Muqaddimah Ibnu Katsir (11)
Makna "al-Ayah" (Ayat)
Adapun ayat, diambil dari makna alamat (tanda) atas pemenggalan suatu kalimat yang sebelumnya dari kalimat setelahnya, dan pemisahnya. Jadi, kalimat ini berbeda dengan kalimat setelahnya dan terpisah darinya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
...إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِ...
"...Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja..." (QS. Al-Baqarah: 248)
Dikatakan: "Disebut ayat karena ia adalah keajaiban yang mana manusia tidak akan mampu membuat semisalnya." Sibawaih berkata: "Asalnya adalah ayayah (أَيَيَة), seperti akamah (أَكَمَةٌ) dan syajarah (شَجَرَةٌ), dengan huruf yaa' diharakatkan dan huruf yang sebelumnya (hamzah) difath-hahkan. Lalu huruf yaa" diubah menjadi alif menjadi (اية), dengan huruf hamzah yang dipanjangkan."
Al-Kisa-i berkata: "Asalnya (ايية), menuruti wazan (امنة) (aaminah). Lalu huruf yaa' diubah menjadi alif kemudian dihapus karena bercampur dengan alif sebelumnya."
Al-Farra' berkata: "Asalnya dari kata ayyah (ايّة) dengan huruf yaa' ditasydid. Kemudian huruf yaa' yang pertama diubah menjadi alif untuk menghindari tasydid sehingga menjadi (اية). Bentuk jamaknya (اي), (أيات) dan (اياي).
Makna "al-Kalimah" (Kata)
Adapun al-kalimah (kata) adalah satu lafazh. Kadang terdiri dari dua huruf -seperti (ما), (لا) dan lain-lain- dan kadangkala terdiri lebih dari dua huruf, dan paling banyak terdiri dari sepuluh huruf -seperti (لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ), (أَنُلْزِمُكُمُوْهَا), (فَأَسْقَيْنَا كُمُوْهُ). Kadangkala satu kata merupakan satu ayat tersendiri, misalnya: (وَالْفَجْرِ), (وَالضُّحَى), dan (وَالعَصْرِ). Demikian juga (الم), (طه), (يس), (حم). Menurut para ulama Kufah, (حم), (عسق), adalah dua kalimah. Dan sebagian yang lain berpendapat bahwa kata seperti ini bukan ayat, tetapi pembuka-pembuka surat. Abu 'Amr ad-Dani mengatakan: "Aku tidak mengetahui satu kata yang berdiri sebagai sebuah ayat kecuali firman Allah Ta'ala: (مُدْ هَا مَّتَان), dalam surat ar-Rahman.
Al-'Ajamiyyah (kata-kata selain Arab) dalam al-Qur-an
(Pasal) Al-Qurthubi berkata: "Para ulama sepakat bahwa di dalam al-Qur-an tidak ada satu pun susunan bahasa 'ajam (selain Arab). Dan mereka sepakat bahwa di dalam al-Qur-an disebutkan beberapa nama 'ajam, seperti Ibrahim, Nuh serta Luth. Lalu mereka berbeda pendapat apakah di dalam al-Qur-an masih ada kata-kata 'ajam (non Arab) selain itu? Al-Baqilani dan ath-Thabari mengingkarinya. Keduanya berkata: "Adapun kata-kata dalam al-Qur-an yang mirip dengan kata-kata 'ajam, maka itu termasuk ke dalam bab kata-kata yang biasa digunakan untuk semua bahasa."
Bersambung...
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT