Skip to main content

Sejarah maulidan (15)

Sejarah maulidan (15)

Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam

Periode keempat:

Pada periode keempat ini bid'ah perayaan maulidan menyebar dari Mesir sampai ke Irak, tepatnya di kota Maushil. Besar kemungkinan ajaran perayaan maulidan ini menyebar sampai ke Irak disebabkan oleh pengaruh dari ajaran para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) waktu itu, karena terbukti dalam sejarah bahwa pengaruh kekuasaan kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) meluas sampai kota Maushil ini.

KH. Muhammad Hasyim Asy'ari rahimahullaah menyebutkan di dalam kitabnya yang berjudul at-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna'ul Maulid bil Munkarat halaman 23:

Yang pertama kali merayakannya di kota Maushil adalah Syaikh 'Umar bin Muhammad al-Malla (54) seorang ahli 'ibadah yang terkenal, kemudian hal itu diikuti oleh seorang penguasa kota Irbil (yang bernama al-Muzhaffar).

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah mengatakan di dalam kitabnya al-Bidayah wan Nihayah 16/446:

Seorang syaikh yang shalih dan ahli 'ibadah yang bernama 'Umar al-Malla, dan ia adalah seorang yang memiliki (tempat 'ibadah kaum sufi yang disebut dengan) zawiyah yang sering dikunjungi dan didatangi oleh para peziarah. Dan ia juga biasa merayakan perayaan maulidan pad bulan Rabi'ul Awwal di setiap tahunnya.

Dari keterangan para 'ulama ini, kita dapat mengetahui bahwa yang pertama kali memarakkan perayaan maulidan di negeri Irak adalah seorang ahli 'ibadah yang bernama Syaikh 'Umar bin Muhammad al-Malla, ia adalah seorang pengikut ajaran sufi, yang tinggal di kota Maushil kurang lebih pada abad ke-6 hijriyyah, kemungkinan besar ia mengambil ajaran maulidan ini dari kebiasaan yang dilaksanakan oleh para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah), karena terbukti dalam sejarah bahwa kekuasaan kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) pernah bercokol sampai ke kota Maushil pada tahun 347 H, sebagaimana disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir di dalam kitabnya al-Bidayah wan Nihayah 11/232. (55)

Bersambung...

===

(54) Ia adalah seorng ahli 'ibadah sufi terkenal yang memiliki sebuah zawiyah (tempat 'ibadah) di kota Maushil dan seorang yang banyak memiliki hubungan dengan raja Nuruddin bin Mahmud Zinki (al-Malik al-'Adil). Nama beliau 'Umar bin Muhammad bin Khidhir, Abu Hafsh al-Irbili al-Maushili (wafat 570 H = 1174 M). Banyak dari kaum muslimin yang telah terfitnah lantaran sebabnya, dimana banyak dari mereka yang datang berziarah kepadanya untuk bertabarruk dengannya, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Sabth Ibnu al-Jauzi di dalam kitab Mir-atuz Zaman fi Tarikhil A'yan 8/310 dan al-Hafizh Ibnu Katsir di dalam kitab al-Bidayah wan Nihayah 12/283.
(Lihat biografinya di dalam kitab: al-A'lam 5/60-61, dan beberapa kisah tentangnya di kitab al-Bidayah wan Nihayah 16/446)

(55) Kesimpulan ini telah disebutkan oleh Syaikh al-'Allamah Isma'il al-Anshari di dalam catatan kaki kitab al-Qaulul Fashl fi Hukmil Ihtifal bi Maulidi Khairir Rasul halaman 500 -di dalam kumpulan Rasaa-il fi Hukmil Ihtifali bil Maulidin Nabawi, kemudian dinukil oleh Syaikh 'Ali al-Halabi di dalam catatan kakinya atas kitab al-Maurid fi 'Amalil Maulid halaman 9.

===

Maroji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT