AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 136 (2)
Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa-i, meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما, bahwa ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengerjakan shalat sunnat dua raka'at sebelum shalat Shubuh (para raka'at pertama) lebih sering membaca ayat: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." (QS. Al-Baqarah: 136) dan pada raka'at kedua membaca: "Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (QS. Ali 'Imran: 52) (546)
Abul 'Aliyah, ar-Rabi' dan Qatadah mengatakan, "Al-Asbaath adalah anak-anak Ya'qub yang berjumlah dua belas. Masing-masing dari mereka melahirkan satu umat dan dinamakan al-Asbaath." (547)
Al-Khalil bin Ahmad dan juga selainnya mengatakan, "Al-Asbaath di kalangan bani Israil seperti kabilah-kabilah di kalangan bani Isma'il."
Hal ini menjadi dalil bahwa yang dimaksud dengan al-Asbaath adalah suku-suku bani Israil, dan wahyu yang diturunkan Allah Ta'ala kepada para Nabi yang berasal dari kalangan mereka. Seperti yang disandarkan oleh Nabi Musa kepada mereka, "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi-nabi di antaramu, dan kamu dijadikan-Nya orang-orang merdeka." (QS. Al-Maa-idah: 20)
Dan Allah سبحلنه وتعالى berfirman: "Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku." (QS. Al-A'raaf: 160)
Al-Qurthubi mengatakan, "As-Sibth adalah jama'ah, sedangkan al-qabiilah adalah yang kembali kepada asal yangs atu." (548)
Qatadah mengatakan, "Allah memerintahkan kaum mukminin untuk beriman kepada-Nya dan membenarkan seluruh kitab-Nya dan juga seluruh Rasul-Nya." (549)
Sulaiman bin Habib mengatakan, "Sesungguhnya Dia memerintahkan kepada kita untuk mengimani Taurat dan Injil tanpa harus mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya." (550)
===
Catatan Kaki:
546. Muslim (I/502), Abu dawud (II/46) dan an-Nasa-i dalamal-Kubra (VI/339). [Muslim (no. 727), Abu Dawud (no. 1259), dan ini adalah lafazh Abu Dawud. Syaikh al-Albani mengatakan tentang riwayat Abu Dawud: "Shahih, tanpa lafazh "إِنَّ كَثِيْرًامِمَّا" (lebih sering membaca)." Lihat kitab Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1121)].
547. Ibnu Abi Hatim (I/399).
548. Al-Qurthubi (II/141).
549. Ibnu Abi Hatim (I/400).
550. Ibnu Abi Hatim (I/400).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 136 (2)
Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa-i, meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما, bahwa ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengerjakan shalat sunnat dua raka'at sebelum shalat Shubuh (para raka'at pertama) lebih sering membaca ayat: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." (QS. Al-Baqarah: 136) dan pada raka'at kedua membaca: "Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (QS. Ali 'Imran: 52) (546)
Abul 'Aliyah, ar-Rabi' dan Qatadah mengatakan, "Al-Asbaath adalah anak-anak Ya'qub yang berjumlah dua belas. Masing-masing dari mereka melahirkan satu umat dan dinamakan al-Asbaath." (547)
Al-Khalil bin Ahmad dan juga selainnya mengatakan, "Al-Asbaath di kalangan bani Israil seperti kabilah-kabilah di kalangan bani Isma'il."
Hal ini menjadi dalil bahwa yang dimaksud dengan al-Asbaath adalah suku-suku bani Israil, dan wahyu yang diturunkan Allah Ta'ala kepada para Nabi yang berasal dari kalangan mereka. Seperti yang disandarkan oleh Nabi Musa kepada mereka, "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi-nabi di antaramu, dan kamu dijadikan-Nya orang-orang merdeka." (QS. Al-Maa-idah: 20)
Dan Allah سبحلنه وتعالى berfirman: "Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku." (QS. Al-A'raaf: 160)
Al-Qurthubi mengatakan, "As-Sibth adalah jama'ah, sedangkan al-qabiilah adalah yang kembali kepada asal yangs atu." (548)
Qatadah mengatakan, "Allah memerintahkan kaum mukminin untuk beriman kepada-Nya dan membenarkan seluruh kitab-Nya dan juga seluruh Rasul-Nya." (549)
Sulaiman bin Habib mengatakan, "Sesungguhnya Dia memerintahkan kepada kita untuk mengimani Taurat dan Injil tanpa harus mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya." (550)
===
Catatan Kaki:
546. Muslim (I/502), Abu dawud (II/46) dan an-Nasa-i dalamal-Kubra (VI/339). [Muslim (no. 727), Abu Dawud (no. 1259), dan ini adalah lafazh Abu Dawud. Syaikh al-Albani mengatakan tentang riwayat Abu Dawud: "Shahih, tanpa lafazh "إِنَّ كَثِيْرًامِمَّا" (lebih sering membaca)." Lihat kitab Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1121)].
547. Ibnu Abi Hatim (I/399).
548. Al-Qurthubi (II/141).
549. Ibnu Abi Hatim (I/400).
550. Ibnu Abi Hatim (I/400).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.