AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (2)
Dan Allah juga berfirman:
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang menyekutukan (Rabb), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih." (QS. An-Nahl: 120-122)
Oleh karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman: "Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri." Artinya, benci kepada jalan dan cara hidup Nabi Ibrahim dan menyelisihinya. Hal itu berarti ia telah menzhalimi dirinya sendiri dengan kebodohannya itu dan buruknya perhatian mereka dengan meninggalkan kebenaran dan memilih kesesatan. Mereka menyalahi jalan orang yang sudah dipilih oleh Allah عزوجل di dunia untuk memberi petunjuk dan bimbingan sejak ia (Ibrahim) masih muda hingga ia dijadikan Allah sebagai khalil (kekasih)-Nya. Dan di akhirat kelak, ia termasuk orang-orang yang shalih dan bahagia.
Maka adakah kebodohan yang lebih parah dari orang yang meninggalkan jalan Nabi Ibrahim dan agamanya lalu mengikuti jalan kesesatan? Atau adakah kezhaliman yang lebih berat darinya? Padahal Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya kemusyrikan (menyekutukan Allah) itu benar-benar merupakan kezhaliman yang sangat besar." (QS. Luqman: 13)
Abu 'Aliyah dan Qatadah mengatakan: "Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yahudi yang mengadakan cara baru yang bukan dari sisi Allah serta menyalahi agama Ibrahim yang telah mereka jalankan sebelumnya." (533) Kebenaran tafsir ini diperkuat oleh firman Allah Ta'ala:
"Ibrahim bukanlah seorang yahudi dan bukan (pula) seorang nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman." (QS. Ali 'Imran: 67-68)
===
Catatan Kaki:
533. Ibnu Abi Hatim (I/392)
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (2)
Dan Allah juga berfirman:
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang menyekutukan (Rabb), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih." (QS. An-Nahl: 120-122)
Oleh karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman: "Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri." Artinya, benci kepada jalan dan cara hidup Nabi Ibrahim dan menyelisihinya. Hal itu berarti ia telah menzhalimi dirinya sendiri dengan kebodohannya itu dan buruknya perhatian mereka dengan meninggalkan kebenaran dan memilih kesesatan. Mereka menyalahi jalan orang yang sudah dipilih oleh Allah عزوجل di dunia untuk memberi petunjuk dan bimbingan sejak ia (Ibrahim) masih muda hingga ia dijadikan Allah sebagai khalil (kekasih)-Nya. Dan di akhirat kelak, ia termasuk orang-orang yang shalih dan bahagia.
Maka adakah kebodohan yang lebih parah dari orang yang meninggalkan jalan Nabi Ibrahim dan agamanya lalu mengikuti jalan kesesatan? Atau adakah kezhaliman yang lebih berat darinya? Padahal Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya kemusyrikan (menyekutukan Allah) itu benar-benar merupakan kezhaliman yang sangat besar." (QS. Luqman: 13)
Abu 'Aliyah dan Qatadah mengatakan: "Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yahudi yang mengadakan cara baru yang bukan dari sisi Allah serta menyalahi agama Ibrahim yang telah mereka jalankan sebelumnya." (533) Kebenaran tafsir ini diperkuat oleh firman Allah Ta'ala:
"Ibrahim bukanlah seorang yahudi dan bukan (pula) seorang nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman." (QS. Ali 'Imran: 67-68)
===
Catatan Kaki:
533. Ibnu Abi Hatim (I/392)
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.