Khutbatul Hajat
Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka semua beribadah hanya kepada-Ku."
(Qur-an Surah adz-Dzariyat (51): ayat 59)
Hanya saja kemudian timbul pertanyaan besar: Bagaimana caranya kitaa beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala? Apakah kita boleh untuk menentukan cara beribadah dengan cara yang kita buat dan adakan sendiri atau tidak boleh?
Jawabnya pasti tidak boleh.
Mengapa?
Karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menerangkan dan menjelaskan kepada kita bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, yakni dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus para Nabi dan Rasul kepada setiap ummat manusia.
Untuk apa mereka diutus?
Di antara tugas para Nabi dan Rasul itu adalah mengajarkan kepada manusia bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Dimulai dari Nabi Adam 'alaihis salaam sampai dengan penutup para Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang membawa ajaran yang telah disempurnakan dari ajaran-ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus sebelumnya, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."
(Qur-an Surah al-Maa-idah (5): ayat 3)
Bersambung...
===
Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka semua beribadah hanya kepada-Ku."
(Qur-an Surah adz-Dzariyat (51): ayat 59)
Hanya saja kemudian timbul pertanyaan besar: Bagaimana caranya kitaa beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala? Apakah kita boleh untuk menentukan cara beribadah dengan cara yang kita buat dan adakan sendiri atau tidak boleh?
Jawabnya pasti tidak boleh.
Mengapa?
Karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menerangkan dan menjelaskan kepada kita bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, yakni dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus para Nabi dan Rasul kepada setiap ummat manusia.
Untuk apa mereka diutus?
Di antara tugas para Nabi dan Rasul itu adalah mengajarkan kepada manusia bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Dimulai dari Nabi Adam 'alaihis salaam sampai dengan penutup para Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang membawa ajaran yang telah disempurnakan dari ajaran-ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus sebelumnya, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."
(Qur-an Surah al-Maa-idah (5): ayat 3)
Bersambung...
===
Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT