Surat al-Faatihah (1/4)
Disunnahkan membaca basmalah sebelum memulai setiap pekerjaan
Oleh karena itu disunnahkan membaca basmalah pada awal setiap ucapan maupun perbuatan. Disunnahkan juga membacanya pada awal khutbah berdasarkan dalil yang ada. Dan juga disunnahkan membacanya sebelum masuk ke kamar kecil (toilet), berdasarkan hadits dalam masalah itu. (36)
Demikian juga sebelum berwudhu' berdasarkan hadits dalam Musnad al-Imam Ahmad dan juga dalam kitab Sunan dari riwayat Abu Hurairah, Sa'id bin Zaid dan Abu Sa'id radhiyallaahu 'anhum secara marfu', Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak sempurna wudhu' bagi orang yang tidak menyebut Nama Allah (mengucapkan basmalah) padanya." (37) Hadits ini hasan.
Demikian pula disunnahkan membacanya sebelum makan, berdasarkan hadits dalam Shahiih Muslim, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada anak tiri beliau, 'Umar bin Abi Salamah:
"Ucapkan 'bismillaah', makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu." (38)
Meski demikian, sebagian ulama ada yang mewajibkannya.
Disunnahkan juga membacanya ketika hendak berjima' (berhubungan badan), berdasarkan hadits dalam kitab Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim, dari Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Seandainya salah seorang dari kalian hendak mencampuri isterinya ia membaca:
بِاسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ, اللَّÙ‡ُÙ…َّ جَÙ†ِّبْÙ†َا الشَّÙŠْØ·َانَ ÙˆَجَÙ†ِّبِ الشَّÙŠْØ·َانَ Ù…َا رَزَÙ‚ْتَÙ†َا
'Bismillaah, Allaahumma jannibnasy syai-thaana wa jannibisy syai-thaana maa razaqtanaa
(Dengan menyebut Nama Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami)', maka jika Allah menakdirkan lahirnya anak, maka anak itu tidak akan diganggu oleh syaitan selamanya." (39)
Kata-kata apakah seolah-olah dihilangkan sebelum atau sesudah lafazh 'Bismillaah' (Dengan (menyebut) Nama Allah)
Dari uraian di bawah ini jelaslah bagi kita bahwa dua pendapat di kalangan ahli nahwu dalam masalah apa yang dikaitkan dengan huruf ba' pada ucapan 'Bismillaah', apakah ia isim (kata benda) ataukah fi'il (kata kerja), bahwa kedua pendapat ini berdekatan. Dan keduanya terdapat di dalam al-Qur-an. Adapun mengaitkannya dengan isim, maka taqdir kalimatnya adalah bismillaah ibtida-i (permulaan) seperti firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala:
"Dan Nuh berkata: 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut Nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.' Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Huud: 41)
Adapun mengaitkannya dengan fi'il, baik amr atau khabar, misalnya: ibda' (mulailah) dengan bismillaah atau ibtada'-tu (aku memulai) dengan bismillaah, seperti firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala:
"Bacalah dengan (menyebut) Nama Rabbmu Yang menciptakan." (QS. Al-'Alaq: 1)
Keduanya benar, karena fi'il pasti memiliki mashdar. Maka engkau mentaqdirkan fi'il dan mashdarnya. Dan itu berkaitan dengn fi'il yang engkau sebutkan sebelumnya, seperti qiyaaman (berdiri), qu'uudan (duduk), akalan (makan), wudhuu-an (wudhu'), atau shalaatan (shalat). Maka yang disyari'atkan adalah menyebut Nama Allah sebelum memulai semua itu, untuk meraih berkah, kebaikan dan pertolongan agar pekerjaan itu sempurna dan dapat diterima. Wallaahu a'lam.
Bersambung...
===
(36) 'Aunul Ma'buud 1/6. Lihat pula Shahiihul Jaami' no. 3610.
(37) Ahmad 3/410, Abu Dawud 1/75, Tuhfatul Ahwadzi 1/115, an-Nasa-i 1/61 dan Ibnu Majah 1/140. Shahih: Abu Dawud no. 101, at-Tirmidzi no. 25, Ibnu Majah no. 399. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib no. 203.
(38) Muslim 3/1600. Al-Bukhari no. 5376, 5378 dengn perbedaan lafazh, Muslim no. 2022.
(39) Fat-hul Baari 9/136 dan Muslim 2/1058. Al-Bukhari no. 141, Muslim no. 1434.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT