Skip to main content

Sejarah Maulidan (2)

Sejarah Maulidan (2)

Di bawah ini akan saya bawakan keterangannya dari para ahli sejarah Mesir di atas:

Ke-1: al-Qalqasyandi (wafat 821 H = 1418 M) (12)

Ketika al-Qalqasyandi menerangkan tentang keadaan negeri Mesir di dalam kitabnya Shubhul A'sya 3/282 dan seterusnya, maka ia menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) pada saat itu. Dimana ia berkata, 3/502:

Majlis ketiga: Yakni duduknya penguasa (Mesir) pada acara maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal.

Kemudian ia mulai menerangkan tentang bagaimana pelaksanaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada waktu itu.

Ke-2: al-Maqrizi (wafat 845 H = 1441 M) (13)

Ia berkata di dalam kitabnya al-Khithath al-Maqrizi 2/347:

Penyebutan hari-hari yang biasa dijadikan sebagai hari-hari raya dan perayaaan tahunan oleh para penguasa kerajaan Fathimiyyah ('Ubaidiyyah). Yang mereka lakukan itu untuk memberikan keleluasaan bagi keadaan rakyatnya dan membagi-bagikan hadiah kepada mereka. Dan para penguasa kerajaan Fathimiyyah ('Ubaidiyyah) memang seringkali mengadakan perayaan-perayaan yang bermacam-macam sepanjang tahun, (diantara) bentuk-bentuk perayaan tersebut adalah: Perayaan tahun baru, perayaan hari 'Asyura, perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, perayaan maulid 'Ali bin Abi Thalib, perayaan maulid Hasan, perayaan maulid Husein, dan maulidnya Fathimah radhiyallaahu 'anhum.

Bahkan al-Maqrizi pun telah menukilkan keterangan dari para ahli sejarah Mesir yang sebelumnya, seperti: al-Malik Musa bin al-Makmun al-Bathaa-ihi di dalam kitab sejarah yang ditulis olehnya dan al-Murtadha Abu Muhammad 'Abdus Salam bin Muhammad al-Hasan bin 'Abdis Salam bin ath-Thuwair al-Fihri di dalam kitabnya yang berjudul Nuzhatul Muqlatain fi Akhbarid Daulatain; al-Fathimiyyah wash Shalahiyyah.

Ke-3: Ibnu al-Makmun al-Bathaa-ihi

Al-Maqrizi mengatakan di dalam kitabnya Khithath al-Maqrizi 2/216-217:

(Ibnu al-Makmun melanjutkan perkataannya): Dan wazir kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) yang bergelar al-Afdhal bin Amirul Juyusy telah melenyapkan perayaan-perayaan maulid yang terdiri dari empat macam, yaitu: Perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam... (14)

Ke-4: al-Murtadha bin ath-Thuwair

Al-Maqrizi mengatakan di dalam kitabnya Khithath al-Maqrizi 2/216-217:

Dan Ibnu ath-Thuwair mengatakan (di dalam kitabnya Nuzhatul Muqlatain fi Akhbarid Daulatain; al-Fathimiyyah wash Shalahiyyah): Keterangan tentang duduknya khalifaah (raja Fathimiyyah) pada acara perayaan-perayaan maulid yang enam macam, dan yang dimutlakkan dalam penyebutan perayaan maulid, yaitu: Perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam...

Seluruh keterngan di atas menjadi bukti kebenaran apa yang telah disebutkan oleh para peneliti yang datang belakangan bahwa para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir lah yang pertama kali mengadakan perayaan maulidan di dunia Islam.

Bersambung...

===

(12) Ia adalah seorang ahli sejarah Islam yang terkemuka dan juga seorang ahli sastra Arab pengarang kitab Shubhul A'sya yang terkenal. Nama lengkapnya adalah: Ahmad bin 'Ali bin Ahmad bin 'Abdillah al-Qalqasyandi al-Qahiri, Syihabuddin Abul 'Abbas asy-Syafi'i (756-821 H = 1355-1418 M). Sebutan al-Qalqasyandi adalah bentuk penyandaran kepada nama tempat kelahirannya di desa Qalqasyandah yang berada di kota Qalyubi yang berada dekat dengan kota Kairo, Mesir. Ia besar dan wafat di Kairo, dan ia pernah menjabat beberapa jabataan di sana. Zirikli mengatakan tentangnya: Ia adalah seorang sumber 'ilmu pengetahuan, dan dari ayahnya, kemudian keturunannya banyak yang menjadi pembesar 'ulama. Di antara karya tulis yang paling terkenal darinya adalah kitab Shubhul A'sya fi Qawaa'idil Insya yang terdiri dari 14 jilid. (Lihaat biografinya di: kitab Syadziratidz Dzahab 7/149, kitab al-A'lam 1/177, kitab Mu'jamul Mu-allifin 1/317, kitab Kasyfuzh Zhunun 2/1070).

(13) Ia adalah: Ahmad bin 'Ali bin 'Abdil Qadir bin Muhammad bin Ibrahim al-Huseini al-Baidi al-Ba'li al-Qahiri asy-Syafi'i (766-845 H = 1365-1441 M). Ia berasal dari Ba'labak, sebutan al-Maqrizi adalah bentuk penyandaran kepada daerah yang bernama al-Maqarizah yang masih masuk wilayah Ba'labak juga. Ia lahir, besar dan wafat di kota Kairo. Ia juga menjabat beberapa jabatan penting di sana. Ia pernah berhubungan dengan raja azh-Zhahir Barquq, maka kemudian ia datang ke Damaskus bersama puteranya yang bernama an-Nashir pada tahun 810 H. Kemudian ia ditawarkn untuk menjabat sebagai hakim di sana, namun ia menolak tawaran itu, kemudian ia kembali lagi ke Mesir sampai wafatnya di sana. Awalnya ia bermadzhab Hanafi -yakni madzhab kakeknya dari pihak ibu yang bernama- al-'Allamah Syamsuddin Muhammad bin Shayigh, tapi kemudian ia pindah kepada madzhab Syafi'i, sedangkan di antara karya tulisnya yang terkenal adalah al-Mawaa'izh wal 'Ibar bidzikril Khithathi wal Atsar. (Lihat biografinya di: kitab Syadziratidz Dzahab 7/254-255, kitab al-Badruth Thali' 1/79-81 nomor 46, kitab al-A'lam 1/177, kitab at-Tahawwulul Madzhabi halaman 146 oleh Syaikh 'Allamah Bakar Abu Zaid).

(14) Nanti akan datang nukilannya secara lengkap, insya Allah.

===

Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog