Kaidah-kaidah syari'at
Selanjutnya kita melihat muqaddimah yang kedua tentang qawa'idusy syara' (kaidah-kaidah agama).
Kaidah pertama:
Firman Allah Jalla wa 'Ala dalam surah al-Maa-idah ayat 3:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."
Ayat yang mulia ini menjelaskan kepad kita sebagai mukmin, bahwa Dinullah (agama Allah), syari'at yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah kamil (sempurna) dan tidak perlu ditambah dan dikurangi lagi. Siapa saja yang memberikan satu ziyadah (tambahan) yang tidak ada asal usulnya dari syari'at ini, maka tidak dapat tidak, baik secara sengaja atau tidak sengaja, secara langsung atau tidak secara langsung, dia telah membantah ayat yang mulia ini.
Ayat ini pun menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada satupun masalah yang bersangkutan dengan agama ini yang tidak dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada satupun yang disembunyikan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sehingga beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak ada sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke Surga dan menjauhkan (kamu) dari Neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan." (29)
Bacalah hadits-haditsnya dalam salah satu tulisan saya dengan judul Kesempurnaan Islam atau di salah satu kaset saya yang telah beredar tentang Kesempurnaan Islam.
Dengan demikian tidak boleh memberikan ziyadah (tambahan) ke dalam agama ini. Imam Malik rahimahullaah berkata:
"Barangsiapa yang mengerjakan satu bid'ah yang dia anggap bid'ah itu baik, sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengkhianati risalah."
Karena Allah telah berfirman:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu..." (Qur-an Surah al-Maa-idah: ayat 3)
Maka apa-apa yang tidak menjadi agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi agama pada hari ini." (30)
Perkataan ini menjadi kaidah yang sangat besar sekali yang wajib dipahami oleh setiap muslim, bahwa agama ini telah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Dan segala sesuatu telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga dengan kaidah ini, para pembaca dapat menyimpulkan sendiri apabila telah membaca buku Dialog dengan jin Muslim ini dan merujuk kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, kemudian menemukan hal-hal yang tidak ada keterangannya dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, maka semua itu hanyalah ziyadah (tambahan-tambahan) yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bersambung...
===
(29) Hadits shahih riwayat Imam ath-Thabrani dan yang lainnya, lihat takhrijnya secara panjang lebr dalam kitab al-Masaa-il jilid 1 halaman 77.
(30) Perkataan Imam Malik ini tertera dalam kitab al-I'tisham karya Imam asy-Syathibi 1/39 dan juga telah disebutkan dalam kitab as-Sunan wal Mubtada'aat halaman 7 karya Imam asy-Syaqiri, sebagai nukilan dari perkataan Imam Ibnu Qudamah dalam kitab Dazammut Ta'wil. Dan juga telah disebutkan oleh Syaikh Jamal bin Ahmad bin as-Sirbadi dalam kitab Wujub Luzumil Jama'ah wa Tarkit Tafarruq halaman 147, lihat keterangannya dalam Risalah Bid'ah karya penulis pada halaman 9-10.
===
Maroji'/ Sumber:
Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT