Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.
Kajian Ramadhan.
Kajian Kesembilan Belas.
Perang Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah).
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dan mengaturnya dengan sebaik-baiknya. Ia mengetahui sumber segala sesuatu. Dalam Induk Kitab, Ia telah menetapkan apa saja yang Ia kehendaki dan telah menggariskannya. Maka tidak ada yang bisa menangguhkan apa yang dimajukan oleh-Nya, juga tidak ada yang bisa memajukan apa yang diakhirkan oleh-Nya. Tidak ada yang bisa menolong orang yang direndahkan oleh-Nya, dan tidak ada yang bisa merendahkan siapa yang ditolong oleh-Nya. Hanya Dia sendiri yang memiliki kerajaan dan kekekalan serta kemuliaan dan kesombongan. Siapa saja yang berani menentang-Nya dalam hal ini, maka Allah pasti akan merendahkannya. Hanya Dia satu-satunya Yang Maha Esa, Rabb yang menjadi sandaran. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam segala hal yang diciptakan-Nya. Ia Mahahidup dan Maha berdiri sendiri. Betapa lurusnya Dia di dalam mengurus ciptaan-Nya. Ia Mahatahu, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Aku memuji Allah atas segala karunia dan kemudahan yang diberikan oleh Allah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Ia menerima taubat orang yang berbuat maksiat, lalu Ia memberi maaf dan ampunan atas dosa-dosanya. Aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Melalui beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Allah menjelaskan jalan petunjuk dan meneranginya, melenyapkan kegelapan syirik, membukakan kota Mekkah dan melenyapkan patung-patung yang ada di Baitullah dan menyucikannya. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau, kepada keluarga beliau, kepada para shahabat beliau yang mulia lagi baik, serta kepada siapa saja yang mereka dengan berbuat baik selama bulan masih mengalami purnama.
Sebagaimana dalam bulan yang penuh berkah ini pernah terjadi perang Badar, dimana Islam meraih kemenangan dan menaranya menjadi tinggi, maka dalam bulan ini pula terjadi penaklukan kota Mekkah (Fathu Makkah) pada tahun kedelapan hijriah. Dengan penaklukan besar atas kota Mekkah ini, Allah menyelamatkannya dari kemusyrikan yang penuh dosa dan kemudian berubah menjadi sebuah negeri Islam yang dihuni oleh ketauhidan yang menggantikan kecongkakan. Di situ dikumandangkan penyembahan kepada Dzat Yang Maha Tunggal Yang Perkasa, sementara itu berhala-berhala syirik menjadi hancur.
Penyebab dari penaklukan yang agung ini adalah bahwa ketika telah terjadi perjanjian damai antara Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan Quraisy di Hudaibiyah pada tahun keenam hijriah, maka siapa saja yang ingin masuk ke dalam perjanjian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dipersilahkan, dan siapa saja yang ingin masuk ke dalam perjanjian dengan Quraisy juga dipersilahkan. Lalu Khuza'ah masuk ke dalam perjanjian dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sedangkan Bani Bakr masuk ke dalam perjanjian dengan Quraisy. Di antara kedua kabilah ini pernah saling menumpahkan darah di masa jahiliyah. Dan ternyata Bani Bakr memanfaatkan kesempatan masa tenang dan damai ini untuk menyerang Khuza'ah, sedangkan mereka dalam keadaan tenang dan tidak siap perang. Ternyata kaum Quraisy membantu sekutunya, yaitu Bani Bakr ini, dengan mengerahkan pasukan tambahan dan persenjataan secara diam-diam untuk menggempur Khuza'ah yang merupakan sekutu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sekelompok orang dari Khuza'ah melapor kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengenai tindakan yang dilakukan oleh Bani Bakr serta bantuan yang diberikan oleh kaum Quraisy kepada mereka.
Baca selanjutnya: Perang Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (2)
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT