Skip to main content

Yang Paling Selamat, Adalah Mengikuti as-Sunnah | Rasulullah Mencukupkan Tarawih dengan Sebelas Raka'at, itu Merupakan Dalil Bahwa Tidak Dibolehkannya Menambah Lebih dari Jumlah Tersebut | Shalat Tarawih

Shalaatu at-Taraawiihi.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah.

Shalat Tarawih.

Fasal III.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Mencukupkan Tarawih dengan Sebelas Raka'at, itu Merupakan Dalil Bahwa Tidak Dibolehkannya Menambah Lebih dari Jumlah Tersebut.

Yang Paling Selamat, Adalah Mengikuti as-Sunnah.

Meskipun dikatakan, bahwa menambah atau mengurangi bilangan raka'at tarawih itu boleh, aku tak akan mengira ada seorang muslim akan ragu -setelah diberi penjelasan terdahulu- untuk menyatakan bahwa jumlah bilangan raka'at yang diamalkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap lebih utama ketimbang ditambah atau dikurangi, berdasarkan sabda Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) yang lugas:

"Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." (Diriwayatkan oleh Muslim)

Apalagi yang menghalangi kaum muslimin sekarang untuk mengamalkan hadits dan tak usah menambah-nambah meskipun hanya demi mengamalkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Tinggalkan apa yang kamu ragukan, amalkanlah apa yang tidak kamu ragukan."

Apalagi, banyak di antara mereka yang melaksanakan shalat 20 raka'at itu dengan asal-asalan, lantaran cepatnya mereka mengerjakannya. Bahkan mungkin dinyatakan tidak sah secara mutlak, karena mereka merusak thuma'ninah yang termasuk salah satu rukun shalat yang menentukan sah tidaknya shalat itu, sebagaimana akan dijelaskan nanti pada fasal ke delapan.

Seandainya mereka melaksanakan shalat tersebut dengan jumlah raka'at yang ada dalam as-Sunnah, dengan menghabiskan waktu yang sama dengan kalau mereka melakukan 20 raka'at, niscaya shalat mereka dianggap sah dan dapat diterima berdasarkan kesepakatan para ulama. Hal itu dikuatkan oleh hadits Jabir (radhiyallahu 'anhu):

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya: 'Shalat apakah yang paling afdhal?' Beliau (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda: 'Yang paling lama berdirinya.'"

Maka wahai kaum muslimin, hendaknya kamu sekalian berpegang pada Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan geraham kamu. Sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shalaatu at-Taraawiihi, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah, Tanpa keterangan penerbit, Tanpa keterangan cetakan, Tanpa keterangan tahun, Judul terjemahan: Shalat Tarawih, Penerjemah: Abu Umar Basyir al-Maidani, Penerbit: at-Tibyan, Solo - Indonesia, Cetakan IV, Nopember 2000 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT