Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (10) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (10)

Oleh karena itu, orang-orang yang teguh dalam membenarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan mengikuti beliau, serta menghadapkan wajah sebagaimana yang Allah perintahkan tanpa keraguan sedikit pun berasal dari para tokoh Sahabat. Sebagian ulama berpendapat bahwa as-saabiquunal awwaluun dari kalangan Muhajirin dan Anshar adalah orang-orang yang mengerjakan shalat dengan menghadapdua kiblat (Baitul Maqdis dan Ka'bah).

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Umar tentang tafsir ayat ini, ia mengatakan, "Ketika orang-orang sedang mengerjakan shalat Shubuh di masjid Quba', tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya berkata, 'Telah diturunkan ayat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan beliau diperintahkan untuk menghadap Ka'bah. Maka mereka memutar arah dan menghadap Ka'bah.'" (568) Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim (569) dan at-Tirmidzi. Dalam riwayat at-Tirmidzi disebutkan bahwa mereka (ketika itu) sedang ruku', lalu mereka memutar arah menghadap Ka'bah dan mereka tetap dalam keadaan ruku'. (570) Imam Muslim juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Sahabat Anas. (571)

Ini menunjukkan sempurnanya ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya serta ketundukan mereka terhadap perintah-perintah Allah عزوجل, semoga Allah meridhai mereka.

Selanjutnya firman Allah Ta'ala, "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu." Artinya, Allah tidak menyia-nyiakan shalat kalian ketika masih menghadap Baitul Maqdis. Pahalanya tidak akan disia-siakan di sisi Allah.

Dalam kitab Shahiih (al-Bukhari), diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Ishaq as-Sabi'i, dari al-Bara', ia mengatakan, "Beberapa orang yang telah meninggal dunia, sedangkan mereka shalat dengan menghadap Baitul Maqdis. Maka para Sahabat menanyakan tentang keadaan mereka dalam keadaan tersebut. Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya, "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu." Hadits ini diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi dari Ibnu 'Abbas, dan ia menshahihkannya. (572)

===

Catatan Kaki:

568. Fat-hul Baari (VIII/22). [Al-Bukhari (no. 4218)].

569. Muslim (I/375). [No. 526].

570. Tuhfatul Ahwadzi (VIII/300). [At-Tirmidzi (no. 2962)].

571. Muslim (I/375). [No. 527].

572. Fat-hul Baari (VIII/20), Tuhfatul Ahwadzi (VIII/300). [Al-Bukhari (no. 4486), at-Tirmidzi (no. 2964)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.