Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahuLLOOH berkata di dalam Hadyus Sari (Muqoddimah Fat-hul Baari) 143:
Firman-NYA (DIA beristiwa' di atas 'arsy) termasuk di dalam persoalan mutasyabih yang 'ilmunya diserahkan kepada ALLOH 'Azza wa Jalla, tafsirnya tertera di aslinya.
Saya katakan:
Ini tidak benar, sebab nash-nash tentang sifat ALLOH 'Azza wa Jalla yang diantaranya: ayat-ayat tentang istiwa' adalah bagian dari nash-nash muhkamah yang maknanya diketahui dan maksudnya dicapai oleh akal. Adapun yang diserahkan kepada ALLOH hanyalah kaifiyyatnya (caranya) dan hakikatnya, sesuai dengan madzhab Salaf ummat ini -semoga ALLOH merohmati mereka semua-.
Imam Malik rohimahuLLOOH berkata: "Istiwa' maklum (diketahui), kaifiyyat majhul (tidak diketahui), iman kepadanya wajib, dan mempertanyakannya bid'ah." Jadi, istiwa' maknanya diketahui yaitu ketinggian dan menetap. Demikianlah, hal ini bukan termasuk dalam ayat mutasyabih dimana tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali ALLOH sebagaimana yang dikatakan oleh ahli tafwidh (3) yang menafikan sifat ini, juga al-Hafizh Ibnu Hajar mengikutinya di sini. WALLOOHU a'lam.
===
(3) Ahli tafwidh ialah kelompok yang bukan saja menyerahkan kaifiyyat dan hakikat ayat sifat kepada ALLOH tapi juga maknanya. Mereka menentang pemberian makna zhohir terhadapnya. (Dan ucapan mereka dalam masalah tafwidh ini adalah seburuk-buruk pendapat ahli bid'ah. Demikian ditegaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
===
Maroji':
Kitab: Peringatan atas Kesalahan 'Aqidah dalam Fat-hul Bari, Penulis: Syaikh 'Ali bin 'Abdul 'Aziz bin 'Ali asy-Syibil, Penerbit: Darul Wathon dan Darusy Syibil - Riyadh, Cetakan II, 1422 H/ 2001, Penerjemah: Abu Ismail Fuad Lc, Penerbit: Pustaka al-Haura' - Jogjakarta, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Firman-NYA (DIA beristiwa' di atas 'arsy) termasuk di dalam persoalan mutasyabih yang 'ilmunya diserahkan kepada ALLOH 'Azza wa Jalla, tafsirnya tertera di aslinya.
Saya katakan:
Ini tidak benar, sebab nash-nash tentang sifat ALLOH 'Azza wa Jalla yang diantaranya: ayat-ayat tentang istiwa' adalah bagian dari nash-nash muhkamah yang maknanya diketahui dan maksudnya dicapai oleh akal. Adapun yang diserahkan kepada ALLOH hanyalah kaifiyyatnya (caranya) dan hakikatnya, sesuai dengan madzhab Salaf ummat ini -semoga ALLOH merohmati mereka semua-.
Imam Malik rohimahuLLOOH berkata: "Istiwa' maklum (diketahui), kaifiyyat majhul (tidak diketahui), iman kepadanya wajib, dan mempertanyakannya bid'ah." Jadi, istiwa' maknanya diketahui yaitu ketinggian dan menetap. Demikianlah, hal ini bukan termasuk dalam ayat mutasyabih dimana tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali ALLOH sebagaimana yang dikatakan oleh ahli tafwidh (3) yang menafikan sifat ini, juga al-Hafizh Ibnu Hajar mengikutinya di sini. WALLOOHU a'lam.
===
(3) Ahli tafwidh ialah kelompok yang bukan saja menyerahkan kaifiyyat dan hakikat ayat sifat kepada ALLOH tapi juga maknanya. Mereka menentang pemberian makna zhohir terhadapnya. (Dan ucapan mereka dalam masalah tafwidh ini adalah seburuk-buruk pendapat ahli bid'ah. Demikian ditegaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
===
Maroji':
Kitab: Peringatan atas Kesalahan 'Aqidah dalam Fat-hul Bari, Penulis: Syaikh 'Ali bin 'Abdul 'Aziz bin 'Ali asy-Syibil, Penerbit: Darul Wathon dan Darusy Syibil - Riyadh, Cetakan II, 1422 H/ 2001, Penerjemah: Abu Ismail Fuad Lc, Penerbit: Pustaka al-Haura' - Jogjakarta, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT