Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Apakah pokok perbuatan telah ditakdirkan, sementara manusia diberi kebebasan memilih cara pelaksanaannya? | Qadha' dan Qadar

(5). Fadhilatusy Syaikh ditanya tentang Qadar; apakah pokok perbuatan telah ditakdirkan, sementara manusia diberi kebebasan memilih (punya kebebasan) cara pelaksanaannya? Sebagai contoh, apabila Allah telah mentakdirkan seorang hamba untuk membangun masjid, maka dia pasti membangun masjid, akan tetapi Dia (Allah) membiarkan akalnya untuk memilih cara membangun. Begitu juga, apabila Allah telah mentakdirkan kema'siyatan, maka manusia sudah barang tentu melakukannya, akan tetapi Dia membiarkan akalnya untuk memilih cara melaksanakannya. Ringkasnya, manusia itu diberi kebebasan memilih cara melaksanakan sesuatu yang telah ditakdirkan kepadanya. Apakah ini benar? Beliau menjawab: Masalah ini (Qadar) memang menjadi pusat perdebatan di kalangan umat manusia sejak zaman dahulu. Oleh karena itu, dalam hal ini mereka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu dua kelompok saling kontroversial dan satu kelompok sebagai penengah. Kelompok pertama memandang pada keumuman Qadar Alla

Iman Kepada Qadha' dan Qadar (4) | Qadha' dan Qadar

Kemudian ketahuilah bahwa adanya kesulitan dalam mengimani Qadar (padahal sebenarnya tidak sulit), yaitu pertanyaan seseorang: "Apabila perbuatanku dari Qadar Allah, maka bagaimana saya harus menanggung akibatnya sementara semua itu dari Qadar Allah?" Jawabnya: Hendaknya dikatakan kepadanya: Kamu tidak bisa beralasan melakukan ma'siyat dengan Qadar Allah. Karena Allah tidak memaksamu untuk melakukannya dan ketika kamu dihadapkan kepadanya (ma'siyah) kamu tidak tahu bahwa hal itu ditakdirkan untukmu. Karena manusia tidak mengetahui apa yang ditakdirkan kepadanya kecuali setelah terjadi. Karena itu, kenapa kamu tidak memperkirakan sebelum berbuat bahwa Allah telah mentakdirkan ketaatan kepadamu, sehingga kamu melaksanakannya? Begitu juga dalam hal duniawi, kamu melakukan sesuatu yang kamu anggap ada kebaikannya dan menghindari yang kamu anggap berbahaya. Maka mengapa kamu tidak bersikap demikian dalam urusan akhirat? Saya tidak yakin jika ada seseorang yang sengaja men

Pengaruh Ketenangan Jiwa dalam Penyembuhan Stroke | Jurus Ampuh Atasi Stroke

Hikmah Pengaruh Ketenangan Jiwa dalam Penyembuhan Stroke "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'du: 28) Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran, antara lain: Pertama: Perhatian Islam terhadap ketenangan dan ketenteraman jiwa jauh lebih besar dari kesehatan fisik. Karena kesehatan dan ketenteraman jiwa merupakan kunci dan faktor yang sangat penting untuk meraih kesehatan jasmani, sementara keduanya tidak bisa dipisahkan. Kita bisa dapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhati tenang dan tenteram jarang menderita sakit, begitu juga para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat. Pemerintah telah mengeluarkan UU No. 36, tahun 2009 tentang kesehatan yang di dalamnya dinyatakan: "Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial