Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam
Kesimpulan:
Pertama, dari pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa perayaan maulidan belum pernah dirayakan pada masa kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan para Shahabat beliau radhiyallaahu 'anhum. Dan baru mulai dirayakan pada abad ke-4 Hijriyyah oleh para pemerintah kerajaan Bani 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir, sedangkan para imam empat madzhab (Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad bin Hambal) dan para 'ulama yang lainnya yang hidup sebelum datangnya masa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) seluruhnya sepakat untuk meninggalkannya, padahal kita telah ketahui dari keterangan para ahli sejarah dan para 'ulama Islam tentang jauhnya para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Kedua, persangkaan sebagian orang bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah pembesar kota Irbil yang shalih, yakni raja Muzhaffar, maka itu merupakan persangkaan yang salah dan keliru dengan sangat jelas kesalahannya. Karena telah jelas dalam sejarah -sebagaimana telah disebutkan oleh para ahli sejarah Mesir sendiri- bahwa para raja kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) yang memulainya pertama kali, jauh sebelum pembesar kota Irbil mengadakan perayaan maulidan itu. Karena penguasa kota Irbil yang hidup antara tahun 549 H = 1154 M, sampai dengan tahun 630 H = 1233 M. Sedangkan para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) telah mulai merayakannya semenjak kekuasaan rajanya yang bernama al-Muiz lidinillah pada tahun 362-an H, sedangkan al-Muiz sendiri berkuasa antara tahun 341 H = 953 M, sampai dengan tahun 365 H = 975 M.
Ketiga, kesimpulan yang terpenting dalam pembahasan buku ini adalah bahwa raja Shalahuddin al-Ayubi bukanlah seorang yang merayakan atau memarakkan maulidan. Bahkan justru ia dikenal sebagai seorang yang memberantas perayaan maulidan. Khususnya yang biasa dirayakan oleh para pembesar kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir dan sekitarnya. Dan barangsiapa yang mengatakan sebaliknya, maka dia haruslah membawakan bukti sejarah yang otentik dalam masalah ini dari para 'ulama, walhamdulillah.
===
Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT