Skip to main content

Jenis Tilawatul Qur-an yang Kedua (4) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Ramadhan.

Kajian Keduabelas.

Jenis Tilawatul Qur-an yang Kedua (4).

Wahai jiwa,
Sungguh beruntung orang yang shalih
Dengan ketakwaan mereka
Mereka melihat kebenaran
Sedangkan hati ini buta
Aduhai indahnya mereka
Ketika malam telah menyelimuti
Cahaya mereka melebihi cahaya bintang
Mereka melantunkan senandung dzikir di tengah malam
Hidup mereka begitu indah dengan senandung itu
Hati mereka sepenuhnya untuk berdzikir
Air mata mereka seperti permata yang tersusun rapi
Waktu sahur mereka telah terbit dengan cahaya mereka
Jubah pengampunan adalah sebaik-baik pakaian
Mereka menjaga puasa dari berbuat kesia-siaan
Di siang hari mereka khusyu dengan lantunan dzikir
Celaka engkau wahai jiwa
Kenapa engkau tidak segera bangkit
Untuk memperoleh kemanfaatan
Sebelum telapak kakiku tak mampu melangkah
Waktu terus berlalu secara perlahan dan berhembus
Maka raih dan manfaatkan kesempatan yang tersisa

Saudaraku sekalian, peliharalah al-Qur-an sebelum hilang kesempatan, dan jagalah pula aturan-aturannya dari tindak pengabaian dan pendurhakaan. Ketahuilah bahwa al-Qur-an itu kelak akan menjadi bukti yang bisa menguntungkan atau memberatkan kalian di hadapan Raja yang Maha Membalas. Bukan termasuk perbuatan mensyukuri nikmat Allah atas diturunkannya al-Qur-an jika kita letakkan al-Qur-an itu di belakang kita dan kita abaikan begitu saja. Bukan bagian dari mengagungkan kesucian hukum-hukum Allah jika kita jadikan hukum-hukum al-Qur-an itu sebagai bahan cemoohan.

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur-an ketika al-Qur-an itu telah datang kepadaku.' Dan setan itu tidak mau menolong manusia. Berkatalah Rasul: 'Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur-an ini suatu yang tidak diacuhkan." Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong." (Qur-an Surat al-Furqan (25): ayat 27-31)

Ya Allah, berikan anugerah kepada kami agar bisa membaca Kitab-Mu dengan sebenar-benarnya dan jadikan kami termasuk orang yang meraih keberuntungan dan kebahagiaan melalui al-Qur-an. Ya Allah, berikan anugerah agar aku bisa menjaga lafal dan maknanya, menjaga batasan-batasannya, dan memelihara kesuciannya. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang mendalam 'ilmunya, yang beriman kepada ayat-ayat al-Qur-an yang muhkan maupun yang mutasyabih, dengan selalu membenarkan segala yang diberitakan oleh al-Qur-an dan mengamalkan hukum-hukumnya. Ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin dengan rahmat-Mu, wahai sebaik-baik Pemberi rahmat. Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan shahabat seluruhnya.

==

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog