Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 144 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 144

Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. 2: 144)

PERKARA YANG PERTAMA DINASKH DALAM AL-QUR-AN ADALAH MASALAH KIBLAT

'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan, "Perkara yang pertama kali dinask (dihapus hukumnya) di dalam al-Qur-an adalah masalah kiblat. Hal itu terjadi ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Pada waktu itu mayoritas penduduknya adalah yahudi. Maka Allah Ta'ala memerintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis. Orang-orang yahudi pun merasa senang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke Baitul Maqdis selama sekitar belasan bulan, padahal beliau sendiri lebih menyukai (untuk menghadapkan wajah ke) kiblat Ibrahim. Karena itu, beliau berdo'a memohon kepada Allah sambil menengadahkan wajahnya ke langit, maka Allah Ta'ala pun menurunkan ayat:

"Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadahkan ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya."

Hal itu menyebabkan orang-orang yahudi menjadi goncang seraya mengatakan, "'Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?' Katakanlah, 'Kepunyaan Allah-lah timur dan barat.'" (QS. Al-Baqarah: 142) (575)

Dan Allah berfirman: "Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah." (QS. Al-Baqarah: 115)

Dia juga berfirman: "Dan Kami tidak mennjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot." (QS. Al-Baqarah: 143)

===

Catatan Kaki:

575. Ibnu Abi Hatim (I/103), tahqiq: DR. Al-Ghamidi.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.