Skip to main content

Memanjangkan umur dengan akhlaq mulia: Berakhlaq mulia

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur

Memanjangkan umur dengan akhlaq mulia

2. Berakhlaq mulia

'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma meriwayatkan sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Barangsiapa yang dianugerahi sifat lemah lembut, maka sungguh ia telah mendapatkan bagiannya di dunia dan akhirah. Dan silaturrahim, berakhlaq mulia serta berbuat baik pada tetangga dapat memakmurkan rumah dan memanjangkan umur." (34)

Berakhlaq mulia adalah kata yang memiliki makna luas. Pemiliknya akan senantiasa menuturkan untaian kalimat yang sarat makna. Dengan begitu, ia selamat dari tajamnya lidah. Ia selalu disukai oleh Allah dan manusia.

'Abdullah bin Mubarak menafsirkan makna "akhlaq mulia", bahwa hal itu tergambar dalam wajah yang berseri-seri, memberikan sesuatu yang ma'ruf dan menahan diri dari menyakiti orang lain." (35)

Al-Wasithi berkata, "Akhlaq mulia adalah bersikap tidak kasar dalam bergaul dan bijak dalam bertindak, karena disebabkan kedekatan dan pengenalan kepada Allah (ma'rifatullah) yang tinggi. Akhlaq mulia adalah menyenangkan orang lain, baik dalam keadaan senang maupun susah."

Sahl berkata, "Bentuk akhlaq mulia yang paling sederhana adalah menghindarkan diri dari menyakiti orang yang bersalah, memperlihatkan rasa cinta, dan kasih sayang pada mereka dan memohonkan ampunan atas kekeliruan dan kesalahannya." (36)

Tindakan sebagian Muslim yang keliru adalah meniru perilaku orang-orang kafir. Padahal Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam diutus di muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq. Allah juga telah menjanjikan bahwa 'amal yang paling berat timbangannya pada hari Kiamat adalah akhlaq mulia.

Abu Darda radhiyallaahu 'anhu meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam:

"Tak ada sesuatu yang paling berat pada timbangan seorang Mukmin pada hari Kiamat melebihi akhlaq mulia. Sesungguhnya Allah sangat murka terhadap orang yang bersikap keji dan kasar." (37)

Setelah Allah menganugerahkan sebuah rumah yang berada di tingkat Surga tertinggi bagi orang yang berakhlaq baik, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Aku adalah penjamin rumah yang berada di tingkat Surga yang terendah, bagi orang yang meninggalkan perselisihan walaupun ia berada dalam posisi benar. Rumah yang berada di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bersenda gurau. Dan rumah yang berada di tingkat Surga tertinggi bagi orang yang berperilaku baik." (38)

Tengoklah bagaimana kaum Salaf mewariskan budi pekerti dan akhlaq mulia kepada generasi yang hidup sesudah mereka. Mereka bagaikan cahaya dan teladan bagi anak cucu mereka. Mereka telah menanamkan bibit kebaikan yang lalu dipetik oleh anak cucu mereka. Nama merekaa senantiasa indah dikenang, walaupun mereka telah kembali ke haribaan Ilahi. Kebaikan-kebaikannya selalu terbayang, seolah mereka masih hidup dan umurnya masih panjang.

Kini lihatlah diri kita. Apakah kita telah mewariskan akhlaq mulia yang patut dicontoh oleh anak, keluarga, shahabat, kerabat dan generasi sesudah kita? Apakah kita bagi mereka laksana cahaya pelita yang menyinari kegelapan malam?

Bersopan santunlah pada kedua orang tua, keluarga terdekat, isteri, anak-anak dan semua manusia. Berusahalah semaksimal mungkin agar engkau dapat mewariskan kebaikan pada mereka. Agar kita dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirah. Jika kita ingin disamakan derajatnya dengan orang yang berpuasa dan shalat, maka mulailah berperilaku baik pada semua orang. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya seorang Mukmin pasti akan mendapatkan derajat orang yang berpuasa dan shalat dari kebaikan akhlaqnya." (39)

Mempercantik diri dengan akhlaq mulia adalah sikap yang sangat bijak untuk melahirkan semangat hidup baru, mengundang keberkahan dan memperberat neraca kebaikan.

Bersambung...

===

(34) Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, lihat kitab Fath ar-Rabbani 19/35, Imam al-Albani berkata: Sanad bersambung dan shahih. Lihat juga: Imam al-Baihaqi 6/226, hadits dihasankan oleh Imam al-Manawi dalam kitab Faidh al-Qadir 4/195, hadits ini dihasankan oleh Imam aal-Albani dalam kitab Shahih al-Jami' nomor 3767.

(35) Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi 8/169.

(36) Kitab al-Mirqah Syarh Misykah 8/810.

(37) Imam at-Tirmidzi, 8/167, berkata bahwa hadits ini derajatnya hasan shahih. Imam Abu Dawud 13/155. Hadits ini dishahihkan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab Jami' ash-Shaghir nomor 8046, juga oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami' nomor 5726.

(38) Imam Abu Dawud 13/156, Imam al-Arnauth berkata dalam kitab Jami' al-Ushul bahwa sanad hadits ini shahih, 11/733. Hadits ini dihasankan oleh Imam al-Albani dalam kitaab Shahih al-Jami' nomor 1464.

(39) Imam Abu Dawud 13/154. Hadits ini dihasankan oleh as-Suyuthi dalam kitab Jami' ash-Shaghir nomor 2098 dan dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami' nomor 1932.

===

Maroji'/ Sumber:
Kitab: Kaifa Tu-thilu 'Umruka al-Intaajii, Penyusun: Muhammad bin Ibrohim an-Nu'aim, Pengantar: Syaikh Dr. Sholih bin Ghonim as-Sadlan, Syaikh 'Abdurrohim bin Ibrohim al-Hasyim, Penerbit: Daar adz-Dzakhoir, Dammam - Arob Saudi, Cetakan ke-3, Tahun 1422 H, Judul terjemah: Manajemen Umur, Resep Sunnah Menambah Pahala dan Usia, Penerjemah: M. Yasir 'Abdul Muthalib Lc, Penerbit: Pustaka at-Tazkia, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Robi'ul Awwal 1426 H/ Mei 2005 M.

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog