Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 159-162 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 159-162

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat, (QS. 2:159) kecuali mereka yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 2:160) Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. (QS. 2:161) Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. (QS. 2:162)

LAKNAT YANG TERUS-MENERUS BAGI ORANG YANG MENYEMBUNYIKAN HUKUM-HUKUM AGAMA

Ini merupakan ancaman keras bagi orang yang menyembunyikan keterangan yang menjelaskan tujuan-tujuan baik dan petunjuk yang bermanfaat bagi hati yang dibawa oleh para Rasul-Nya, setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya dalam Kitab-kitab-Nya yang telah diturunkan kepada para Rasul-Nya.

Abu 'Aliyah mengatakan, "Ayat ini turun mengenai ahlul kitab yang menyembunyikan sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. (603) Kemudian Allah Ta'ala memberitahukan bahwa mereka dilaknat oleh segala sesuatu akibat perbuatan yang mereka lakukan.

Sebagaimana seorang ulama dimohonkan ampunan oleh segala sesuatu, bahkan sampai ikan di air dan burung yang terbang di angkasa. Maka sebaliknya, ahlul kitab itu dilaknat oleh Allah dan setiap makhluk yang dapat melaknat.

Telag datang suatu hadits yang tersambung melalui beberapa jalur yang saling memperkuat satu sama lain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dan selainnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,

"Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu namun ia menyembunyikannya, maka ia akan dikekang pada hari Kiamat dengan kekang api Neraka." (604)

Dan dalam kitab Shahiih al-Bukhari juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Seandainya bukan karena ayat dalam Kitabullah, niscaya aku tidak akan meriwayatkan sesuatu kepada seseorang." (lalu ia membaca ayat): "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk." (605)

Mujahid mengatakan, "Apabila bumi mengalami masa paceklik, maka hewan-hewan ternak berkata, 'Ini akibat perbuatan maksiat yang dilakukan oleh Bani Adam. Semoga Allah melaknat para pelaku maksiat dari kalangan Bani Adam.'" (606)

Tentang firman Allah 'Azza wa Jalla: "Dan dilaknat oleh semua makhluk yang dapat melaknat," Abul 'Aliyah, Rabi' bin Anas, dan Qatadah mengatakan, "Yakni mereka dilaknat oleh para Malaikat dan orang-orang yang beriman." (607) Disebutkan dalam sebuah hadits:

"Sesungguhnya seorang alim akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu hingga ikan yang berada di lautan." (608)

Dan dalam ayat ini disebutkan bahwa orang yang menyembunyikan ilmu akan dilaknat oleh Allah, para Malaikat, seluruh manusia, dan juga semua makhluk yang bisa melaknat, yiatu setiap orang yang fasih berbicara Arab atau berbicara 'ajam (non Arab), baik dengan lisaanul maqaal (bahasa lisan) maupun lisaanul haal (bahasa tubuh) atau setiap yang memiliki akal pada hari Kiamat. Wallaahu a'lam.

Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta'ala mengkhususkan orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, dengan firman-Nya, "Kecuali mereka yang bertaubat dan mengadakan perbaikan serta menerangkan (kebenaran)." Maksudnya mereka meninggalkan apa yang telah mereka kerjakan dan memperbaiki amal perbuatan mereka serta menyampaikan kepada manusia apa yang telah mereka sembunyikan: "Maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang."

Ayat ini mengandung dalil yang menunjukkan bahwa penyeru kepada kekufuran atau bid'ah, jika ia bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla, maka taubatnya akan diterima.

Kemudian Allah Ta'ala mengabarkan tentang orang-orang yang kufur dan terus-menerus berada dalam kekufuran hingga mereka menemui ajalnya, bahwa: "Mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu." Artinya, mereka akan terus-menerus mendapatkan laknat sampai hari Kiamat kelak. Lalu laknat itu menjadi teman setia mereka di Neraka Jahannam. "Tidak akan diringankan siksa dari mereka." Artinya, apa yang mereka rasakan itu tidak akan pernah berkurang, "Tidak (pula) mereka diberi tangguh." Maksudnya, siksa itu tidak akan dialihkan dari mereka meski hanya sekejap saja, akan tetapi siksa itu akan terus-menerus dan berkesinambungan. Na'uudzubillaahi min dzaalik.

===

Catatan Kaki:

603. Ibnu Abi Hatim (I/170), tahqiq: DR. Al-Ghamidi.

604. Ahmad (II/495). [Diriwayatkan dari banyak jalur Sahabat, di antaranya Abu Hurairah, Anas bin Malik dan Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhum. Hadits Abu Hurairah diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3658), at-Tirmidzi (no. 2649), Ibnu Majah (no. 261). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (no. 120)].

605. Fat-hul Baari (I/258). [Al-Bukhari (no. 118)].

606. Ibnu Abi Hatim (I/175), tahqiq: DR. Al-Ghamidi.

607. Ibnu Abi Hatim (I/174), tahqiq: DR. Al-Ghamidi.

608. [Shahih: Abu Dawud (no. 3641), at-Tirmidzi (no. 2682). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Shahiihul Jaami' (no. 6297)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog