Skip to main content

Bagaimanakah cara menghitung hari ketujuh? | Aqiqah | Ketika Anak Itu Lahir | Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti

Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti.

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah.

Bab II.

Ketika Anak Itu Lahir.

23. Aqiqah (اَلْعَقِيْقَةُ).

7. Bagaimanakah cara menghitung hari ketujuh?

Dalam masalah inipun para ulama telah berselisih menjadi dua madzhab.

Madzhab yang pertama, mengatakan bahwa menghitung jumlah tujuh hari itu ialah dengan memasukkan hari kelahirannya sebagai hari pertama atau dihitung satu hari.

Maka menurut madzhab pertama ini, apabila seorang anak lahir pada hari Ahad misalnya, baik lahirnya pada pagi hari sesudah fajar (shubuh) atau siang hari atau sore hari atau malam hari atau tengah malam sampai sebelum fajar hari Ahad malam Senin sama saja, maka cara menghitungnya sebagai berikut:

1. Hari Ahad hari pertama (hari kelahiran).
2. Senin hari kedua.
3. Selasa hari ketiga.
4. Rabu hari keempat.
5. Kamis hari kelima.
6. Jum'at hari keenam.
7. Sabtu hari ketujuh yaitu hari penyembelihan atau hari 'aqiqah.

Sedangkan madzhab yang kedua tidak menghitung hari kelahiran sebagai hari pertama. Jadi cara menghitungnya sebagai berikut:

1. Senin hari pertama.
2. Selasa hari kedua.
3. Rabu hari ketiga.
4. Kamis hari keempat.
5. Jum'at hari kelima.
6. Sabtu hari keenam.
7. Ahad hari ketujug yaitu hari penyembelihan atau hari 'aqiqah.

Menurut Imam an-Nawawi madzhab pertamalah yang benar sesuai dengan zhahir-nya hadits yakni hadits Samurah bin Jundub (radhiyallahu 'anhu), "Disembelih untuknya pada hari ketujuhnya." Zhahir-nya hari kelahiran dihitung satu hari sebagai hari pertama. Wallahu A'lam. (173)

===

(173) Majmu' Syarah Muhadzdzab juz 8 hal. 431. Tuhfatul Maudud bab VI fasal 8.

===

Maraji'/ Sumber:
Buku: Menanti Buah Hati dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan III, Tahun 1425 H/ 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog