Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (6) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (6) KEMUDAHAN TANPA KESUKARAN Kemudian Allah Ta'ala berfirman, "Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: يسّروا ولا تعسّروا وسكّنوا ولا تنفّروا. 'Mudahkanlah dan jangan kalian persulit. Tenangkanlah dan janganlah kalian membuat (orang lain) lari.'" Diriwayatkan juga oleh al-Bukhari dan Muslim. (703) Diriwayatkan juga dalam Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Mu'adz dan Abu Musa radhiyallahu 'anhuma ketika beliau mengutus keduanya ke Yaman: بشّرا ولا تنفّرا ويسّرا ولا تعسّرا وتطاوعا ولا تختلفا. "Sampaikanlah (oleh kalian berdua) kabar g

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (5) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (5) MASALAH QADHA' PUASA, -pent. Qadha' puasa tidak harus berturut-turut, boleh berselang-seling dan boleh juga berturut-turut. Demikian menurut pendapat jumhur ulama Salaf dan Khalaf. Hal ini didasarkan pada banyak dalil, karena pelaksanaan puasa berturut-turut hanyalah diwajibkan dalam bulan Ramadhan, karena pentingnya pelaksanaan puasa pada bulan ini. Adapun setelah Ramadhan berakhir, maka yang dituntut adalah qadha' puasa pada hari-hari lain sejumlah hari yang ditinggalkan. Oleh karena itu Allah Ta'ala berfirman, "Maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain." === Maraji'/ sumber: Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi',

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (4) MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA KETIKA DALAM PERJALANAN Dalam Sunnah telah ditegaskan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar di bulan Ramadhan untuk perang pembebasan kota Makkah. Beliau berjalan hingga tiba di al-Kadid (280 km sebelah selatan kota Madinah), lalu beliau berbuka dan memerintahkan orang-orang untuk berbuka. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahiih keduanya. (697) Pendapat yang benar adalah pendapat jumhur ulama, yang menyatakan bahwa berbuka puasa ketika itu bersifat pilihan, bukan keharusan. Alasannya, mereka pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan seperti yang diceritakan oleh Abu Sa'id al-Khudri (radhiyallahu 'anhu), ia berkata: "Di antara kami ada yang berpuasa dan ada juga yang tidak." Orang yang berpuasa t

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (3) KEWAJIBAN BERPUASA DI BULAN RAMADHAN Firman Allah, "Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa," merupakan kewajiban yang bersifat pasti bagi orang yang menyaksikan permulaan bulan (Ramadhan). Makna bermukim di tempat tinggalnya adalah tidak melakukan perjalanan jauh ketika memasuki bulan Ramadhan, sedang fisiknya benar-benar dalam keadaan sehat, maka ketika itu ia harus berpuasa. Ayat ini menasakh (menghapuskan hukum) bolehnya orang sehat yang ada di tempat tinggalnya untuk tidak berpuasa, tetapi ia mengganti puasa yang ditinggalkannya dengan fidyah, yakni memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari yang ia tinggalkan, sebagaimana telah dijelaskan. Ketika mengakhiri masalah puasa, Allah Ta'ala kembali menyebutkan rukhshah (keringanan) bagi orang sakit dan yang berada dalam

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (2) KEUTAMAAN AL-QUR-AN Firman Allah, "Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)," ini merupakan pujian bagi al-Qur-an yang diturunkan sebagai petunjuk bagi hati hamba-hamba-Nya yang beriman, membenarkan dan mengikutinya. "Dan penjelasan-penjelasan," yaitu dalil dan hujjah yang nyata serta jelas bagi orang yang memahami dan memperhatikannya. Hal inj menunjukkan kebenaran ajaran yang dibawanya, berupa petunjuk yang menentang kesesatan dan bimbingan yang melawan penyimpangan, serta pembeda antara yang haq dan yang bathil, serta antara yang halal dan yang haram. === Maraji'/ sumber: Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin

Surat Al-Baqarah Ayat 185 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 185 (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (QS. 2:185) KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN TURUNNYA AL-QUR-AN PADA BULAN ITU Allah telah memuliakan bulan puasa di antara bulan-bulan lainnya dengan memilihnya sebagai bulan dituruk

Surat Al-Baqarah Ayat 183-184 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 183-184 (2) HUKUM FIDYAH BAGI ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA DAN ORANG-ORANG LANJUT USIA (LANSIA) Imam al-Bukhari meriwayatkan dari 'Atha', bahwa ia pernah mendengar Ibnu 'Abbas (radhiyallahu 'anhuma) membaca ayat, "Dan wajib bagi orang-orang yang merasa berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin," maka Ibnu 'Abbas berkata, "Ayat tersebut tidak dimansukh, karena yang dimaksud dalam ayat itu adalah orang-orang lanjut usia, baik laki-laki maupun wanita yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa, maka ia harus memberi makan setiap harinya kepada seorang miskin." (692) Demikian pula diriwayatkan oleh beberapa rawi dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma. Kesimpulannya, bahwa ayat yang dianggap mansukh ini tetap berlak

Surat Al-Baqarah Ayat 183-184 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 183-184 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa. (QS. 2:183) Yaitu dalam beberapa hari tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakot atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, (yaitu) memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. 2:184) PERINTAH PUASA Allah mengajak berbicara kepada orang-orang yang beriman dari umat ini dan memerintahkan kepada mereka untuk berpuasa. Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh,

Surat Al-Baqarah Ayat 180-182 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 180-182 (4) KEUTAMAAN BERLAKU ADIL DALAM WASIAT Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: إنّ الرّجل ليعمل بعمل أهل الخير سبعين سنة، فإذا أوصى حاف في وصيّته، فيختم له بشرّ عمله، فيدخل النّار. وإنّ الرّجل ليعمل بعمل أهل الشّرّ  سبعين سنة، فيعدل في وصيّته، فيختم له بخير عمله فيدخل الجنّة. 'Sesungguhnya seorang laki-laki beramal dengan amalan ahli kebaikan selama tujuh puluh tahun, kemudian ternyata ia berlaku curang dalam wasiatnya, maka ditutuplah usianya dengan seburuk-buruk amalannya dan ia pun masuk Neraka. Dan sesungguhnya seorang laki-laki (yang lain) beramal dengan amalan ahli kejahatan selama tujuh puluh tahun, lalu ia berlaku adil dalam wasiatnya, maka ditutuplah usianya dengan sebaik-baik amalannya dan akhirnya ia pun masuk Surg

Surat Al-Baqarah Ayat 180-182 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 180-182 (3) WASIAT DALAM PERKARA YANG MA'RUF Yang dimaksud dengan ma'ruf (baik) adalah seseorang berwasiat kepada kaum kerabat tanpa menghancurkan masa depan ahli warisnya, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir. Sebagaimana dinyatakan dalam kitab Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim, bahwa Sa'ad pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta kekayaan (yang cukup banyak) dan tidak ada yang mewarisiku kecuali seorang puteriku, apakah aku boleh mewasiatkan dua pertiga dari hartaku?" "Tidak," jawab Rasulullah. "Bolehkah setengahnya?" tanyanya lebih lanjut. Beliau menjawab, "Tidak." Ia bertanya lagi, "Bolehkah sepertiganya?" Beliau menjawab: الثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ كَثِيْرٌ إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُوْن

Surat Al-Baqarah Ayat 180-182 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 180-182 (2) WASIAT BAGI KARIB KERABAT YANG TIDAK MENDAPAT BAGIAN WARISAN Adapun bagi kaum kerabat yang tidak berhak memperoleh warisan, maka disunnahkan kepada seseorang untuk berwasiat kepada mereka dari sepertiga hartanya sebagai upaya untuk mengamalkan ayat wasiat dan keumumannya. Selain itu, diriwayatkan dalam kitab Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: مَا حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُوْصِيْ فِيْهِ يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ. "Seorang muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan, maka tidak dibenarkan berdiam diri selama dua malam, melainkan wasiat itu telah tertulis di sisinya." Ibnu 'Umar mengatakan: "Tidak satu malam pun berlalu dariku sejak aku mendengar Rasulullah

Surat Al-Baqarah Ayat 180-182 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 180-182 Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (QS. 2:180) Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, sesungguhnya dosanya itu bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:181) (Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu (akan) berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2:182) PERINTAH UNTUK MEMBERIKAN WASIAT KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN KARIB KERABAT, KEMUDIAN HUKUM INI DIMANSUKH (DIHAPUSKAN) BAGI AHLI WARIS Dalam ayat ini terdap

Surat Al-Baqarah Ayat 178-179 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 178-179 (4) FAEDAH QISHASH DAN HIKMAHNYA Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu." Maknanya, dalam pensyari'atan qishash, yaitu hukuman mati bagi si pembunuh, terdapat hikmah yang sangat besar bagi kalian, yaitu kelangsungan dan perlindungan hidup. Hal ini karena jika orang yang berniat untuk membunuh itu menyadari bahwa ia akan dihukum mati, tentu ia akan menahan diri. Jelas dalam hal ini terdapat jaminan kelangsungan hidup bagi jiwa. Disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu الْقَتْلُ أَنْفَى لِلْقَتْلِ (Hukuman mati itu lebih tepat untuk melenyapkan kejahatan pembunuhan). Ungkapan seperti ini disebutkan di dalam Al-Qur-an dengan bentuk yang lebih tepat, mengena dan lebih ringkas. "Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu." Abul 'Aliyah m

Surat Al-Baqarah Ayat 178-179 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 178-179 (3) WALI ORANG YANG DIBUNUH BISA MEMILIH SATU DARI TIGA ALTERNATIF Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikutnya: "Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb-mu dan suatu rahmat." Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan melalui firman-Nya bahwa disyari'atkan bagi kalian al-qatl (qishash) dan al-'afw (pemaafan dengan diganti diyat). Pensyari'atan diyat kepada kalian dalam pembunuhan secara sengaja itu merupakan keringanan dan rahmat dari Allah Ta'ala untuk kalian. Karena bagi umat sebelum kalian qishash itu merupakan suatu kewajiban (tidak ada alternatif lain). Sebagaimana yang diriwayatkan Sa'id bin Manshur, dari Ibnu 'Abbas (radhiyallahu 'anhuma), ia mengatakan, "Diwajibkan atas Bani Israil qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, dan tidak ada maaf di kalangan mereka. Maka All

Surat Al-Baqarah Ayat 178-179 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 178-179 (2) Masalah: (Orang Banyak Bisa Diqishash Disebabkan Membunuh Satu Orang, -pent) (Pendapat pertama): Madzhab empat imam (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali) dan jumhur ulama berpendapat bahwa sekelompok orang dapat dibunuh karena mereka telah membunuh satu orang. Berkaitan kasus seorang anak yang dibunuh oleh tujuh orang, maka 'Umar berkata, "Sekiranya penduduk Shan'a' berkomplot untuk membunuhnya, niscaya aku akan membunuh mereka semuanya." Pada masa itu tidak ada seorang Sahabat pun yang menentang pendapatnya dan hal itu merupakan ijma' (kesepakatan). (Pendapat kedua): Diriwayatkan dari Imam Ahmad, bahwa sekelompok orang tidak dibunuh karena membunuh satu orang. Akan tetapi satu orang dibunuh karena ia membunuh satu orang. Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Mu'adz, Ibnuz Zubair, 'Abd

Surat Al-Baqarah Ayat 178-179 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 178-179 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. 2:178) Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. 2:179) PERINTAH UNTUK MELAKSANAKAN QISHASH DAN PENJELASAN TENTANG MASLAHAT YANG ADA DI DALAMNYA Seolah-olah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: &q

Surat Al-Baqarah Ayat 177 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 177 (4) 8. "Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji." Ayat ini sama seperti firman-Nya, "Yaitu orang-orang yang menepati janji Allah dan tidak merusak perjanjian." (QS. Ar-Ra'd: 20) Lawan dari sikap ini adalah nifaq (kemunafikan). Ditegaskan dalam hadits: آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ. "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Jika berbicara dia berbohong. Jika dia berjanji dia mengingkari. Dan jika diberi kepercayaan dia berkhianat." (645) Dalam hadits lain: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. "Apabila ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia memungkiri dan apabila berselisih ia berbuat keji." (646) 9. "Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan." Maksudnya,

Surat Al-Baqarah Ayat 177 (3) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 177 (3) Firman Allah, "Anak-anak yatim," yaitu mereka yang tidak memiliki seseorang yang menafkahinya, dan ia ditinggal wafat oleh ayahnya saat ia masih lemah, kecil, dan belum baligh, serta belum mampu mencari nafkah. 'Abdurrazzaq meriwayatkan dari 'Ali (radhiyallahu 'anhu), dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, لَايُتْمَ بَعْدَ حُلْمٍ. "Tidak disebut yatim anak yang telah baligh." (640) Firman Allah, "Dan orang-orang miskin," yaitu mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Mereka harus diberi shadaqah agar dapat menutupi kebutuhan dan kekurangannya. Dalam kitab Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, لَيْسَ الْمِسْكِيْ

Surat Al-Baqarah Ayat 177 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 177 (2) Mengenai firman Allah Ta'ala: "Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah," Imam ats-Tsauri mengatakan, "Yang dimaksud adalah seluruh jenis kebaikan." (637) Imam ats-Tsauri rahimahullah benar, sebab orang yang memiliki sifat yang disebutkan di dalam ayat ini, berarti ia telah masuk ke seluruh wilayah Islam dan mengambil segala bentuk kebaikan, yaitu: 1. Beriman kepada Allah Ta'ala, yang tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia. 2. Membenarkan adanya para Malaikat yang merupakan utusan yang menghubungkan antara Allah dan para Rasul-Nya. 3. Beriman kepada "Al-Kitab." Al-Kitan merupakan ismu jins (nama jenis) yang mencakup kitab-kitab yang diturunkan dari langit kepada para Nabi hingga ditutup oleh Kitab paling mulia di antara Kitab-kitab itu, yaitu al-Qur-an yang menjadi tolok ukur b

Surat Al-Baqarah Ayat 177 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 177 Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. 2:177) KUMPULAN AMAL-AMAL KEBAJIKAN Ayat ini mencakup pilar-pilar yang agung, kaidah-kaidah yang umum, dan 'aqidah yang lurus. Tafsir ayat ini adalah tatkala Allah 'Azza wa Jalla memerin

Surat Al-Baqarah Ayat 174-176 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 174-176 (2) "Mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api." Maksudnya, apa pun yang mereka makan dari hasil perbuatan mereka menyembunyikan al-haq, sebenarnya berupa api yang bergejolak di dalam perut mereka pada hari Kiamat. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka)." (QS. An-Nisaa': 10) Disebutkan dalam sebuah hadits shahih, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: الَّذِي يَأْكُلُ أَوْ يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ إ ِ نَّم َ ا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ. "Orang yang makan atau minum dalam bejana emas dan perak, sungguh ia telah menyala

Surat Al-Baqarah Ayat 174-176 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2 SURAT AL-BAQARAH AL-BAQARAH, AYAT 174-176 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. 2:174) Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api Neraka! (QS. 2:175) Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) al-Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). (QS. 2:176) CELAAN TERHADAP ORANG-ORANG YAHUDI KARENA MENYEMBUNYIKAN APA YANG DITURUNKAN OLEH ALLAH Allah Subh