Skip to main content

Tata Cara Nabi dalam Shalat Malam dan Witir (6) | Shalat Tarawih Menurut Tuntunan Rasulullah

Shalaatu at-Taraawiihi.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah.

Shalat Tarawih Menurut Tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Fasal VIII.

Tata Cara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Shalat Malam dan Witir (6).

Yang keenam: Beliau (shallallahu 'alaihi wa sallam) shalat 9 raka'at, di antaranya 6 raka'at yang mana beliau hanya duduk pada raka'at keenamnya. Beliau membaca tasyahhud dan bershalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bangkit dan tidak bersalam. Lalu beliau berwitir satu raka'at. Setelah itu beliau salam, kemudian shalat lagi dua raka'at dalam keadaan duduk. Dasarnya adalah hadits 'Aisyah yang telah kita sebutkan tadi.

Inilah tata cara yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menunaikan shalat malam dan witir. Masih bisa ditambah lagi dengan corak ragam yang lain. Yaitu dengan cara mengurangi raka'at pada masing-masing cara yang telah disebutkan sekehendak kita. Bahkan kita boleh mencukupkan diri hanya dengan satu raka'at. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "...barangsiapa yang mau, silahkan dia berwitir lima raka'at, barangsiapa yang mau boleh tiga raka'at, bahkan barangsiapa yang mau boleh satu raka'at." Hal ini telah dijelaskan pada hal. 84 (buku asli).

Hadits tersebut merupakan nash yang membolehkan kita berwitir dengan masing-masing dari 3 ragam yang disebutkan tadi. Meskipun periwayatannya tidak shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahkan yang benar, hadits 'Aisyah (radhiyallahu 'anhuma) yang menyatakan bahwa beliau tidak pernah berwitir (dengan shalat sebelumnya) kurang dari tujuh raka'at, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Dan witir yang tiga dan lima raka'at tadi, kalau mau boleh dilakukan dengan satu tasyahhud dan satu salam sebagaimana bentuk yang kedua. Atau kalau mau, boleh dilakukan dengan tasyahhud pada setiap dua dari empat raka'at tanpa salam, sebagaimana bentuk yang keempat. Kalau mau juga boleh bersalam pada setiap dua raka'at, dan itulah yang lebih utama, sebagaimana bentuk yang ketiga dan yang lainnya.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shalaatu at-Taraawiihi, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah, Tanpa keterangan penerbit, Tanpa keterangan cetakan, Tanpa keterangan tahun, Judul terjemahan: Shalat Tarawih Menurut Tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: Ustadz Abu Umar Basyir al-Maidani hafizhahullah, Penerbit: at-Tibyan, Solo - Indonesia, Cetakan IV, Nopember 2000 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog