AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (5)
KEWAJIBAN BERPEGANG KEPADA TAUHID HINGGA MATI
Firman Allah عزوجل: "Ibrahim berkata, 'Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.'" Maknanya, berbuat baiklah kalian semasa hidup ini, dan tetaplah pada agama ini, niscaya Allah Ta'ala akan menganugerahkan kematian dalam keadaan Islam kepada kalian. Karena pada umumnya, seseorang itu akan meninggal dunia sesuai dengan agama yang diyakini selama hidupnya dan juga akan dibangkitkan dalam agama yang dianutnya itu. Dan Allah telah menetapkan Sunnah-Nya, bahwa siapa yang menghendaki kebaikan, dia akan diberikan taufiq dan dimudahkan untuk mencapainya. Dan barangsiapa berniat kepada suatu amal shalih, maka ia akan diteguhkan padanya.
Sunnatullah di atas tidak bertentangan dengan keterangan dalam hadits shahih, yakni sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
"Sesungguhnya (ada) seseorang yang benar-benar mengerjakan amalan penghuni Surga, hingg ajarak antara dirinya dengan Surga tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh al-Kitab (ketentuan takdir yang berada di Lauhul Mahfuzh), maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Neraka, sehingga ia pun masuk Neraka. Dan sesungguhnya (ada pula) seseorang yang benar-benar mengerjakan amalan penghuni Neraka hingga antara dirinya dengan Neraka tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh al-Kitab, maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Surga hingga ia pun masuk Surga." (535)
Karena dalam riwayat lain, hadits ini disebutkan dengan lafazh:
"Ia mengerjakan amalan yang terlihat oleh manusia sebagai amalan penghuni Surga (padahal amalan itu amalan ahli Neraka), dan ada juga yang mengerjakan suatu amalan yang terlihat oleh manusia sebagai amalan penghuni Neraka (padahal amalan itu adalah amalan ahli Surga)." (536)
Dan Allah Ta'ala telah berfirman:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (QS. Al-Lail: 5-10)
===
Catatan Kaki:
535. Fat-hul Baari (VI/105). [Al-Bukhari (no. 3332), Muslim (no. 2643)].
536. [Al-Bukhari (no. 2898), kitab al-Jihaad, Muslim (no. 112), kitab al-Iimaan].
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (5)
KEWAJIBAN BERPEGANG KEPADA TAUHID HINGGA MATI
Firman Allah عزوجل: "Ibrahim berkata, 'Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.'" Maknanya, berbuat baiklah kalian semasa hidup ini, dan tetaplah pada agama ini, niscaya Allah Ta'ala akan menganugerahkan kematian dalam keadaan Islam kepada kalian. Karena pada umumnya, seseorang itu akan meninggal dunia sesuai dengan agama yang diyakini selama hidupnya dan juga akan dibangkitkan dalam agama yang dianutnya itu. Dan Allah telah menetapkan Sunnah-Nya, bahwa siapa yang menghendaki kebaikan, dia akan diberikan taufiq dan dimudahkan untuk mencapainya. Dan barangsiapa berniat kepada suatu amal shalih, maka ia akan diteguhkan padanya.
Sunnatullah di atas tidak bertentangan dengan keterangan dalam hadits shahih, yakni sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
"Sesungguhnya (ada) seseorang yang benar-benar mengerjakan amalan penghuni Surga, hingg ajarak antara dirinya dengan Surga tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh al-Kitab (ketentuan takdir yang berada di Lauhul Mahfuzh), maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Neraka, sehingga ia pun masuk Neraka. Dan sesungguhnya (ada pula) seseorang yang benar-benar mengerjakan amalan penghuni Neraka hingga antara dirinya dengan Neraka tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh al-Kitab, maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Surga hingga ia pun masuk Surga." (535)
Karena dalam riwayat lain, hadits ini disebutkan dengan lafazh:
"Ia mengerjakan amalan yang terlihat oleh manusia sebagai amalan penghuni Surga (padahal amalan itu amalan ahli Neraka), dan ada juga yang mengerjakan suatu amalan yang terlihat oleh manusia sebagai amalan penghuni Neraka (padahal amalan itu adalah amalan ahli Surga)." (536)
Dan Allah Ta'ala telah berfirman:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (QS. Al-Lail: 5-10)
===
Catatan Kaki:
535. Fat-hul Baari (VI/105). [Al-Bukhari (no. 3332), Muslim (no. 2643)].
536. [Al-Bukhari (no. 2898), kitab al-Jihaad, Muslim (no. 112), kitab al-Iimaan].
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.