Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 142-143 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 142-143 (4)

Ketika hal itu terjadi, hati sebagian orang dari kalangan munafik dan orang yang ragu-ragu dan kafir dari kalangan yahudi semakiin goncang, menyimpang dari petunjuk, dan terombang-ambing dalam kebimbangan. Mereka mengatakan, "Apa yang membuat mereka berpaling dari kiblat mereka dahulu?" Yakni mereka mengatakan, "Mengapa mereka terkadang menghadap ke sana dan terkadang menghadap ke sini?" Lalu Allah menurunkan jawabannya: "Katakanlah, 'Kepunyaan Allah-lah timur dan barat." Yakni, hukum, pengaturan dan perintah adalah hak Allah سبحانه وتعالى. Dia-lah yang berfirman: "Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah." (QS. Al-Baqarah: 115)

Dan Dia-lah yang berfirman: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 177) Yakni yang dituntut dalam setiap kondisi adalah melaksanakan perintah Allah ke mana pun wajah kita menghadap. Ketaatan adalah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah. Meskipun kita menghadapkan wajah kita berkali-kali ke berbagai arah setiap hari. Kita adalah hamba-Nya, dalam pengaturan dan pengurusan-Nya. Ke mana pun wajah kita menghadap, Allah سبحانه وتعالى senantiasa memperhatikan hamba dan Rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه وسلم dan umat beliau. Dia-lah yang menunjuki mereka kepada kiblat Ibrahim Khaliilur Rahmaan dan membuat mereka mengarahkan wajah ke Ka'bah yang dibangun atas Nama-Nya Yang Mahatinggi, tiada sekutu bagi-Nya. itulah rumah Allah yang paling mulia di atas muka bumi. Dan yang membangun Ka'bah ini adalah Ibrahim al-Khalil عليه السلام. Oleh karena itu Allah berfirman: "Katakanlah, 'Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus."

Imam Ahmad telah meriwayatkann dari 'Aisyah رضي الله عنهما, ia berkata, "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

"Sesungguhnya mereka (ahli kitab) tidaklah dengki kepada kita karena sesuatu, sebagaimana kedengkian mereka kepada kita karena hari Jum'at yang Allah tunjukkan kita kepadanya sementara mereka disesatkan darinya. Dan juga karena kiblat yang Allah tunjukkan kepada kita sementara mereka disesatkan darinya. Dan juga karena ucapan kita: "Aamiin" di belakang imam ketika shalat." (562)

===

Catatan Kaki:

562. Ahmad (VI/134). [komentar Syaikh Syu'aib al-Arna-uth حفظه الله: "Hadits shahih," kitab al-Musnad (XXXXI/481 no. 25029) cet. ar-Risalah. Riwayat yang semisal dengan ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (no. 515)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.