Skip to main content

Jumlah kambing 'aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan (2) | Aqiqah | Ketika Anak Itu Lahir | Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti

Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti.

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah.

Bab II.

Ketika Anak Itu Lahir.

23. Aqiqah (اَلْعَقِيْقَةُ).

9.  Jumlah kambing 'aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan (2).

Berkata al-Imam Ibnu Qayyim di Tuhfatul Maudud (bab 6 fasal 10), "Dan ini merupakan kaidah syari'ah sesungguhnya Allah telah lebihkan di antara laki-laki dan perempuan. Dan Dia telah menjadikan (bagian) perempuan setengah dari (bagian) laki-laki di dalam waris, diyat, saksi, memerdekakan budak dan 'aqiqah..."

Saya berkata: Benarlah apa yang dikatakan oleh al-Imam bahwa kelebihan laki-laki atas perempuan adalah prinsip yang mendasar sekali dalam Agama ini. Dan merupakan kaidah syari'ah yang sangat agung sekali yang ditegakkan atas dasar ilmu dan keadilan bukan atas dasar kejahilan dan hawa. Oleh karena itu tidak ada yang menyalahinya kecuali dua golongan manusia imma dia jahil atau mengikuti hawa nafsu. Dan ini adalah Sunnahnya ahlul bid'ah mereka berdiri di atas kebodohan tentang Agama Allah ini (al-Islam) dan mengikuti hawa nafsu. Ambil misal, Agiel Siraj, salah seorang yang diangkat oleh orang banyak (bukan ahli ilmu) sebagai salah satu tokoh dari sekian banyak tokoh-tokoh yang bodoh ketika Allah mengangkat ilmu ini dengan diwafatkannya ulama. Sehingga apabila tidak tinggal seorang pun di muka bumi ini atau sedikit sekali, maka mulailah manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh-bodoh salah satunya adalah Agiel Siraj. Kemudian si pemimpin yang bodoh ini ditanya tentang bolehkah wanita menjadi presiden?

Dia pun berfatwa tanpa ilmu, "Boleh!?"

Akibatnya dia tersesat dan menyesatkan orang banyak. Kalimat-kalimat di atas diambil dari makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dikeluarkan al-Bukhari dan Muslim dari jalan 'Abdullah bin Amir bin 'Ash (radhiyallahu 'anhu).

Di antara faedah hadits yang mulia ini ialah sebagai bukti dan tanda dari kenabian dan kerasulan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahwa apa yang beliau sabdakan benar terjadi dan Agiel Siraj adalah salah seorang pelakunya sebagai salah satu dari pemimpin-pemimpin yang bodoh. Dia ditanya kemudian berfatwa dengan tanpa ilmu akhirnya dia menyesatkan manusia selain dia telah tersesat jauh sebelum dia ditanya dan berfatwa.

Berkata orang yang jahil murakkab ini bahwa ayat al-Qur`an yang menegaskan "Laki-laki adalah pemimpin atas wanita" tidak bersifat umum akan tetapi terbatas dalam permasalahan ranjang saja (!?) berpegang dengan sebab turunnya ayat. Dan lagi -katanya- bahwa ayat di atas tidak dengan lafazh perintah (amr) akan tetapi dengan lafazh khabar yang tentu saja tidak memiliki kekuatan hukum. Dia pun menerangkan bahwa masalah ini adalah masalah khilaf di antara ulama dengan dibawakannya bahwa Imam ath-Thabari yaitu Ibnu Jarir telah membolehkan wanita sebagai pemimpin!? Adapun tentang hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang menegaskan bahwa "Tidak akan beruntung satu kaum yang mengangkat perempuan sebagai pemimpin mereka" keterangannya kurang lebih sama dengan ayat di atas. Bahwa hadits tersebut hanya berlaku pada masa itu atau khusus bangsa Persia saja dan bukan dengan lafazh perintah akan tetapi lafazh khabar yang kedudukan hukumnya pun tidak kuat.

Saya berkata kalau Syaikh al-Albani memiliki kitab dengan judul Silsilah Hadits-hadits Dha'if dan Maudhu' maka kita di Indonesia memiliki Silsilah Kejahilannya Agiel Siraj. Sebagian dari silsilah kejahilannya dapat kita lihat dari fatwanya di atas tentang masalah presiden wanita.

===

Maraji'/ Sumber:
Buku: Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan III, Tahun 1425 H/ 2004 M.

Popular posts from this blog