Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Surat al-Faatihah (5/3)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Faatihah (5/3)

Tauhid Uluhiyyah

Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma, ia berkata: Iyyaaka na'budu (Hanya kepada-Mu kami beribadah), yakni hanya Engkau semata yang kami esakan, kami takuti, dan kami harapkan wahai Rabb kami, bukan selain-Mu."

Tauhid Rububiyyah

Wa iyaaka nasta'iin (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan), untuk mentaati-Mu dan dalam segala urusan kami. (64)

Qatadah berkata: "Iyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, Dia memerintahkan kepada kalian agar mengikhlaskan ibadah dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam segala urusan kalian." (65)

"Iyyaaka na'budu (Hanya kepada-Mu kami beribadah)" didahulukan dari "wa iyyaaka nasta'iin (hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)", karena ibadah kepada-Nya merupakan tujuan. Dan meminta pertolongan merupakan wasilah (sarana) untuk mendapatkannya. Dan perkara yang didahulukan adalah perkara yang lebih penting, dan seterusnya. Wallaahu a'lam.

Allah menyebut Nabi-Nya sebagai hamba yang menduduki maqam yang paling mulia

Allah telah menyebut Nabi-Nya sebagai hamba-Nya yang menjadi bukti bahwa beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memiliki kedudukan mulia. Dia berfirman:

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Qur-an)." (QS. Al-Kahfi: 1)

Dia juga berfirman:

"Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyeru-Nya (mengerjkan ibadah)." (QS. Al-Jinn: 19)

Dia juga berfirman:

"Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam." (QS. Al-Israa': 1)

Allah menyebutnya (Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) sebagai seorang hamba ketika menurunkan al-Qur-an kepadanya, ketika beliau berdakwah dan ketika beliau diperjalankan pada malam hari.

Bimbingan kepada ibadah ketika dada terasa sempit

Dan Allah membimbing Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk senantiasa menjalankan ibadah ketika hati merasa sesak akibat pendustaan orang-orang yang menentangnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

"Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadami menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersujud (shalat), dan ibadahilah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al-Hijr: 97-99)

Bersambung...

===

(64) Ibnu Abi Hatim 1/19.

(65) Ibnu Abi Hatim 1/20.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog