Skip to main content

Tentang 'ibadah dan bid'ah

Di sini kita dapat menetapkan dua hal penting:

Pertama:

Kewajiban taat kepadaa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam secara mutlak.

Agar mereka -para Nabi dan Rasul 'alaihimas salaam- mudah di dalam menyampaikan syari'at dan ajaran Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada ummat mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewajibkan kepada ummat manusia beberapa hal:

Pertama, beriman kepada para Nabi dan Rasul 'alaihimas salaam itu dan mengakui bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang terpilih untuk diutus kepada manusia untuk menyampaikan ajaran Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada manusia. Para Nabi dan Rasul 'alaihimas salaam itu memerintahkan apa yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala perintahkan kepada manusia dan melarang dari apa yang dilarang oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Kedua, taat kepada para Nabi dan Rasul 'alaihimas salaam yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala utus kepada manusia.

Allah Subhaanahu wa Ta'aala menutup dan mengakhiri pengutusan para Nabi dan Rasul 'alaihimas salaam itu dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada seluruh alam semesta, tidak terbatas pada suatu bangsa tertentu saja. Maka wajib bagi seluruh ummat manusia untuk mentaati beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, tanpa boleh kita pilah pilih lagi. Apa yang beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam perintahkan, wajib untuk kita laksanakan, dan apa yang beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam larang, wajib untuk kita jauhi sejauh-jauhnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

"Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu maka taatilah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya."
(Qur-an Surah al-Hasyr (59): ayat 7)

Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga berfirman:

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nyaa maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata."
(Qur-an Surah al-Ahzab (33): ayat 36)

Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
(Qur-an Surah an-Nisaa' (4): ayat 65)

Ketiga, karena tidak ada satupun ajaran dan syari'at Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada kita melainkan hal itu disampaikan melalui lisan Rasul-Nya Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Maka kitaa diperintah untuk mempercayai segala apa yang diucapkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan hal itu berarti iman dan percaya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah."
(Qur-an Surah an-Nisaa' (4): ayat 80)

Bersambung...

===

Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog