Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.
Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.
Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Keduabelas.
Yang Boleh Dilakukan oleh Orang yang Berpuasa (7).
7. Mencicipi Makanan.
Mencicipi makanan ini dengan catatan tidak sampai masuk ke tenggorokan. Hal tersebut didasarkan pada riwayat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma:
"Tidak ada masalah untuk mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak dimasukka ke dalam kerongkongannya sedang dia dalam keadaan berpuasa." (89)
===
(89) Disampaikan oleh al-Bukhari sebagai komentar (IV/ 154 - Fat-hul Baari). Dan disambung oleh Ibnu Abi Syaibah (II/ 47), al-Baihaqi (IV/ 261) melalui dua jalan. Dan hadits ini hasan. Lihat juga buku, Taghliiqut Ta'liiq (III/ 151-152).
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.
Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Keduabelas.
Yang Boleh Dilakukan oleh Orang yang Berpuasa (7).
7. Mencicipi Makanan.
Mencicipi makanan ini dengan catatan tidak sampai masuk ke tenggorokan. Hal tersebut didasarkan pada riwayat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma:
"Tidak ada masalah untuk mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak dimasukka ke dalam kerongkongannya sedang dia dalam keadaan berpuasa." (89)
===
(89) Disampaikan oleh al-Bukhari sebagai komentar (IV/ 154 - Fat-hul Baari). Dan disambung oleh Ibnu Abi Syaibah (II/ 47), al-Baihaqi (IV/ 261) melalui dua jalan. Dan hadits ini hasan. Lihat juga buku, Taghliiqut Ta'liiq (III/ 151-152).
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT