Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat (14)

Penjelasan kitab Kasyfu Syubuhat

Sudah jelas bagi engkau [1] bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam memerangi orang-orang musyrik itu agar seluruh do'a hanya kepada ALLOH [2], seluruh penyembelihan qurban [3] hanya untuk ALLOH, seluruh nadzar [4] hanya untuk ALLOH, istighotsah (permohonan pertolongan) hanya kepada ALLOH [5], dan semua bentuk 'ibadah hanya kepada ALLOH.

Penjelasan

[1] Kalimat ini wa tahaqqoqta ma'thuf (bersambung) kepada kalimat fa idzaa tahaqqoqta

[2] Do'a dibagi dalam dua jenis, yaitu:

a. Do'a 'ibadah. Do'a jenis ini dipanjatkan kepada sesuatu untuk mengharap pahala darinya dan karena takut adzabnya. Do'a seperti ini tidak boleh ditujukan kepada selain ALLOH. Mengarahkannya kepada selain ALLOH, merupakan syirik akbar (besar) yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam. Pelakunya terkena ancaman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dalam firman-NYA,

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mau berdo'a kepada-KU, mereka akan masuk ke dalam Jahannam dalam keadaan hina."
(Qur-an Suroh al-Mu'min: ayat 60)

b. Do'a permohonan. Do'a ini dipanjatkan untuk meminta atau memohon sesuatu yang dibutuhkan. Do'a jenis ini terbagi menjadi tiga bentuk:

1) Memohon sesuatu kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala yang hanya DIA saja yang mampu memberikannya. Permohonan seperti ini termasuk dalam bentuk 'ibadah kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, karena dalam permohonan ini tercakup sikap merendahkan diri dan pasrah diri kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, serta meyakini bahwa DIA-lah satu-satunya yang Maha Kuasa, Maha Mulia, Maha luas karunia dan rohmat-NYA. Barangsiapa yang memohon kepada selain ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala sesuatu yang hanya ALLOH saja yang mampu memberikannya, maka dia musyrik dan kafir, sama saja baik yang diseru itu makhluq atau benda mati.

2) Memohon sesuatu kepada seseorang dan dia mampu melaksanakan atau memenuhi permohonan tersebut. Permohonan seperti ini dibolehkan. Misalnya seseorang yang mengatakan, "Wahai fulan, berilah aku minum"

3) Memohon kepada benda mati (atau orang mati) atau barang ghoib cara seperti di atas pada poin 2 adalah perbuatan syirik karena orang mati atau benda ghoib tidak mungkin bisa mengabulkan permohonan. Seseorang yang memohon kepada benda mati (atau orang mati) atau barang ghoib menunjukkan bahwa dia meyakini bahwa benda mati (atau orang mati) atau barang ghoib tersebut memiliki kemampuan mengatur alam semesta (jika cara memohon seperti poin 1). Oleh karena itu, dia dikatakan telah berbuat syirik.

[3] Menyembelih adalah menghilangkan ruh dari tubuh hewan dengan cara mengalirkan darahnya. Penyembelihan biasanya dilakukan karena beberapa tujuan:

a. Menyembelih dengan niat mengagungkan ALLOH, merendahkan diri kepada-NYA, dan bertaqorrub kepada-NYA. Penyembelihan semacam ini termasuk 'ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dan harus dengan cara yang sesuai dengan syari'at ALLOH. Dan penyembelihan yang diperuntukkan kepada selain ALLOH termasuk perbuatan syirik akbar karena ALLOH telah berfirman,

"Katakanlah: 'Sesungguhnya sholatku, 'ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk ALLOH, ROBB semesta alam."
(Qur-an Suroh al-An'am: ayat 162)

b. Menyembelih yang diniatkan untuk memuliakan tamu atau sajian dalam walimatul 'ursy dan acara-acara yang semisal itu. Penyembelihan semacam ini disyari'atkan, dan hukumnya bisa wajib atau sunnat, karena adanya sabda Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, "Barangsiapa beriman kepada ALLOH dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." (9) Juga karena ada sabda Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam kepada 'Abdurrohman bin Auf tatkala beliau, "Adakanlah pesta walaupun hanya dengan menyembelih seekor kambing." (10)

c. Menyembelih yang diniatkan untuk menikmati daging sembelihan itu atau menjualnya atau yang semisal dengannya. Sembelihan semacam itu boleh, karena memang hukum asal penyembelihan adalah boleh. Ini berdasarkan firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,

"Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa KAMI telah menciptakan binatang ternak di antara apa-apa yang telah KAMI ciptakan dengan tangan KAMI, lalu mereka menguasainya?"
(Qur-an Suroh Yasin: ayat 71)

Sembelihan jenis ini kadang diperbolehkan dan kadang dilarang tergantung niat menyembelihnya.

[4] Nadzar, secara umum meliputi 'ibadah-'ibadah yang difardhukan, sedangkan nadzar khusus yaitu seseorang mewajibkan sesuatu atas dirinya karena ALLOH 'Azza wa Jalla. Yang dimaksud dalam ayat ini adalah nadzar umum, yaitu bahwa seluruh 'ibadah-'ibadah itu hanya ditujukan kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala. ALLOH berfirman,

"Dan ROBB-mu telah memerintahkan kepada kalian agar hanya ber'ibadah kepada-NYA saja."
(Qur-an Suroh al-Isro': ayat 23)

[5] Istighotsah adalah minta bantuan agar dilepaskan dari kesusahan dan kebinasaan.

Istighotsah (minta bantuan/ pertolongan) ada beberapa macam:

a. Istighotsah kepada ALLOH 'Azza wa Jalla. Ini adalah seutama-utama dan sesempurna-sempurna 'amalan. Istighotsah jenis ini merupakan 'amalan yang telah menjadi kebiasaan para Rosul dan para pengikutnya. Dalilnya adalah firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,

"(Ingatlah) ketika engkau memohon pertolongan ROBB-mu, lalu DIA memperkenankannya. Sesungguhnya AKU akan mendatangkan bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut."
(Qur-an Suroh al-Anfal: ayat 9)

b. Istighotsah kepada orang-orang yang sudah mati atau orang hidup yang berada di tempat lain dan tidak mampu memenuhi permintaannya. Istighotsah jenis ini termasuk perbuatan syirik. Karena istighotsah ini pasti dilakukan orang dengan keyakinan bahwa mereka yang dimintai bantuan itu memiliki kekuatan untuk mengatur alam semesta. Jadi dia meyakini orang-orang tersebut memiliki sebagian dari sifat rububiyah yang sebenarnya hanya menjadi milik ALLOH. ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman,

"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a seseorang) ketika dalam kesulitan tatkala dia berdo'a kepada-NYA dan siapakah yang menghilangkan kesusahan dan siapakah pula yang menjadikan engkau sebagai kholifah di muka bumi? Apakah di samping ALLOH ada ROBB (yang lain)? Amat sedikit di antara kalian yang mau mengingat-NYA."
(Qur-an Suroh an-Naml: ayat 62)

c. Istighotsah kepada orang yang masih hidup, yang memahami permintaan itu dan dapat memenuhinya. Istighotsah semacam ini boleh. ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman ketika menyampaikan kisah Musa 'alay-his salam,

"Maka orang yang dari golongannya itu meminta pertolongan kepadanya untuk mengalahkan orang yang dari golongan musuhnya. Musa meninjunya, lalu orang itu mati."
(Qur-an Suroh al-Qoshosh: ayat 15)

d. Istighotsah kepada seseorang yang tidak mampu, baik secara kekuatan lahir maupun kekuatan batin. Ini tidak diperbolehkan. Misalnya meminta bantuan kepada orang yang lumpuh untuk mengalahkan musuhnya yang kuat. Tidak boleh karena selain tidak akan mungkin dipenuhi juga dikhawatirkan orang yang diminta pertolongan akan merasa diejek. Juga dikhawatirkan orang lain yang melihatnya akan menyangka bahwa orang tersebut memiliki kekuatan batin yang bisa menghilangkan kesusahan.

===

(9) Hadits Riwayat Imam al-Bukhori, kitab al-Adab, bab Man kana yu'minu biLLAHI wal yaum al-akhir, dan Imam Muslim, kitab al-Iman, bab al-Hatstsu 'ala ikrom al-jar wa adh-dho'if.

(10) Hadits Riwayat Imam al-Bukhori, kitab an-Nikah, bab Qoulu Ta'ala wa atun an-nisa shodaqotihinna nihlah, kitab al-Buyu, bab Ma ja-a fi qoulihi Ta'ala faidza qodhoitum ash-sholah fantasyiru fi al-ardhi, Imam Muslim, kitab an-Nikah, bab ash-Shodaq.

===

Sumber:
Kitab: Syar-hu kasy-fusy syubuhaati wa yaliihi syar-hul u-shuulus sittah, Penulis: Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Dar ats-Tsaroyya - Kerajaan Saudi Arobia, 1416 H/ 1996 M, Judul terjemah: Syaroh kasyfu syubuhat membongkar akar kesyirikan dilengkapi syaroh ushulus sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrohman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Robi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT