Sekarang mari kita lihat kejahatan sebagian besar penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di atas, sebagaimana dituliskan oleh para ahli sejarah Islam, dan saya cukupkan sebagiannya saja:
Pertama: 'Ubaidullah al-Mahdi (pendiri) 297-322 H = 909-934 M (28)
* Ia adalah seorang pendiri kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah).
* Ia berasal dari kota Ahwaz (29).
* Awalnya ia tinggal di Irak, kemudian pindah ke Maroko, Afrika. Sesampainya ia di sana, maka ia berbohong tentang nasabnya, dan menasabkan dirinya kepada Aqil bin Abi Thalib (30) secara dusta.
* Setelah banyak dari orang-orang syi'ah rafidhah yang mengikuti dan mempercayainya, maka ia mengaku sebagai keturunan Muhammad bin Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq (80-148 H). (31) Padahal dia ini hanyalah bekas budaknya Muhammad bin Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq, dan beliau wafat dalam keadaan tidak memiliki keturunan sama sekali, sebagaimana yang diterangkan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya Fadhaa-ihul Bathiniyyah.
Ia memiliki banyak kejahatan terhadap Islam dan kaum muslimin, diantaranya adalah:
* Membohongi kaum muslimin dengan cara memalsukan nama dan nasabnya. Karena sebenarnya ia adalah seorang keturunan dari Maimun bin Daishan (32). Dan nama serta nasabnya yang sebenarnya adalah: Sa'id bin Husein bin Ahmad bin 'Abdillah bin Maimun bin Daishan al-Qaddah. Tapi kemudian dia merubah nama dan nasabnya menjadi: 'Ubaidullah bin Hasan bin Muhammad bin Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq, dalam rangka mengelabui kaum muslimin tentang kedekatan mereka kepada ahlul bait. Maka itu, kemudian mereka disebut: Bani 'Ubaidiyyah, sebagai bentuk penyandaran kepada nama palsunya di atas: 'Ubaidullah.
* Di antara yang menjadi pengikutnya adalah Hamdan Qurmuth -yang disandarkan kepadanya kelompok Qaramithah (33) yang mencuri Hajar Aswad dan membunuh para jama'ah hajji di Makkah.
* Di antara siasat mereka mengaku sebagai pengikut syi'ah adalah lantaran mereka melihat dengan memilih jalan itulah mereka dapat melancarkan akal bulus mereka.
* Ia adalah salah seorang pendiri pemahaman kebatinan dalam Islam (al-Bathiniyyah) di Irak yang sesat dan menyesatkan.
Kedua: al-Qaa-im biamrillah 322-334 H = 934-946 M (34)
* Ia adalah seorang yang sedikit kebaikannya dan memiliki 'aqidah (keyakinan) yang rusak.
Ketiga: al-Mu'idz lidinillah 341-365 H = 953-975 M
Ia adalah seorang raja yang ke-4 dari kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir, ia berkuasa kurang lebih selama 24 tahun. Dan ia adalah seorang raja yang pertama kali mengadakan maulidan di Kairo, Mesir, tepatnya menurut para ahli sejarah pada tanggal 5 Ramadhan tahun 362 H.
* Pada masanyalah dikumandangkan adzan dengan tambahan: "Hayya 'ala khairil 'amal (Mari kepada 'amal yang baik)". (35)
* Ia juga dikenal sebagai seorang yang sangat kental dengan faham syi'ah rafidhah isma'iliyyahnya.
Keempat: al-'Aziz billah 365-386 H = 975-996 M (36)
Ia adalah raja ke-5 dan seorang raja yang dikenal sebagai:
* Seorang yang sangat dekat dengan orang-orang kristen dan yahudi, dikarenakan isterinya adalah seorang yang beragama kristen.
* Bahkan sampai-sampai ia mengangkat wazir dari seorang yang beragama kristen.
* Sebagaimana ia juga mengangkat seorang yang beragama yahudi menjadi gubernur di wilayah Syam.
Sehingga pada masa pemerintahannya itu ada seorang wanita muslimah yang mengadukan perkaranya seraya berkata: "Wahai engkau penguasa yang telah memuliakan yahudi dan kristen dan justru menghinakan kaum muslimin, tidakkah engkau berusaha untuk menolongku dari orang yaang menzhalimiku?!"
* Intinya pada masa pemerintahannya orang-orang yahudi dan kristen mendapatkan keleluasaan di dalam keputusan pemerintahan.
* Ia sangat membenci Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.
* Pada tahun 372 H ia pernah melarang kaum muslimin pada masanya untuk melaksanakan shalat tarawih di seluruh wilayah negeri Mesir.
* Pada tahun 381 H pernah ada seseorang yang dihukum cambuk dan diarak keliling kota hanyaa lantaran orang itu kedapatan menyimpan kitab al-Muwaththa' karya Imam Malik.
Bersambung...
===
(28) Lihat: Siyar A'lamin Nubala 14/141-151 dan al-Bida' al-Hauliyyah halaman 137-139.
(29) Yakni sebuah kota yang ditaklukkan oleh Abu Musa al-Asy'ari pada tahun 17 Hijriyyah. Para penduduknya dikenal sebagai orang-orang yang pelit dan kikir, dan juga terkenal dengan kebodohannya. Dan desa ini banyak terjangkit penyakit demam. (Lihat: Mu'jamul Buldan 1/384-386).
(30) Beliau adalah seorang keturunan Abu Thalib, saudaranya 'Ali bin Abi Thalib dan Ja'far bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhuma. Masuk Islam pada tahun penaklukan kota Makkah (tahun ke-8 H), sebagian menyebutkan bahwa ia masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyyah (tahun 6 H) kemudian hijrah pada tahun 8 H. Ia dikenal sebagai seorang yang gagah berani, terbukti bahwa ia termsuk salah seorang shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang tidak lari dalam perang Hunain, ia dikenal juga sebagai seorang shahabat yang pakar dalam ilmu nasab bangsa Arab. Ia wafat pada masa pemerintahan Mu'awiyyah bin Abi Sufyan 41-60 H = 661-680 M, sebagian lagi menyebutkan bahwa ia wafat setelah itu, yakni di awal masa pemerintahannya Yazid bin Mu'awiyyah 60-63 H = 680-683 M dan tepatnya sebelum terjadinya peristiwa al-Hurrah.
(31) Beliau adalah Muhammad bin Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad bin 'Ali bin Husein bin 'Ali bin Abi Thalib. Kepadanyalah kaum isma'iliyyah menyandarkan diri mereka secara dusta. Ia dilahirkan di Madinah dan wafat di Baghdad.
(32) Siapakah Maimun bin Daishan ini?
Ia adalah nenek moyangnya kaum 'abidiyyin (yang menyebut diri mereka sebagai Fathimiyyin secara dusta) dan juga seorang yang beragama majusi dan pura-pura memeluk agama Islam.
(33) Kelompok Qaramithah adalah sebuah kelompok sesat yang berasal dari aliran kebatinan (bathiniyyah) sekaligus pengikut syi'ah rafidhah. Termasuk sebuah kelompok yang telah keluar dari jama'ah kaum muslimin. Merekalah yang dahulu pernah mencuri Hajar Aswad dari Ka'bah dan membawanya ke markas mereka. 'Aqidah mereka persis seperti keyakinan agama majusi yang meyakini adanya dua tuhan di alam semesta ini, karena memang pendirinya adalah seorang yang beragama majusi yang bernama Maimun bin Daishan al-Qaddah -nenek moyangnya kaum 'abidiyyin-. Pada hakikatnya mereka adalah orang-orang majusi yang berselimut dengan Islam karena takut diperangi oleh kaum muslimin.
(Lihat: Majmu' Fatawa 35/120-144, al-Farqu Bainal Firaq halaman 265-299, Fadhaa-ihul Bathiniyyah).
(34) Lihat: Siyar A'lamin Nubala 14/152.
(35) Siyar A'lamin Nubala 15/164.
(36) Lihat: Wafayatul A'yan 5/371-376 nomor 759, Siyar A'lamin Nubala 15/167-173, al-Bida' al-Hauliyyah halaman 152.
===
Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT