Skip to main content

Akhlaq isteri yang ideal (6)

Isteri yang ideal adalah wanita yang sabar, tidak suka mengeluh dan meratap serta tidak egois.

Kehidupan ini penuh dengan tantangan dan kesulitan. Kehidupan ini bukan tempat mangkal orang yang datang dan pergi, bukan bulan madu seperti yang banyak digambarkan para wanita. Tetapi wanita harus mengemban tanggung jawab dan pengorbanan yang berat, yang bisa dirasakan wanita Muslimah karena manisnya iman.

Jika wanita Muslimah mengetahui hal ini, tentu dia mampu menghadapi kehidupan ini, menguasai kecenderungan-kecenderungan jiwanya, menahan bisikan-bisikannya, tidak tunduk kepada kesenangannya, lapang dada dan tabah menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup.

Dia tidak memperdulikan kejemuan dan kebosanan kepada suami atau kepada orang lain, sekalipun orang yang dekat dengannya. Dia menampakkan diri sebagai orang yang sabar dan ridho terhadap taqdir ALLOH. Contoh paling baik dalam hal ini adalah ketenangan Ummu Sulaim rodhiyaLLOOHU 'anha di hadapan suaminya, tatkala anaknya meninggal dunia. Karena keagungan sifatnya inilah Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam melihatnya sebagai orang yang layak berada di dalam Surga.

Pada saat anaknya meninggal dunia, maka dia berkata kepada anggota keluarganya, "Janganlah kalian mengabarkan kepada Abu Tholhah tentang kematian anaknya, sehingga aku sendiri yang akan mengabarkannya."

Tatkala Abu Tholhah rodhiyaLLOOHU 'anhu pulang ke rumah, Ummu Sulaim menyajikan makan malam, lalu dia makan dan minum. Lalu dia berhias lebih baik dari yang biasa dia lakukan sebelum itu, lalu mereka pun bersenggama. Setelah dilihatnya Abu Tholhah memperoleh kepuasan, Ummu Sulaim berkata, "Wahai Abu Tholhah, bagaimana pendapatmu andaikata ada segolongan orang meminjamkan suatu pinjaman kepada suatu keluarga, lalu mereka meminta pinjamannya itu, apakah keluarga tersebut menghalanginya?"

Abu Tholhah menjawab, "Tidak."

Ummu Sulaim berkata, "Maka carilah keridhoan ALLOH dengan kematian anakmu."
(Hadits Riwayat Imam Muslim)

Bagaimana perbandingan antara tindakan Ummu Sulaim ini dengan para wanita yang mondar-mandir di ambang pintu, menunggu kedatangan suaminya untuk mengabarkan kematian anaknya?

Kita juga tidak melupakan sikap Khodijah rodhiyaLLOOHU 'anha yang sabar dan tabah mendampingi Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam, meskipun orang-orang Quroisy terus menghadang da'wahnya, bahkan dia adalah orang pertama yang beriman kepada Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam.

Kehidupan macam apapun yang dihadapi isteri manapun, pasti menghadapi perjuangan dan kesulitan. Penderitaan saat mengandung, melahirkan dan berbagai kesulitan lain dalam hidup, yang dihadapi isteri yang menghendaki keutuhan rumah tangganya, harus dipikul tanpa keluhan dan kegundahan. Jika hal ini dilakukan, maka rumah tangga akan terjaga dari cacat dan kelemahan yang disebabkan oleh kesulitan hidup dan minimnya kesabaran.

Dengan kesabaran tanpa disertai kecemasan, maka hidup akan terasa manis dan jiwa menjadi terkontrol. Dengan ketabahan wanita dalam menghadapi berbagai tantangan, maka cinta kasih akan tetap subur.

Kehidupan yang kita jalani selama ini telah memberikan banyak pengalaman tentang tantangan dan kesulitan di tengah kehidupan rumah tangga. Kesulitan-kesulitan tersebut sangat memungkinkan dihadapi dengan modal sabar dan tabah. Hal ini pula yang harus banyak dipelajari oleh para wanita. Tetapi sayang, banyak di antara mereka yang belajar dari pengalaman setelah jauh waktu yang berlalu.

Sungguh baik perkataan Abud Darda rodhiyaLLOOHU 'anhu kepada isterinya, "Jika engkau melihatku sedang marah, maka buatlah aku ridho, dan jika aku melihatmu sedang marah, maka aku akan membuatmu menjadi ridho. Jika tidak maka kitak tidak akan bisa hidup menyatu."

Hal ini tidak lain hanya karena pengaruh bimbingan al-Qur-an, yang difirmankan ALLOH:

"...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, ALLOH menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(Qur-an Suroh Ali 'Imron: 134)

Di antara gambaran hikmah dan kesabaran wanita, maka dia tidak boleh meminta cerai kepada suaminya. Dari Tsauban rodhiyaLLOOHU 'anhu, dia berkata, "Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda, 'Siapapun wanita yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang diperbolehkan, maka diharomkan baginya wangi Surga."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dan Imam at-Tirmidzi)

===

Maroji:
Kitab: az-Zaujatul Mistsaliyyah, Penulis: Khoulah binti 'Abdul Qodir Darwis, Penerbit: Darul Muhammadi lin Nasyr wat Tauzi', Cetakan 1, 1415 H, Judul terjemahan: Isteri yang ideal, Penerjemah: Kathur Suhardi, Penerbit: Darul Falah - Bekasi, Cetakan IX, 1432 H.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===

Kios Tas, Sepatu, Jaket, Baju, dll
http://SahlaAgency.blogspot.com

===

Sembilan kitab hadits dalam Satu software
Cinta Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam?
Gali pesan Beliau di software ini
Software hadits digital berisi sembilan kitab hadits dengan terjemah. Disertai berbagai fitur yang menarik.
Cocok untuk ustadz, pelajar, dan umum
http://lidwa.com

===

BISNIS PULSA
Harga voucher pulsa SANGAT MURAH !
Biaya registrasi GRATIS tanpa dipungut biaya apa pun
Biaya SMS reply Rp 0,- ( GRATIS )
Jumlah nominal deposit pulsa BEBAS tanpa ada minimal jumlah deposit
Transaksi pulsa ONLINE 24 jam sehari NONSTOP
Tidak ada target penjualan
http://www.pulsagram.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT