Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2019

Surat Al-Baqarah Ayat 159-162 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 159-162 (2) BOLEHNYA MELAKNAT ORANG KAFIR (Pasal) Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal bolehnya melaknat orang-orang kafir. 'Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu dan para pemimpin setelahnya pernah melaknat orang-orang kafir (secara umum), baik dalam qunut maupun di luar qunut. Adapun laknat terhadap orang kafir tertentu (dengan disebut namanya), maka sekelompok ulama berpendapat bahwa dia tidak boleh dilaknat, karena kita tidak tahu akhir hidup yang bagaimana yang akan Allah Ta'ala tentukan baginya. Sebaliknya, sebagian lain membolehkan laknat terhadap orang kafir tertentu. Di dalam kisah seorang yang dibawa ke hadapan Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) dalam keadaan mabuk, Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) menjatuhkan hadd (hukuman/siksa) kepadanya. Lalu seseorang yang berkata, "Semoga Allah melaknatnya

Surat Al-Baqarah Ayat 159-162 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 159-162 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat, (QS. 2:159) kecuali mereka yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 2:160) Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. (QS. 2:161) Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. (QS. 2:162) LAKNAT YANG TERUS-MENERUS BAGI ORANG YANG MENYEMBUNYIKAN HUKUM-HUKUM AGAMA Ini m

Surat Al-Baqarah Ayat 158 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 158 (2) HUKUM SA'I DAN ASALNYA Dalam Shahiih Muslim diriwayatkan sebuah hadits yang panjang dari Jabir radhiyallahu 'anhu. Di dalamnya disebutkan bahwa setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan thawaf di Baitullah, beliau kembali ke rukun (Hajar Aswad), lalu mengusapnya. Kemudian beliau keluar melalui pintu Shafa sambil mengucapkan, "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah." Selanjutnya beliau bersabda, "Aku memulai dengan apa yang dijadikan permulaan oleh Allah." Dan dalam riwayat an-Nasa-i disebutkan: "Mulailah kalian dengan apa yang dijadikan permulaan oleh Allah." (600) Imam Ahmad meriwayatkan dari Habibah binti Abi Tajrah, ia mengatakan: "Aku pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan sa'i antara Shafa dan Marw

Surat Al-Baqarah Ayat 158 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 158 Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:158) MAKNA "TIDAK ADA DOSA BAGI ORANG YANG MENGERJAKAN SA'I ANTARA SHAFA DAN MARWAH" Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Urwah, dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuma, bahwa ia bertanya (kepada 'Urwah), "Bagaimana pendapatmu tentang firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i di antara keduanya." Maka aku

Surat Al-Baqarah Ayat 155-157 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 155-157 (3) KEUTAMAAN ISTIRJA SAAT TERTIMPA MUSIBAH Keterangan tentang pahala istirja', yaitu ucapan, innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun ketika tertimpa musibah telah disebutkan dalam banyak hadits. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah, ia bercerita: "Pada suatu hari, setelah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Salamah mendatangiku, lalu ia menceritakan bahwa ia telah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang membuat aku merasa senang. Beliau bersabda, 'Tidak ada seseorang dari kaum muslimin yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun,' lalu ia berdo'a, 'Allaahumma' jurnii fii mushiibatii wa akhliflii khairan minhaa (Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan berilah

Surat Al-Baqarah Ayat 155-157 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 155-157 (2) Kemudian Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan tentang orang-orang yang bersabar, yang Dia puji dalam firman-Nya, "(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan, 'innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali)." Maksudnya, mereka menghibur diri dengan ucapan ini ketika ujian menimpa mereka. Mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah Ta'ala, serta Allah memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Selain itu, mereka pun meyakini bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan amalan mereka, meskipun hanya sebesar dzarrah (materi yang paling kecil) pada hari Kiamat kelak. Keyakinan ini menjadikan mereka mengakui bahwa dirinya hanyalah seorang hamba di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan mereka akan kembali kepada-Nya kelak di a

Surat Al-Baqarah Ayat 155-157 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 155-157 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. 2:155) (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan. "Sesungguhnya kami adalah milik Alah dan kepada-Nya kami kembali." (QS. 2:156) Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:157) SEORANG MUKMIN KETIKA DIUJI IA BERSABAR DAN MENDAPAT PAHALA Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia akan memberikan cobaan kepada hamba-hamba-Nya, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan mengujimu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antaramu, dan agar Kami menyatakan (baik burukny

Surat Al-Baqarah Ayat 153-154 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 153-154 (2) KEHIDUPAN PARA SYUHADA' Firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup." Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa orang-orang yang mati syahid itu tetap hidup di alam Barzakh dan tetap memperoleh rizki. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Shahiih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada' itu berada di dalam perut burung berwarna hijau yang terbang di Surga ke mana saja yang ia kehendaki. Kemudian ia kembali ke pelita-pelita yang bergantung di bawah 'Arsy. Lalu Rabb-mu melihat mereka kemudian bertanya, 'Apa yang kalian inginkan?' Mereka menjawab, 'Ya Rabb kami, apa yang harus kami inginkan? Sedangkan Engkau telah memberi ka

Surat Al-Baqarah Ayat 153-154 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 153-154 COBAAN BERAT DALAM MENEGAKKAN KEBENARAN, -pent. Hai orang-orang yang beriman,jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 1:153) Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak meyadarinya. (QS. 2:154) KEUTAMAAN SABAR DAN SHALAT Setelah menjelaskan perintah bersyukur, Allah Subhanahu wa Ta'ala pun menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui sabar dan shalat. Sesungguhnya seorang hamba adakalanya mendapat nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana tetapi sabar dalam menghadapinya. Dalam sebuah hadits yang dijelaskan dalamkitab Musnad al-Imam Ahmad, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh menakjubkan uru

Surat Al-Baqarah Ayat 151-152 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 151-152 (4) Dalam firman-Nya, "Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku," Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersyukur kepada-Nya dan dengan rasa syukur itu Dia menjanjikan tambahan kebaikan. Allah Ta'ala berfirman: "Dan (ingatlah juga) tatkala Rabb-mu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat)-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7) Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Raja al-'Atharidi, ia mengatakan, "'Imran bin Hushain keluar menemui kami dengan mengenakan kain yang terbuat dari sutera. Kami belum pernah melihat ia mengenakannya sebelum dan sesudahnya. Lalu ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Surat Al-Baqarah Ayat 151-152 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 151-152 (3) Disebutkan dalam sebuah hadits shahih: "Allah Ta'ala berfirman: 'Barangsiapa mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Dan barangsiapa mengingat-Ku dalam sebuah majelis, niscaya Aku akan mengingatnya dalam majelis yang lebih baik darinya." (586) Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah 'Azza wa Jalla berfirman: 'Wahai anak Adam, jika engkau mengingat-Ku dalam dirimu, maka Aku akan mengingatmu dalam diri-Ku. Dan jika engkau mengingat-Ku di suatu majelis, maka Aku akan mengingatmu di tengah majelis para Malaikat. -Atau Allah berfirman, 'Di tengah majelis yang lebih baik darinya'-. Dan jika engkau mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadamu sehasta. Dan jika engkau mendekat ke

Surat Al-Baqarah Ayat 151-152 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 151-152 (2) Allah Ta'ala berfirman: "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka," dan ayat seterusnya. (QS. Ali 'Imran: 164) Dan Allah mencela orang yang tidak menyadari besarnya nikmat ini, Dia berfirman: "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan." (QS. Ibrahim: 28) Ibnu 'Abbas mengatakan, "Yakni nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." (583) Oleh karena itu, Allah Ta'ala menghimbau orang-orang yang beriman untuk mengakui nikmat tersebut dan menyambutnya dengan mengingat dan be

Surat Al-Baqarah Ayat 151-152 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 151-152 Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu, menyucikan dan mengajarimu al-Kitab (al-Qur'an) dan al-Hikmah (as-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. 2:151) Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. 2:152) DIUTUSNYA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM MERUPAKAN NIKMAT YANG SANGAT BESAR SEHINGGA KITA HARUS SENANTIASA MENGINGAT ALLAH DAN BERSYUKUR KEPADA-NYA Dia Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang telah Dia karuniakan kepada mereka berupa diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah Ta'ala kepada mereka secara jelas. Lalu

Surat Al-Baqarah Ayat 149-150 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 149-150 (2) HIKMAH PEMINDAHAN KIBLAT Firman Allah Ta'ala: "Agar tidak ada hujah manusia atas kamu." Yang dimaksud dengan manusia adalah ahlul kitab. Mereka mengetahui bahwa salah satu sifat umat ini adalah menghadap ke arah Ka'bah sebagai kiblat. Jik akeinginan menghadap kiblat (Ka'bah) itu telah hilang dari sifat umat Islam ini, boleh saja mereka menjadikannya sebagai hujjah atas kaum msulimini. Selain itu, hikmah ayat ini adalah agar mereka tidak berhujjah bahwa kaum muslimin sama dengan mereka dalam hal menghadap ke Baitul Maqdis. Dan tentang firman Allah Ta'ala, "Kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka," maksudnya orang-orang musyrik Quraisy. Sebagian dari mereka menyampaikan argumentasi yang keji namun terpatahkan, yaitu mereka mengatakan, "Sesungguuhnya orang ini (Muhammad) memandang dirinya b

Surat Al-Baqarah Ayat 149-150 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 149-150 Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang har dari Rabb-mu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:149) Dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. (QS. 2:150) MENGAPA MASALAH PENASKHAN KIBLAT DISEBUTKAN SEBANYAK TIGA KALI? Ayat ini merupakan perintah Allah 'Azza wa Jalla yang ketiga untuk menghadap ke Masjidil Haram dari seluruh belahan dunia. Ada y

Surat Al-Baqarah Ayat 148 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 148 (2) Abul 'Aliyah mengatakan, "Orang-orang yahudi mempunyai kiblat sendiri dan orang-orang nasrani pun mempunyai kiblat sendiri. Dan Allah Ta'ala telah memberikan petunjuk kepada kalian, wahai umat Islam, untuk menghadap ke kiblat yang hakiki." (581) Hal serupa juga diriwayatkan dari Mujahid, 'Atha', adh-Dhahhak, ar-Rabi' bin Anas, dan as-Suddi. (582) Ayat ini serupa dengan firman Allah, "Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semua kembali." (QS. Al-Maa-idah: 48) Dalam hal ini Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Di mana saja kamu berada, Allah pasti a

Surat Al-Baqarah Ayat 148 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 148 Danbagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari Kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. 2:148) TIAP-TIAP UMAT MEMILIKI KIBLAT Mengenai firman Allah, "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya," al-'Aufi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan, "Yakni masing-masing pemeluk agama." Ia mengatakan bahwa setiap kabilah memiliki kiblat yang mereka ridhai. Dan kiblat Allah adalah ke arah kaum mukminin menghadap." (580) === Catatan Kaki: 580. Ath-Thabari (III/193). === Maraji'/ sumber: Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Sy

Surat Al-Baqarah Ayat 146-147 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 146-147 (2) Al-Qurthubi berkata, diriwayatkan dari 'Umar bahwa ia berkata kepada 'Abdullah bin Sallam: "Apakah engkau mengenal anakmu sendiri?" Ia menjawab, "Ya, bahkan lebih dari itu. Al-Amin dari langit (Jibril) turun kepada Al-Amin di bumi (Muhammad) dengan karakteristiknya, maka aku pun mengenalinya. Padahal aku tidak tahu apa-apa tentang ibunya." (579) Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa meskipun mereka yakin dan mengetahui secara pasti, namun mereka masih juga, "Menyembunyikan kebenaran." Artinya, mereka menyembunyikan sifat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang tertulis dalam Kitab-kitab mereka. "Padahal mereka mengetahui." Selanjutnya Allah Ta'ala meneguhkan dan memberitahukan kepada Nabi-Nya dan uga orang-orang yang beriman bahwa apa yang dibawa oleh Rasul-Nya it

Surat Al-Baqarah Ayat 146-147 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 146-147 Orang-orang (yahudi dan nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. 2:146) Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. 2:147) ORANG-ORANG YAHUDI MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DAN MEREKA MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa orang-orang yang berilmu dari kalangan ahlul kitab mengetahui kebenaran syari'at yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana salah seorang di antara mengetahui dan mengenal anaknya sendiri. Orang Arab biasanya mengumpamakan kebenaran akan sesuatu dengan ungkapan tersebut. Disebutkan dalam seb

Surat Al-Baqarah Ayat 145 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 145 (2) Oleh karena itu, dalam surat al-Baqarah ini Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu." Adapun firman-Nya, "Dan kamu tidak akan mengikuti kiblat mereka," merupakan pemberitahuan tentang kesungguhan dan keteguhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Sebagaimana mereka berpegang teguh pada pendapat dan hawa nafsu mereka, maka beliau pun sangat berpegang teguh pada perintah Allah Ta'ala, mentaati perintah-Nya, dan mengikuti keridhaan-Nya. Beliau tidak akan pernah mengikuti hawa nafsu mereka dalam segala hal. Beliau pernah menghadap ke arah Baitul Maqdis bukan karena ia merupakan kiblat

Surat Al-Baqarah Ayat 145 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 145 Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah ilmu datang kepadamu, sesungguhnya kamu jika demikian termasuk golongan orang-orang yang zhalim. (QS. 2:145) KEINGKARAN DAN PENENTANGAN KAUM YAHUDI Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang kekufuran, keingkaran dan penentangan orang-orang yahudi terhadap keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mereka ketahui. Dan seandainya beliau mengemukakan semua dalil yang menunjukkan kebenaran apa yang beliau bawa, niscaya mereka tidak akan mengikutinya dan tidak akan men

Surat Al-Baqarah Ayat 144 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 144 (3) MASALAH PENGALIHAN KIBLAT TELAH DIKETAHUI OLEH ORANG-ORANG YAHUDI Firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb mereka." Maksudnya, orang-orang yahudi yang menolak pengalihankiblat kalian ke Ka'bah dan menghadapkanmu kepadanya. Pengetahuan mereka berdasarkan keterangan dalam Kitab-kitab mereka dari para Nabi mereka tentang sifat dan karakter Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan umatnya, serta kekhususan dan kemuliaan yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepadanya, yaitu syari'at yang sempurna dan agung. Namun, ahlul kitab berusaha untuk saling menyembunyikan hal itu di antara mereka disebabkan karena kedengkian, kekufuran, dan keangkuhan. Oleh karena itu, Allah 'Azza wa Jalla menga

Surat Al-Baqarah Ayat 144 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 144 (2) APAKAH KIBLAT ADALAH KA'BAH ITU SENDIRI ATAUKAH YANG DIMAKSUD ADALAH ARAH KA'BAH? mengenai firman Allah Ta'ala: "Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjdil Haram," al-hakim meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan, "Syathrah berarti menghadap ke arahnya." (576) Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, tetapi Imam al-Bukahri dan Muslim tidak meriwayatkannya. Ini pun merupakan pendapat Abu 'Aliyah, Mujahid, 'Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Qatadah, ar-Rabi' bin Anas, dan lain-lain. (577) Dan firman-Nya, "Dan di mana saja kamu berada, mak apalingkanlah wajahmu ke arahnya." Allah Ta'ala memerintahkan agar menghadap ke arah Ka'bah dari setiap penjuru bumi, baik timur maupun barat, utara maupun selatan, (kecuali bagi orang yang melihat Ka&

Surat Al-Baqarah Ayat 144 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 144 Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. 2: 144) PERKARA YANG PERTAMA DINASKH DALAM AL-QUR-AN ADALAH MASALAH KIBLAT 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan, "Perkara yang pertama kali dinask (dihapus hukumnya) di dalam al-Qur-an adalah masalah kiblat. Hal itu terjadi ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Pada waktu itu mayoritas penduduknya adalah

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (11) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (11) "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu." Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "Maksudnya, (Allah tidak akan menyia-nyiakan) shalat yang kalian lakukan dengan menghadap kiblat pertama (Baitul Maqdis), dan pembenaran kalian terhadap Nabi kalian, serta ketaatan kalian dalam mengikutinya untuk menghadap ke kiblat yang lain (Ka'bah). Tegasnya, Dia akan memberikan pahala atas semua itu." "Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (573) Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: "Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah melihat seorang tawanan wanita yang terpisahkan dari bayinya. Setiap kali ia mendapatkan bayi tawanan lainnya, ia langsung mengambil dan mendekapnya ke dadanya, dan ia terus berkeliling mencari anaknya. Tatkala ia menemukan anaknya, maka ia men

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (10) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (10) Oleh karena itu, orang-orang yang teguh dalam membenarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan mengikuti beliau, serta menghadapkan wajah sebagaimana yang Allah perintahkan tanpa keraguan sedikit pun berasal dari para tokoh Sahabat. Sebagian ulama berpendapat bahwa as-saabiquunal awwaluun dari kalangan Muhajirin dan Anshar adalah orang-orang yang mengerjakan shalat dengan menghadapdua kiblat (Baitul Maqdis dan Ka'bah). Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Umar tentang tafsir ayat ini, ia mengatakan, "Ketika orang-orang sedang mengerjakan shalat Shubuh di masjid Quba', tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya berkata, 'Telah diturunkan ayat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan beliau diperintahkan untuk menghadap Ka'bah. Maka mereka memutar arah dan menghadap Ka'bah.'" (568) Hadits ini juga diriwayatkan oleh

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (9) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (9) DI ANTARA HIKMAH PENGALIHAN KIBLAT "Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah." Artinya, Allah عزوجل seakan-akan berfirman, "Hai Muhammad, pertama kali Kami mensyari'atkan kepadamu untuk menghadap ke Baitul Maqdis, lalu Kami palingkan engkau darinya menuju Ka'bah, agar tamapk jelas siapa saja orang yang mengikutimu dan mentaatimu serta menghadap bersamamu ke mana saja engkau menghadap, "dan siapa yang membelot," maksudnya murtad dari agamanya. Dan sungguh pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah itu terasa sangat berat bagi mereka, kecuali orang-orang yang di

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (8) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (8) Imam Ahmad juga meriwayatkan dari AAbul Aswad, ia mengatakan, 'Aku pernah datang ke Madinah dan di sana sedang berjangkit penyakit yang menyerang banyak orang, dankorban pun berjatuhan dengan cepat. Lalu aku duduk di dekat 'Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه, kemudian ada jenazah yang melintas, lalu jenazah itu dipuji dengan kebaikan. 'Umar berkata, "Pasti, pasti." Kemudian jenazah lain pun melintas, dan jenazah itu disebutkan dengan keburukan, lalu 'Umar berkata, "Pasti." Setelah itu Abu Aswad bertanya kepada 'Umar bin al-Khaththab: "Ya, Amirul Mukminin, apa yang pasti itu?" 'Umar menjawab, "Aku mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم: 'Orang muslim mana pun yang diberikan kesaksian oleh empat orang bahwa ia baik, niscaya Allah memasukkannya ke dalam

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (7) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (7) Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri رضي الله عنه, ia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Pada hari Kiamat kelak akan didatangkan seorang Nabi bersama dua orang atau lebih. Lalu diserukan kepada kaumnya: 'Apakah dia telah menyampaikan (risalah) kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Tidak.' lalu ditanyakan kepada Nabi tersebut: 'Apakah engkau telah menyampaikan risalah ini kepada kaummu?' Nabi itu menjawab, 'Ya, sudah.' Maka dikatakan: 'Siapa yang menjadi saksimu?' Nabi itu menjawab, 'Muhammad dan umatnya.' Kemudian diserukan kepada Muhammad dan umatnya: 'Apakah Nabi ini telah menyampaikan risalah kepada kaumnya?' Maka mereka menjawab, 'Ya.' Lalu dikatakan: 'Apa ilmu kalian?' Mereka menjawab, 'Telah datang kepada kami Nabi kami صلى

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (6) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (6) Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa'id, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Pada hari Kiamat, Nuh عليه السلام akan dipanggil dan ditanya: 'Apakah engkau telah menyampaikan (risalah)?' Nuh menjawab, 'Sudah.' Kemudian kaumnya diseru dan ditanya: 'Apakah Nuh telah menyampaikan (risalahnya) kepada kalian?' Mereka pun menjawab, 'Tidak ada pemberi peringatan dan tidak ada seorang pun yang datang kepada kami.' Kemudian Nabi Nuh ditanya: 'Siapakah yang dapat bersaksi untukmu?' Nuh menjawab, 'Muhammad dan umatnya.' Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 'Yang demikian itulah firman Allah, 'Dan demikian juga Kami telah menjadikanmu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan.' Beliau bersabda, 'Al-wasath berarti adil. Llau kalian diseru dan diminta memberi kesak

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (5) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (5) KEUTAMAAN UMAT MUHAMMAD صلى الله عليه وسلم Allah Ta'ala berfirman: "Dan demikian juga Kami telah menjadikanmu (umat Islam) umat yang adil dan jug apilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatanmu." Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengubah kiblat kalian ke kiblat Ibrahim عليه السلام (Ka'bah). Kami pilih kiblat itu untuk kalian supaya Kami menjadikan kalian sebagai umat pilihan, dan pada hari Kiamat kelak kalian akan menjadi saksi atas umat-umat yang lain, karena seluruh umat mengakui keutamaan kalian." Maksud kata wasath di sini adalh pilihan yang terbaik, seperti dalam ungkapan, "Ù‚ُرَÙŠْØ´ٌ Ø£َÙˆْسَØ·ُ الْعَرَبِ Ù†َسَبًاوَدَارً (Quraisy adalah suku Arab pilihan dalam nasab maupun tempat tinggal)." Artinya, yang terbaik. Rasul

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (4) Ketika hal itu terjadi, hati sebagian orang dari kalangan munafik dan orang yang ragu-ragu dan kafir dari kalangan yahudi semakiin goncang, menyimpang dari petunjuk, dan terombang-ambing dalam kebimbangan. Mereka mengatakan, "Apa yang membuat mereka berpaling dari kiblat mereka dahulu?" Yakni mereka mengatakan, "Mengapa mereka terkadang menghadap ke sana dan terkadang menghadap ke sini?" Lalu Allah menurunkan jawabannya: "Katakanlah, 'Kepunyaan Allah-lah timur dan barat." Yakni, hukum, pengaturan dan perintah adalah hak Allah سبحانه وتعالى. Dia-lah yang berfirman: "Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah." (QS. Al-Baqarah: 115) Dan Dia-lah yang berfirman: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah be

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (3) Cukup banyak hadits-hadits tentang masalah ini. Dan kesimpulannya, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebelumnya diperintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis. Ketika masih berada di Makkah, beliau shalat di antara dua rukun dengan posisi Ka'bah berada di hadapannya, namun beliau tetap menghadap ke Baitul Maqdis. (559) Ketika hijrah ke Madinah, beliau tidak dapat menyatukan antara keduanya, maka Allah عزوجل memerintahkannya untuk menghadap ke Baitul Maqdis. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dan jumhur (mayoritas) ulama. Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahiih-nya dari al-Bara' bin 'Azib bahwa kabar (pemindahan kiblat) itu sampai kepada satu kaum dari kaum Anshar yang sedang mengerjakan shalat 'Ashar dengan menghadap ke Baitul Maqdis, maka mereka memutar arah kiblat akan menghad

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (2) Salah seorang dari kaum muslimin berkata, "Kami menginginkan keterangan mengenai orang-orang yangtelah meninggal dunia dari kalangan kami sebelum kami menghadap ke kiblat (Ka'bah) dan bagaimana dengan shalat yang pernah kami kerjakan dengan menghadap Baitul Maqdis?" Maka Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya, "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian." Orang-orang yang kurang akalnya, yaitu ahlul kitab bertanya, "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblat sebelumnya (Baitul Maqdis)?" Maka Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya, "Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata, 'Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?' Katakanlah: 'Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia me

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 142-143 Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata, "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus." (QS. 2: 142) Dan demikian (pula) Kami telah menjadikanmu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad صلى الله عليه وسلم) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan All

Surat Al-Baqarah Ayat 139-141 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 139-141 (3) Selanjutnya firman Allah Ta'ala: "Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah (persaksian) dari Allah yang ada padanya?" Al-Hasan al-Bashri mengatakan: "Mereka membaca did alam Kitabullah yang diturunkan kepada mereka bahwa agama (di sisi Allah) adalah Islam, Muhammad adalah rasulullah, dan Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub,s erta al-Asbaath berlepas diri dari ajaran yahudi dan nasrani, mereka bersaksi kepada Allah atas hal itu, dan mereka berikrar kepada-Nya atas hal tersebut. Lalu mereka menyembunyikan persaksian Allah yang ada di sisi mereka itu." Firman Allah: "Dan Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan," (554) merupakan ancaman yang sangat keras. Yakni, ilmu Allah Ta'ala meliputi seluruh amal perbuatan kalian dan Dia akan membalasnya. Dia ber