Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 149-150 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 149-150 (2)

HIKMAH PEMINDAHAN KIBLAT

Firman Allah Ta'ala: "Agar tidak ada hujah manusia atas kamu." Yang dimaksud dengan manusia adalah ahlul kitab. Mereka mengetahui bahwa salah satu sifat umat ini adalah menghadap ke arah Ka'bah sebagai kiblat. Jik akeinginan menghadap kiblat (Ka'bah) itu telah hilang dari sifat umat Islam ini, boleh saja mereka menjadikannya sebagai hujjah atas kaum msulimini. Selain itu, hikmah ayat ini adalah agar mereka tidak berhujjah bahwa kaum muslimin sama dengan mereka dalam hal menghadap ke Baitul Maqdis.

Dan tentang firman Allah Ta'ala, "Kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka," maksudnya orang-orang musyrik Quraisy.

Sebagian dari mereka menyampaikan argumentasi yang keji namun terpatahkan, yaitu mereka mengatakan, "Sesungguuhnya orang ini (Muhammad) memandang dirinya berada di atas agama Ibrahim. Jik adia menghadap ke Baitul Maqdis lantaran mengikuti agama Nabi Ibrahim, maka mengapa dia berpaling?"

Jawabnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memilih bagi Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) untuk menghadap ke Baitul Maqdis pada awalnya karena sebuah hikmah. Dan Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) menaati perintah Rabb-nya. Kemudian Allah menyuruh beliau berpaling ke kiblat Ibrahim, yaitu Ka'bah. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga menaati Rabb-nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa taat kepada Allah dalam segala keadaan, tidak pernah melanggar perintah-Nya meskipun hanya sekejap mata, sedang umat beliau selalu mengikutinya.

Allah berfirman, "Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku." Maksudnya, janganlah kalian takut terhadap hujjah-hujjah yang salah dari orang-orang zhalim yang menyusahkan, tetapi takutlah hanya kepada-Ku saja. Sesungguhnya hanya Allah sajalah yang berhak untuk ditakuti daripada mereka.

Firman Allah, "Dan supaya Aku menyempurnakan nikmat-Ku atasmu," merupakan athaf (sambungan) dari firman Allah sebelumnya, yaitu, "Agar tidak ada hujjah manusia atas kamu," yakni supaya Aku menyempurnakan nikmat-Ku atas kalian berupa penetapan Ka'bah sebagai kiblat, agar syari'at kalian benar-benar sempurna dari segala sisi. "Dan agar kalian mendapat petunjuk." Yakni, Kami tunjukkan kalian ke jalan yang mana umat lain telah menyimpang darinya, dan Kami khususkan jalan itu hanya untuk kalian. Maka umat ini menjadi umat terbaik dan paling mulia.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.