Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (20) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah

Al-Baqarah, Ayat 125-128 (20)

DO'A AL-KHALIL

Tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menceritakan do'a Ibrahim dan Isma'il 'alaihis salam:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا اُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

"Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang," Ibnu Jarir mengatakan bahwa maksud keduanya adalah, "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mematuhi perintah-Mu, tunduk mentaati-Mu, serta tidak menyekutukan-Mu dengan seorang pun di dalam ketaatan dan dalam beribadah." (524)

'Ikrimah mengatakan, (رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ) "Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu," Allah berfirman: "Aku telah melakukannya." (وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا اُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ) "Dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu," maka Allah berfirman: "Aku telah melakukannya (mengabulkan do'anya)."

Inilah do'a yang dipanjatkan oleh Ibrahim dan Isma'il 'alaihis salam, sebagaimana diberitakan oleh Allah 'Azza wa Jalla mengenai hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan beriman dalam firman-Nya,

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَاهَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

"Dan orang-orang yang mengatakan, 'Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqaan: 74)

Hal ini sangat dianjurkan secara syar'i, karena sebagian dari kesempurnaan cinta dalam ibadah kepada Allah Ta'ala adalah penuh harap agar anak keturunannya pun beribadah hanya kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Oleh karena itu, tatkala Allah Ta'ala berfirman kepada Ibrahim 'alaihis salam: (اِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا) "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh umat manusia." Maka Ibrahim berkata, (وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَايَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِيْنَ) "Dan saya mohon juga dari keturunanku." Allah berfirman: "Janji-Ku ini tidak akan mengenai orang-orang yang zhalim.'" Karena itu Nabi Ibrahim berdo'a lagi: (وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ اَنَّعْبُدَ الأَصْنَامَ) "Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala." (QS. Ibrahim: 35)

Dan dalam kitab Shahiih Muslim disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo'akannya." (525)

===

Catatan kaki:

524. Ath-Thabari (III/73).

525. Muslim (III/1255). [(No. 2682)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog