari 'Aisyah." 'Abdul Malik berkata, "Apa yang engkau dengar darinya?" Al-Harits berkata, "Aku dengar ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya kaummu menganggap pembangunan Ka'bah belum sempurna. Kalaulah bukan karena mereka baru saja keluar dari kemusyrikan, niscaya aku akan melanjutkan pembangunan yang mereka tinggalkan. Jika nan

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (17) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (17) Setelah Ibnuz Zubair terbunuh, al-Hajjaj menulis surat kepada 'Abdul Malik untuk meminta izin kepadanya dan mengabarkan bahwa Ibnuz Zubair telah melakukan pembangunan di atas pondasi berdasarkan persaksian penduduk Makkah yang bisa dipercaya. 'Abdul Malik menulis surat kepadanya: "Sesungguhnya kami tidak mau ikut campur atas perbuatan kotor Ibnuz Zubair! Adapun penambahan tinggi Ka'bah, aku menyetujuinya. Sedangkan penambahan tinggi Hijir Isma'il, maka kembalikanlah ia kepada bentuk semula. Dan tutuplah pintu keluar yang dibuat olehnya." Maka al-Hajjaj membongkar dan mengembalikannya kepada bentuknya semula." (517) An-Nasa-i telah meriwayatkannya dalam Sunannya, dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuma bagian yang marfu' saja (518) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, namun ia tidak menyebutkan

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (16) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Al-Baqarah, Ayat 125-128 (16) Ibnuz Zubair berkata, "Kalaulah rumah salah seorang dari kalian terbakar tentu ia ingin memperbaharuinya. Bagaimana pula dengan rumah Rabb kalian!? Aku akan beristikharah tiga kali. Aku berkeinginan kuat membongkarnya." Setelah Ibnuz Zubair beristikharah tiga kali dan bertekad membongkarnya, orang-orang tetap tidak ada yang berani memulainya. Mereka takut akan turunnya adzab dari langit kepada orang yang pertama kali memulainya. Akhirnya seorang laki-laki menaiki Ka'bah lalu membongkar sebuah batu. Ketika melihat tidak terjadi sesuatu pada lelaki itu, orang-orang pun berduyun-duyun membongkarnya hingga rata dengan tanah. Untuk sementara waktu Ibnuz Zubair membuat tiang-tiang lalu menutupnya dengan tirai. Setelah dinding Ka'bah sudah agak tinggi, Ibnuz Zubair berkata, "Sesungguhnya aku mendengar 'Aisyah radhiyallahu