Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 130-132 (4) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 130-132 (4)

Dan nampaknya, wallaahu a'lam, dapat disimpulkan bahwa Ishaq dikaruniai anak, yaitu Ya'qub ketika Ibrahim dan Sarah masih hidup. Karena kabar gembira yang diberikan kepada Ibrahim mencakup keduanya, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, "Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub." (QS. Huud: 71)

Dan ada pula yang mmebaca nashab kata يَعْقُوْبَ dengan menghilangkan harf khafidh. Kalaulah Ya'qub belum lahir pada masa keduanya (Ibrahim dan Sarah) hidup, tentu tidak ada faedah yang besar dalam menyebutkannya sebagai deretan anak keturunan Ishaq. Dan juga Allah telah berfirman dalam surat al-'Ankabuut: "Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian dan al-Kitab pada keturunannya." (QS. Al-Ankabuut: 27)

Dan dalam ayat yang lain: "Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim), Ishaq dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (dari Kami)." (QS. Al-Anbiyaa': 72)

Ini menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim hidup pada masa itu. Dan beliau jugalah yang membangun Baitul Maqdis, sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab suci terdahulu. Dan telah disebutkan dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Abu Dzarr رضي الله عنه, ia berkata, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun?' Nabi menjawab, 'Masjidil Haram.' 'Kemudian masjid apa?' tanyaku lagi. Beliau menjawab, 'Baitul Maqdis.' 'Berapa lama jarak antara keduanya?' tanyaku lagi. Beliau menjawab, 'Empat puluh tahun...'" (dan seterusnya) (534)

Demikian pula wasiat Ya'qub kepada anak-anaknya, seperti yang akan disebutkan nanti, menunjukkan bahwa ia termasuk yang mendapat wasiat.

===

Catatan Kaki:

534. Fat-hul Baari (VI/469) dan Muslim (I/370). [Al-Bukhari (no. 3366), Muslim (no. 520)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog