Skip to main content

Perang Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (4) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Ramadhan.

Kajian Kesembilan Belas.

Perang Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (4).

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Siapa yang masuk ke dalam masjid, maka ia aman. Siapa yang masuk ke dalam rumah Abu Sufyan, maka ia aman. Siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya, maka ia aman."

Sesudah itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berangkat sampai akhirnya tiba di Masjidil Haram, lalu melakukan tawaf di atas binatang tunggangan beliau. Ketika itu di sekeliling Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh (360) patung. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun mulai mendorongnya dengan busur panah yang dibawa oleh beliau dan membacakan firman Allah:

"Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (Qur-an Surat al-Isra' (17): ayat 81)

"Kebenaran telah datang dan yang bathil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi." (Qur-an Surat Saba' (34): ayat 49) (42)

Patung-patung itu kemudian berjatuhan dengan muka di bawah. Selanjutnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke dalam Ka'bah, ternyata di dalamnya terdapat lukisan lalu beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan agar dihapus. Selanjutnya beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengerjakan shalat di dalamnya. Setelah selesai, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengelilingi Ka'bah lalu mengumandangkan takbir di segala sisinya serta mengumandangkan lafal-lafal tentang ketauhidan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Sesudah itu beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di depan pintu Ka'bah, sementara itu kaum Quraisy berada di bawah beliau menunggu apa yang akan dilakukan oleh beliau. Sambil memegang tiang pintu, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Tidak ada sembahan yang benar selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Ia adalah pemilik kerajaan dan segala pujian. Ia Mahakuasa atas segala sesuastu. Ia telah menunaikan janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan golongan-golongan musuh. Wahai sekalian bangsa Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kebanggan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia itu seluruhnya berasal dari Adam, sedangkan Adam berasal dari tanah. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kami berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Qur-an Surat al-Hujurat (49): ayat 13)

Wahai sekalian bangsa Quraisy, apa yang kalian duga akan aku lakukan terhadap kalian?"

Mereka menjawab: "Engkau hanya akan melakukan sesuatu yang terbaik, karena engkau adalah saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia juga."

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya aku katakan kepada kalian sebagaimana yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya: 'Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu).' (Qur-an Surat Yusuf (12): ayat 92). Sekarang berangkatlah, kalian semua bebas." (43)

Baca selanjutnya: Perang Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (5)

===

(42) Diriwayatkan oleh Muslim.

(43) Kisah yang dimulai dari penuturan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di pintu Ka'bah ini dikutip dari kitab Zaadul Ma'aad, dan juga dari buku-buku sirah lainnya. Sedangkan kata: "Kalian semua bebas", disebutkan dalam Shahiih al-Bukhari mengenai perang Tha'if. Ibnu Hajar dalam kitab Fat-hul Baari mengatakan: "Yang dimaksud dengan 'orang-orang yang bebas' ini adalah orang yang mendapatkan amnesti dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam para peristiwa Fathu Makkah yang terdiri dari kaum Quraisy dan para pengikut mereka."

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog