Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 153-154 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 153-154 (2)

KEHIDUPAN PARA SYUHADA'

Firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup." Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa orang-orang yang mati syahid itu tetap hidup di alam Barzakh dan tetap memperoleh rizki. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Shahiih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada' itu berada di dalam perut burung berwarna hijau yang terbang di Surga ke mana saja yang ia kehendaki. Kemudian ia kembali ke pelita-pelita yang bergantung di bawah 'Arsy. Lalu Rabb-mu melihat mereka kemudian bertanya, 'Apa yang kalian inginkan?' Mereka menjawab, 'Ya Rabb kami, apa yang harus kami inginkan? Sedangkan Engkau telah memberi kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu?' Setelah itu Allah Ta'ala kembali mengajukan pertanyaan yang sama kepada mereka. Dan ketika mereka melihat bahwa tidak ada jalan kecuali meminta, maka mereka pun berkata, 'Kami ingin Engkau mengembalikan kami ke dunia, dan dapat berperang kembali di jalan-Mu sehingga kami terbunuh untuk kedua kalinya karena-Mu.' -mereka melakukan hal itu karena mengetahui pahala bagi orang yang mati syahid- Maka Allah Jalla Jalaaluh berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah menetapkan bahwa mereka tidak akan kembali ke dunia.'" (591)

Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Imam asy-Syafi'i, dari Imam Malik, dari az-Zuhri, dari 'Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

'Ruh seorang mukmin itu berwujud burung yang hinggap di pohon Surga, hingga Allah mengembalikannya kepada jasadnya pada hari ia dibangkitkan.'" (592)

Dalam hadits tersebut juga terdapat dalil yang menunjukkan keadaan orang-orang yang beriman secara umum, meskipun penyebutan para syuhada' dikhususkan di dalam al-Qur-an sebagai penghormatan, pemuliaan, dan penghargaan untuk mereka.

===

Catatan Kaki:

591. Muslim (III/1502). [(No. 1887)].

592. Ahmad (III/455). [Shahih: Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam kitab Shahiihul Jaami' (no. 2373)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog