Skip to main content

Tidak akuratnya pendapat yang tidak mewajibkan pengobatan

Sebuah pengantar tentang masalah pengobatan

Kedua: Tidak akuratnya pendapat yang tidak mewajibkan pengobatan

Dasarnya adalah hadits Atho' bin Robah, dia berkata, Ibnu 'Abbas rodhiyaLLOOHU 'anhu pernah berkata kepadaku, "Bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang seorang wanita dari penghuni Surga?'

'Ya, baiklah,' kataku.

Ibnu 'Abbas berkata, 'Wanita yang berkulit hitam itu pernah menemui Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam, seraya berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai penyakit epilepsi (ayan) dan aibku pun tampak. Maka berdo'alah kepada ALLOH untuk kesembuhanku.'

Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda, 'Jika engkau mau, maka engkau dapat bersabar dan engkau akan mendapatkan Surga. Namun jika engkau mau, maka aku akan berdo'a kepada ALLOH agar DIA menyembuhkanmu.'

Wanita itu berkata, 'Kalau begitu aku akan bersabar. Tapi toh aibku tampak. Maka berdo'alah kepada ALLOH bagiku, agar aibku tidak tampak.'

Maka Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam berdo'a baginya."

Maroji:
Kitab: asy-Syifa' min Wahyi Khotamil Anbiya', Penulis: Aiman bin 'Abdul Fattah, Penerbit: Darush Shohifah, Cetakan I, 1425 H/ 2004 M, Judul terjemahan: Pengobatan dan penyembuhan menurut wahyu Nabi, Penerjemah: Kathur Suhardi, Penerbit: Pustaka as-Sabil - Jakarta, Cetakan IV, 1426 H/ 2005 M.
Judul terjemahan: Keajaiban Thibbun Nabawi, bukti ilmiah dan rahasia kesembuhan dalam pengobatan Nabawi, Penerjemah: Hawin Murtadlo, Penerbit: al-Qowam - Surakarta, Cetakan VIII, 2012 M.

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog