Memilih makanan dan minuman
Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya apabila ALLOH mencintai seorang hamba, ALLOH akan memelihara dirinya dari bahaya dunia sebagaimana salah seorang kalian memelihara orang yang sakit dari bahaya makanan dan minuman."
Dalam panduan kedokteran Islam merawat kesehatan dengan menjaga dan berhati-hati terhadap makanan dan minuman yang hendak disantap (preventif) merupakan hal yang penting. Sebab hal itu merupakan muara bagi terbangunnya kesehatan, sekaligus sangat bermanfaat dalam pemeliharaan tubuh dari berbagai ancaman gangguan kesehatan.
Banyak informasi yang dipahami masyarakat selama ini bahwa jenis makanan berbahaya bagi kesehatan adalah yang mengandung pengawet, pewarna, perasa, alkohol dan bahan berbahaya lainnya. Ternyata tidak itu saja, ada juga makanan yang dasarnya baik namun jika salah mengkonsumsinya bisa membahayakan kesehatan, misalnya kecenderungan atau kesukaan mengkonsumsi makanan yang keras, atau yang dingin, atau yang lembek saja, atau mengandung satu unsur saja misalnya harus kaya lemak dan makanan sejenis lainnya.
Kesukaan terhadap makanan bisa menjadi kebiasaan (tabiat), karena kebiasaan ini akan mempengaruhi perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh makanannya. Untuk itu dianjurkan melakukan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bermutu/ bergizi dan menghindari makanan yang buruk.
Imam adz-Dzahabi rohimahuLLOOH mengatakan memulai makan saat membutuhkannya menyebabkan sehat terus. Tanda membutuhkannya yaitu ketika muncul indera penciuman dan air liur mengecil di mulut, air kencing mengering, baunya menyengat dan semakin ingin kencing, serta semakin membutuhkan, maka pada saat itu harus makan. Menahan makan dapat menguruskan badan, dan dapat membuat kering serta membakar tabiatnya. Begitu juga memulai makan ketika tidak membutuhkannya menyebabkan kebodohan, dan salah satu sebab munculnya penyakit.
Di sisi lain, menahan makan, dalam arti sering lambat makan juga dapat memicu gangguan usus. Sebab lapar yang melampaui batas dapat menimbulkan suhu panas akibat meningkatnya asam lambung, sehingga menembus serta melukai area usus 12 jari yang menjadi bagian usus halus. Menahan lapar (telat makan) berpotensi mengundang kuman (bakteri) yang dapat leluasa menimbulkan peradangan di area tersebut.
Dia juga menganjurkan mengatur komposisi/ perpaduan makanan, di antaranya yang berunsur panas dipadu dengan yang dingin, yang manis dengan yang asam, yang berlemak dengan yang asin, yang kecut dengan yang berlemak. Di sisi lain menjilat wadah membantu pencernaan dan membangkitkan selera. Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menjilati jari-jarinya setelah makan dan Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Apabila salah seorang di antara kalian makan makanan janganlah membasuh tangannya sehingga ia menjilatnya." (Muttafaq 'alaih)
Dan Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa yang menjilati wadah ia diampuni dosanya."
Menurutnya memelihara kebiasaan itu bagus kecuali kebiasaan jelek. Bagi yang ingin merubah kebiasaan jeleknya dalam hal pola makan hendaknya merubah secara bertahap. Sementara para ahli pengobatan berpendapat, akhlaq jiwa mengikuti pembawaan (tabiat) badan, ketika badan selalu seimbang antara lapar dan kenyang, tidur dan terjaga, maka jiwa pun menjadi gesit dan lincah serta menyukai perbuatan baik. Sebaliknya ketika di antara keduanya berlebihan (tidak seimbang) atau kekurangan salah satunya maka jiwa pun mengalami kemunduran. Karena itu Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Aku biasa tidur, bangun, dan shoum (puasa) juga berbuka." (Al-Hadits)
===
Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT