Skip to main content

Pengaruh Ketenangan Jiwa dalam Penyembuhan Stroke | Jurus Ampuh Atasi Stroke

Hikmah

Pengaruh Ketenangan Jiwa dalam Penyembuhan Stroke

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra'du: 28)

Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran, antara lain:

Pertama: Perhatian Islam terhadap ketenangan dan ketenteraman jiwa jauh lebih besar dari kesehatan fisik. Karena kesehatan dan ketenteraman jiwa merupakan kunci dan faktor yang sangat penting untuk meraih kesehatan jasmani, sementara keduanya tidak bisa dipisahkan. Kita bisa dapatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhati tenang dan tenteram jarang menderita sakit, begitu juga para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat.

Pemerintah telah mengeluarkan UU No. 36, tahun 2009 tentang kesehatan yang di dalamnya dinyatakan: "Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi."

Kedua: Salah satu sifat orang beriman adalah hati mereka selalu tenteram dan tenang, karena meyakini bahwa seluruh kejadian di dunia ini pasti atas kehendak dan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka juga meyakini bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat dan mudarat secara mutlak kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka hanya menyembah, bertawakkal, menggantungkan segala sesuatu, memohon, meminta pertolongan, meminta kesembuhan ketika sakit, memohon rejeki hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala saja.

Orang beriman tidak khawatir terhadap masa depan dan tidak sedih dengan kejadian yang telah berlalu. Sehingga dalam hidup mereka dipenuhi dengan semangat dan optimisme serta tidak berputus asa. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (QS. Yunus: 62-63)

Virgil Brown, MD., pimpinan American Heart Association dan profesor ilmu kedokteran pada Emory University, Atlanta, menyebutkan bahwa stroke dimulai dari arteriosklerosis (pengerasan arteri). Arteriosklerosis ini muncul akibat dari gaya hidup modern yang penuh stres.

Stres dapat memicu naiknya tekanan darah, juga kolesterol dalam darah. Kondisi inilah yang membuat pembuluh darah jadi tersumbat. Stres yang berkepanjangan juga cenderung menyebabkan rasa lelah, depresi, rasa kantuk, meningkatnya kepekaan terhadap rasa sakit, sakit kepala, demam, dan perasaan kehilangan tenaga.

Sementara menurut Dr. Selye bahwa seseorang yang merasa terancam, maka kelenjar akan merangsang sistem saraf otonom lalu kelenjar adrenal terpicu mengeluarkan adrenalin dan kortisol ke dalam sistem tubuh. Maka kemudian jantung berdenyut kencang dan seluruh kepekaan meningkat tajam.

Ketika masalah selesai, denyut jantung seketika melambat, dan keletihan mulai terasa. Jika tingkat keletihan berlangsung lama dan terus-menerus, maka muncullah penyakit hipertensi, tukak lambung, encok, asma, alergi, jantung dan lain-lain, akhirnya tidak sedikit yang berujung pada stroke.

Oleh karena itu, orang beriman yang hatinya selalu tenang dan tenteram serta optimis di dalam menghadapi masa depan, maka insya Allah akan terhindar dari penyakit-penyakit di atas, terutama penyakit stroke.

Ketiga: Salah satu cara paling efektif agar hati menjadi tenang dan tenteram adalah dengan selalu mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Artinya mengingat, tidak sekedar berdzikir atau mengucap do'a tanpa merenungkan artinya. Betapa banyak orang yang setiap harinya berdzikir, berdo'a dan membaca Al-Qur'an, tetapi hati mereka tetap tidak tenang. Bahkan banyak yang goncang hidupnya, tidak sabar menghadapi ujian dan tantangan, selalu mengeluh, pikiran dan jiwanya stres dengan masalah duniawi yang sangat remeh. Pada gilirannya mereka sakit, tidak bisa tidur nyenyak, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri.

Berdzikir dan mengingat Allah pada ayat di atas maksudnya adalah mengingat Allah sambil meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang memberi manfaat dan mudarat secara mutlak.

Berdzikir seraya menyelami curahan nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Rasa puas dan syukur terhadap apa yang diberikan Allah membuat hati selalu tenang dan tenteram di tengah gelombang kehidupan.

Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa sebagian orang yang terkena stroke setelah rajin membaca dan mendengar bacaan Al-Qur'an secara rutin, didapatkan memori verbalnya meningkat sebanyak 60 persen. Artinya bahwa ketenangan jiwa saat membaca Al-Qur'an mampu meringankan penderita stroke. Sebab hati yang tenang bisa menggerakkan lebih banyak lagi mekanisme umum dalam tubuh yang akan memperbaiki dan memperbaharui jaringan syaraf otak pasca serangan stroke.

Keempat: Berdzikir kepada Allah dianjurkan setiap saat, dalam keadaan apapun juga. Mulai bangun tidur, masuk dan keluar kamar mandi, makan dan minhm, menyisir rambut, bercermin dan memakai baju, masuk dan keluar rumah, ketika mendengar suara petir, hujan turun, naik kendaraan, sampai tidur lagi.

Semuanya itu dimaksudkan agar kehidupan orang beriman terbentengi dengan dzikir dan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena syetan selalu mencari celah kelengahan manusia untuk masuk ke tubuhnya, mengganggu pikirannya, membuat resah jiwanya, mengobarkan hawa nafsunya, sampai dia terjeumusu di dalam kesesatan, kebodohan serta kebinasaan di dunia dan akhirat.

Oleh karenanya, dzikir adalah "Hishnu al Muslim", yaitu benteng orang muslim dari serangan dan gangguan syetan. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa dzikir juga sebagai benteng orang beriman dari berbagai serangan penyakit, virus dan bakteri.

Kelima: Jiwa yang tenang adalah jiwa yang tidak mudah emosi atau marah, walaupun dia mampu meluapkan, serta mudah memaafkan. Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan sifat orang yang bertaqwa: "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)

Marah dapat mempengaruhi aliran darah, kinerja jantung, dan dapat memicu stroke. Dari sebuah penelitian yang melibatkan 1.000 orang yang memiliki riwayat jantung, ketika diuji dengan hanya mengingatkan penyebab mengapa mereka menjadi marah saja, tekanan darah mereka langsung meningkat dan 5-10 persen. Keadaan seperti ini rentan terkena stroke. Mudah-mudahan kita menjadi hamba yang selalu mengingat Allah setiap saat, dan terhindar dari stroke. Aamiin...

Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah, MA.
Direktur Pesantren Tinggi Al-Islam, Alumni Univ. Al-Azhar - Cairo.

=====

Maraji'/Sumber:
Tabloid Bekam, Menuju Media Rujukan Kedokteran Islam, Edisi 7 Th. ke-3/2013, Jurus Ampuh Atasi Stroke.

Popular posts from this blog