Skip to main content

Adab Membaca al-Qur-an (8) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Ramadhan.

Kajian Ketigabelas.

Adab Membaca al-Qur-an (8).

8. Melakukan sujud tilawah.

Adab membaca al-Qur-an yang lainnya adalah melakukan sujud jika bertemu dengan ayat sajdah dan dilakukan dalam keadaan berwudhu, kapan pun waktunya membaca al-Qur-an, apakah di siang hari atau di malam hari. Caranya adalah bertakbir untuk melakukan sujud lalu mengucapkan: Sub-haana Rabbiyal a'laa (Mahasuci Rabbku yang Mahatinggi), terus berdo'a dan kemudian bangkit kembali dari sujud tanpa takbir dan tanpa salam. Sebab tidak ada riwayat dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang menyatakan hal seperti itu. Kecuali jika sujud itu dilakukan dalam shalat, yang tentunya membaca takbir ketika akan sujud dan ketika bangkit dari sujud. Ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu bahwa ia membaca takbir dalam shalat ketika hendak bersujud dan ketika bangkit darinya. Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melakukan demikian. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallaahu 'anhu bahwa ia berkata:

"Aku pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengucapkan takbir setiap kali naik dan turun dan ketika berdiri dan duduk." (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Imam an-Nasa-i, dan Imam at-Tirmidzi yang sekaligus menshahihkannya)

Hadits ini bersifat umum meliputi sujud dalam shalat maupun sujud tilawah dalam shalat.

Demikianlah adab-adab dalam membaca al-Qur-an. Karena itu beradablah dengan adab-adab tersebut, berpeganglah dengannya dan carilah ridha Allah dengannya.

Ya Allah, jadikan kami bagian dari orang-orang yang mengagungkan kesucian-kesucian ajaran-Mu dan orang-orang yang memperoleh keberuntungan dan akan mewarisi Surga-Mu. Berilah kami ampunan, juga kedua orang tua kami serta seluruh kaum muslimin dengan rahmat-Mu, wahai sebaik-baik penyayang.

Semoga Allah mencurahkan rahmat dan kedamaian kepada Nabi Muhammad serta kepada keluarga dan para shahabat seluruhnya.

==

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog