Skip to main content

Sarana-sarana untuk Meraih Kemenangan yang Hakiki (4) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Ramadhan.

Kajian Kedua Puluh.

Sarana-sarana untuk Meraih Kemenangan yang Hakiki (4).

Sifat yang kelima: Mencegah dari perbuatan yang munkar. Yang dinamakan munkar adalah segala yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, baik yang berupa dosa-dosa besar maupun dosa-dosa kecil, dalam hal yang berkaitan dengan ibadah, atau akhlak, atau muamalah. Mereka mencegah itu semua untuk menjaga agama Allah, memelihara para hamba-Nya, serta menghindari hal-hal yang menyebabkan kerusakan.

Memerintahkan yang makruf dan mencegah yang munkar merupakan dua pilar yang sangat kuat bagi kelangsungan ummat ini serta bagi kemuliaan dan kesatuannya, sehingga tidak bisa dibuat terpecah belah oleh hawa nafsu dan tidak bisa diporak-porandakan oleh berbagai langkah yang keliru. Oleh karena itu amar makruf nahi munkar merupakan bagian dari kewajiban agama ini bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman: "Hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS. Ali 'Imran (3): 104-105)

Kalau saja tidak ada amar makruf nahi munkar, maka manusia akan terpecah menjadi berbagai golongan dan akan tercabik-cabik menjadi sekian kelompok, yang masing-masing akan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Dengan karakter inilah ummat ini menjadi ummat yang utama mengalahkan ummat yang lainnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman: "Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali 'Imran (3): 110)

Jika hal ini ditinggalkan, maka yang terjadi adalah laknat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Allah berfirman: "Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al-Maidah (5): 78-79)

Kelima sifat ini manakala telah terealisasi, di samping tetap melaksanakan petunjuk dan bimbingan dari Allah, berupa keteguhan dan penetapan hati serta persiapan kekuatan fisik, maka kemenangan dan pertolongan dari Allah akan terwujud dengan izin Allah. "Sebagai janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka itu lalai tentang (kehidupan) akhirat." (QS. Ar-Rum (30): 6-7)

Ummat ini akan mendapatkan pertolongan dari Allah yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Orang mukmin yang yakin sekali dengan janji Allah tentu tahu bahwa sebab-sebab material, sekalipun begitu kuat, tetap saja tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kekuatan dari Allah yang sengaja diciptakan oleh Allah. Dahulu, kaum 'Ad pernah berbangga dengan kekuatan yang mereka miliki, sampai-sampai mereka mengatakan: "Siapa yang lebih kuat dari kami?!" Namun Allah mengatakan: "Apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. Maka Kami tiupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan, sedang mereka tidak diberi pertolongan." (QS. Fushshilat (41): 15-16)

Baca selanjutnya: Sarana-sarana untuk Meraih Kemenangan yang Hakiki (5)

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog