Memanjangkan umur dengan akhlaq mulia
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberitahu hal-hal yang mesti dilakukan oleh ummatnya agar usia mereka dipanjangkan. Yaitu, dengan bersungguh-sungguh melakukan 'amal-'amal kebaikan yang berhubungan dengan manusia.
1. Sambunglah silaturrahim
Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu menceritakan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturrahim."
Ibnu Mas'ud radhiyallaahu 'anhu meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Silaturrahim dapat menambah umur." (31)
Silaturrahim adalah salah satu kebaikan yang dianjurkan dalam Islam. Allah menyerukan hamba-hamba-Nya dalam al-Qur-an agar mereka menyambung silaturrahim. Terdapat sekitar 19 ayat yang menerangkan tentang hal itu. Selain itu, terdapat juga tiga ayat yang melaknat dan mengadzab orang-orang yang memutuskannya.
Karena itu, orang-orang shalih terdahulu membiasakan diri mereka mengunjungi kaum kerabat, menyambung silaturrahim walaupun situasi terkadang tidak memungkinkan dan fasilitas kala itu sangat sederhana. Walau begitu, mereka sangat sadar tentang pentingnya silaturrahim, sehingga berbagai penghalang menjadi tidak berarti. Sebab, mereka memiliki keikhlasan dan kegigihan sehingga senantiasa mendapat bimbingan dari Allah.
Berbeda pada zaman ini, ketika teknologi makin canggih. Alat transportasi seperti mobil, pesawat, dan lainnya makin mewah, alat komunikasi seperti telepon, telepon selular, email, dan berbagai fasilitas yang Allah berikan kepada manusia mudah didapatkan. Alhamdulillah, tapi silturrahim justru diabaikan. Berbagai fasilitas yang telah Allah berikan kepada manusia tidak dimanfaatkan untuk menyambung silaturrahim.
Banyak di antara kita yang sudah mengunjungi berbagai tempat di penjuru dunia, bertamasya ke kota-kota terkenal. Sayangnya, mereka berat melangkahkan kaki mengunjungi sahabat, keluarga dan kerabat, padahal mereka tinggal satu kota, desa atau bahkan di sebelah rumahnya.
Bentuk silaturrahim yang paling sederhana adalah dengan mengucapkan salam. Silaturrahim seperti ini tidak sulit dikerjakan. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sambunglah silaturrahim walaupun hanya sekedar mengucapkan salam." (32)
Mungkin ada yang mengatakan, salah satu penyebab terputusnya silaturrahim adalah pekerjaan yang menumpuk dan harus diselesaikan, atau jauhnya jarak yang harus ditempuh. Tapi lihatlah para Shahabat seperti Abu Bakar dan 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhum. Mereka adalah pemimpin wilayah yang sangat luas. Beban pekerjaan yang menumpuk harus dituntaskan dalam waktu singkat. Saat itu, sangat sulit mendapatkan alat transportasi dan komunikasi. Namun sejarah mencatat, mereka tetap menyiapkan waktu untuk bersilaturrahim kepada keluarga, shahabat, pembantu, dan tetangganya. Hal itu sepertinya sulit bagi kita untuk melakukannya, walaupun hanya sebulan sekali.
Barangkali, sebab utama dari ketidakmampuan kita menyambung silaturrahim adalah tidak adanya manajemen waktu yang baik. Bisa juga karena tidak menyadari pentingnya silaturrahim atau terlalu menyibukkan diri dengan kehidupan dunia. Kadang kita saksikan seorang karyawaan sudah memiliki penghasilan yang lumayan cukup. Walau begitu, ia masih mencari profesi lain, sehingga tak tersisa waktu baginya untuk mengunjungi saudaranya. Dengan begitu, ia telah melalaikan hak-hak keluarga, anak, orang tua, saudara dan tetangganya.
Karena itu, seorang Muslim yang menginginkan keberkahan dalam umurnya, hendaknya tidak ikut melalaikan hak-hak saudaranya. Ia harus berupaya menyisihkan waktu mengunjungi mereka, agar janji Allah dapat mereka buktikan. Orang yang menyambung silaturrahim, akan dipanjangkan umurnya oleh Allah. Barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah pun akan membuktikan janji-Nya. (33)
Bersambung...
===
(31) Diriwayatkan Imam al-Qudha'i dalam kitab Musnad Syihab dan dihasankan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab Jami' ash-Shaghir nomor 5002. Hadits ini didha'ifkan oleh Imam al-Manawi dalam kitab Faidh al-Qadir 4/196 tapi dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami' nomor 3766.
(32) Diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar, Imam ath-Thabrani, dan Imam al-Baihaqi, Imam al-Manawi berkata dalam kitab Faidh al-Qadir bahwa Imam al-Bukhari mengatakan sanad hadits ini dha'if, namun terangkat derajatnya dengan hadits lain 3/208. Hadits ini dihasankan oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami' nomor 2838.
(33) Agar lebih detail, lihat: kitab Adab Syar'iyah wa al-Minah al-Mar'iyah, Ibnu Muflih, juz 1; Silaturahim wa Fadhluha: Ahkamuha Itsmu Qathi'uha, Syaikh Muhammad Thabal dan Ibrahim Muhammad.
===
Maroji'/ Sumber:
Kitab: Kaifa Tu-thilu 'Umruka al-Intaajii, Penyusun: Muhammad bin Ibrohim an-Nu'aim, Pengantar: Syaikh Dr. Sholih bin Ghonim as-Sadlan, Syaikh 'Abdurrohim bin Ibrohim al-Hasyim, Penerbit: Daar adz-Dzakhoir, Dammam - Arob Saudi, Cetakan ke-3, Tahun 1422 H, Judul terjemah: Manajemen Umur, Resep Sunnah Menambah Pahala dan Usia, Penerjemah: M. Yasir 'Abdul Muthalib Lc, Penerbit: Pustaka at-Tazkia, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Robi'ul Awwal 1426 H/ Mei 2005 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT