Bab 50
Nama yang Dilarang
Allah Ta'ala berfirman,
"Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka kedua orang itu menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada kedua orang itu. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al A'raf: 190)
Ibnu Hazm berkata, "Para ulama sepakat tentang keharaman pemakaian nama yang diperhambakan kepada selain Allah, misalnya; Abdu Amr, Abdul Ka'bah dan sebagainya, kecuali Abdul Muthalib.
Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Abbas berkata, "Setelah Nabi Adam menggauli isterinya, ia pun hamil. Iblis lantas mendatangi isteri Nabi Adam dan berkata, 'Sungguh, aku adalah teman kalian berdua yang telah mengeluarkan kalian dari Surga. Oleh karena itu taatlah kepadaku, kalau tidak niscaya akan kujadikan anakmu memiliki dua tanduk seperti rusa sehingga akan keluar dari perutmu dan merobeknya. Sungguh, aku akan melakukannya." Demikianlah, iblis menakut-nakuti Adam dan isterinya. Iblis memerintahkan, "Namakanlah anakmu dengan Abdul Harits." Adam dan isterinya pun enggan menuruti omongannya. Anaknya lantas lahir dan meninggal. Isteri Adam lantas hamil lagi dan iblis pun mendatangi mereka lagi seraya mengatakan seperti yang dikatakannya dulu. Akan tetapi keduanya tetap enggan untuk menuruti omongannya. Sang anak pun lahir dan meninggal. Isteri Adam kemudian hamil lagi dan iblis mendatanginya lagi seraya mengingatkan ucapannya yang dahulu kala. Karena Adam dan isterinya sangat menginginkan kelahiran sang anak maka keduanya menamakannya Abdul Harits. Itulah tafsir firman Allah Ta'ala,
"Kedua orang itu menjadikan anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka sebagai sekutu bagi Allah." (HR. Ibnu Abu Hatim dalam kitab At Tafsir 5/1634)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Qatadah menafsirkan, "Mereka berbuat syirik lantaran menaati iblis tersebut, bukan karena beribadah kepadanya."
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa dalam menafsirkan firman Allah Ta'ala,
"Jika Engkau mengaruniakan kami anak laki-laki yang sempurna (wujudnya)." (QS. Al A'raf: 189)
Mujahid mengatakan, "Adam dan Hawa khawatir kalau bayi yang lahir itu tidak berwujud manusia." Tafsir yang semakna dengan hal itu juga diriwayatkan dari Al Hasan, Sa'id dan yang lainnya.
Kandungan Bab
1. Keharaman memakai nama yang diperhambakan kepada selain Allah.
2. Tafsir surat Al A'raf ayat: 190. (168)
3. Perbuatan syirik dalam hal ini hanya sebatas dalam pemakaian nama tanpa ada maksud hakikat dari nama tersebut.
4. Pemberian Allah kepada seseorang berupa anak perempuan yang sempurna termasuk nikmat (yang harus disyukuri, -pent).
5. Para ulama salaf telah menyebutkan perbedaan antara syirik dalam ketaatan dan syirik dalam ibadah.
=====
Catatan Kaki:
168. Ayat ini menunjukkan bahwa pemakaian nama yang bermakna penghambaan terhadap selain Allah adalah syirik, -pent.
=====
Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.