Skip to main content

Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan tifus

Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan tifus

Tifus pada dasarnya adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 (tujuh) hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. Peradangan pada usus halus dapat mengenai salah satu atau seluruh saluran lambung (Maidah) dan usus (Ma'iya) - (gastrointestinal). Kelainan ini terutama mengenai lapisan selaput lendir usus halus.

Pemeriksaan

Adapun gejala yang umum terjadi adalah:

1. Demam tinggi lebih dari 39 (tiga puluh sembilan) derajat celcius dan meningkat secara perlahan sampai 40 (empat puluh) derajat celcius ditandai dengan wajah dan warna kulit memerah serta detak jantung (tensi) lebih cepat.

2. Tubuh menggigil

3. Ketika tubuh semakin lemah biasanya denyut jantung juga melemah (bradycardia), dengan tanda-tanda lemah atau hilang kesadaran hingga pingsan. Kadang untuk mengetahui denyut nadi ditekan agak dalam dan kecepatan nadi penderita kurang dari 65 denyut per menit.

4. Badan lemah, sakit kepala, pegal linu, kehilangan nafsu makan, sembelit, sakit perut, pada kasus tertentu muncul penyebaran flek merah muda (pendarahan).

Gejala-gejala di atas seringkali mengecoh pandangan sehingga orang yang menderita tifus disangka terkena demam berdarah. Oleh karena itu perlu pemeriksaan/ diagnosa dengan seksama agar bisa menempatkan terapi yang tepat.

Apabila dihubungkan antara berbagai gejala dengan perjalanan penyakit dan pendapat dari kalangan kedokteran, bisa disimpulkan bahwa asal mula terjadinya demam tifoid (tifus/ paratifus) adalah ketika kuman jenis salmonella typhi lolos dari pemusnahan oleh asam lambung dan berhasil masuk ke dalam usus halus hingga mencapai jaringan limfa plaque peyeri di usus lafayifi (ileum) sehingga menjadikan jaringan tersebut membengkak. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi perdarahan dan berlubangnya lapisan selaput lendir usus.

Kuman salmonella yang bersemayam di jaringan limfa kemudian menyebabkan pembengkakan karena bertumpuknya cairan limfa disertai perembesan sel darah putih yang terdiri dari unsur neutrofil. Kemudian kuman salmonella meneruskan invasinya ke aliran kelenjar getah bening (limfa mesenterial) yang juga menjadikan kelenjar tersebut membengkak, dari sini kemudian kuman masuk ke aliran darah melalui kelenjar getah bening di dada dan inilah yang menyebabkan perdarahan dengan tanda bintik merah di dada.

Sementara kuman salmonella typhi lainnya mencapai hati (infeksi sekunder) melalui peredaran darah dari usus yang menuju pembuluh vena menuju hati (vena porta hepatica), oleh karena itu apabila dapat lolos dari hati dan limpa, kuman ini dapat melenggang terbawa oleh aliran darah ke serambi kanan jantung.

Kuman yang bersarang di plaque peyeri (jaringan kelenjar getah bening), limpa, hati dan bagian-bagian dari sistem kelenjar getah bening menyebabkan hati dan limfa membesar sehingga menekan organ sekitar. Kuman juga melalui aliran darah menyebar ke seluruh tubuh kemudian mengeluarkan racun (endotoksin) sehingga menimbulkan demam tifoid.

Sementara itu demam tifoid terjadi karena ketika bakteri mati akibat dinding sel kuman pecah maka akan dilepaskan zat endotoksin (racun) sehingga akan merangsang produksi dan pelepasan zat pirogen oleh sel darah putih pada jaringan yang meradang. Pirogen dari dalam tubuh adalah bentuk reaksi kekebalan dalam melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh dan di satu sisi akan meningkatkan suhu tubuh yang dinamakan demam.

Kuman salmonella typhi yang menyerang usus halus menyebabkan kematian jaringan pada usus tersebut. Jika jaringan mati dan aliran darah ke usus menurun maka menyebabkan penurunan produksi lendir sehingga terjadi penurunan suplai oksigen di lapisan selaput lendir yang menyebabkan cedera atau matinya sel penghasil lendir dan akhirnya menyebabkan borok/ luka pada jaringan plaque piyeri.

Akibat lanjutan dari luka adalah meningkatnya produk-produk cairan termasuk lendir lalu memicu terjadinya diare.

Pada penyakit ringan tifus tidak menunjukkan gejala yang nyata. Pada minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual-mual, muntah, susah buang air besar yang disebabkan oleh tersumbatnya usus yang disertai perut terasa penuh dan penumpukan gas (kembung) atau bahkan malah diare, perasaan tidak enak di perut, batuk kering dan mimisan.

Pada minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, denyut nadi lemah, bagian tengah lidah kotor, sementara tepi dan ujung lidah merah serta gemetar, sementara komplikasi dapat menyebabkan pembengkakan hati dan limpa.

===

Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog