Skip to main content

Thoyyiban dari hulu hingga hilir

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi..."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh: ayat 168)

Suroh al-Baqoroh ayat 168 ditafsirkan al-Hafizh Ibnu Katsir rohimahuLLOOH, bahwasanya ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala menjelaskan DIA-lah yang memberi rizqi semua makhluq-NYA. Untuk itu ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala menyebut DIA-lah sebagai pemberi karunia kepada mereka dan memperbolehkan mereka makan dari semua apa yang ada di bumi, yaitu yang dihalalkan bagi mereka lagi baik dan tidak membahayakan tubuh serta akal mereka. Pertanyaannya, apakah mungkin makanan yang halal bisa membahayakan tubuh serta akal?

Dari Ummu al-Mundzir binti Qois al-Anshoriyyah rodhiyaLLOOHU 'anha, ia berkata, "Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam menemuiku bersama 'Ali rodhiyaLLOOHU 'anhu, sementara 'Ali baru sembuh dari sakit. Saat itu kami memiliki dawali yang tergantung, Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam lalu berdiri dan makan sebagian darinya. Ketika 'Ali berdiri untuk makan, Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda kepada 'Ali, "Tahanlah, sesungguhnya engkau baru saja sembuh dari sakit!" Hingga 'Ali menahan diri. Ummu al-Mundzir berkata, "Aku lalu masak sya'ir dan rebusan sayur silq. Setelah itu aku membawanya dan Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam pun bersabda, "Wahai 'Ali, makanlah dari makanan ini, makanan tersebut lebih bermanfaat bagimu."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud)

Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi rohimahuLLOOH menerangkan bahwasanya dawali adalah simpanan ruthob (kurma segar) yang digantung di dalam rumah untuk dimakan. Sedangkan orang yang baru sembuh dari sakit biasanya sibuk melawan sisa-sisa penyakit. Maka akan berbahaya bila ia mengkonsumsi buah-buahan. Sebab buah-buahan cepat sekali berubah, sementara kondisinya masih lemah untuk melawannya. Apalagi buah ruthob mengandung unsur-unsur yang berat.

Imam al-Maqdisi menambahkan, adapun sayur silq (bit) dan sya'ir (jelai) sangat bermanfaat bagi orang yang baru sembuh dan cocok untuk orang yang kondisi perutnya masih lemah.

Pada hadits lain 'Abdulloh bin Ja'far rodhiyaLLOOHU 'anhu berkata, "Aku melihat Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam makan kurma segar dengan qitsa' (sejenis mentimun)."
(Hadits Riwayat Imam al-Bukhori)

Imam Ibnul Qoyyim rohimahuLLOOH menjelaskan bahwa secara umum, kurma bersifat panas sementara mentimun dingin, masing-masing cocok dengan lainnya dan ditambah masing-masing menetralisir bahaya lainnya. Konsekuensinya, tubuh akan terjaga kesehatan, kekuatan dan kebaikannya.

Bersambung...

===

Maroji':
Tabloid Bekam Edisi 16/ Tahun 3/ 2013.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog