Oleh karena itu, jika engkau telah mengetahui bahwa orang kafir yang paling bodoh saja mengetahui makna kalimat ini [1], maka sangat aneh dan mengherankan jika ada orang yang mengaku Islam, sementara dia tidak tahu makna kalimat tersebut [2]. Bahkan dia menyangka bahwa kalimat tersebut cukup sekedar talaffuzh (melafazhkan) huruf-hurufnya tanpa perlu diyakini maknanya dalam hati. Dan orang yang pandai dari kalangan mereka bahkan menyangka bahwasanya maknanya adalah 'Tidak ada Yang Menciptakan, Yang Memberi rizqi dan Yang Mengatur urusan melainkan ALLOH'. Maka jelas orang seperti ini tidak ada kebaikannya sama sekali, karena sebodoh-bodohnya orang kafir lebih tahu dari tentang makna laa ilaaha illaLLOOH.
Penjelasan
[1] Yakni mengetahui makna kalimat laa ilaaha illaLLOOH.
[2] Syaikh (Imam Muhammad bin 'Abdul Wahhab) rohimahuLLOOH menjelaskan bahwa di antara manusia ada yang mengaku Islam tetapi tidak mengetahui makna kalimat laa ilaaha illaLLOOH. Mereka menyangka bahwa kalimat tersebut cukup dengan melafazhkan huruf-hurufnya saja tanpa perlu mengetahui dan meyakini maknanya dalam hati.
Di antara manusia ada yang menyangka bahwa maksud kalimat tersebut hanyalah sekedar tauhid rububiyah, yakni tidak ada yang mencipta dan tidak ada yang memberi rizqi selain ALLOH.
Di antara manusia ada yang menafsirkan bahwa makna kalimat tersebut adalah 'menafikan adanya keyakinan terhadap sesuatu dan menetapkan bahwa keyakinan hanya kepada ALLOH saja'. Ini adalah tafsiran batil yang tidak dikenal di kalangan Salafush Sholih. Tidak benar makna kalimat tersebut bahwa engkau meyakini ALLOH 'Azza wa Jalla dan menafikan adanya keyakinan terhadap selain-NYA. Hal ini tidak mungkin, karena sesungguhnya keyakinan dapat terjadi juga kepada selain ALLOH. Firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Niscaya engkau akan melihat Neraka Jahim dan sesungguhnya engkau akan melihatnya dengan 'ainul yakin."
(Qur-an Suroh at-Takatsur: ayat 6-7)
Meyakini sesuatu yang ada dan bisa dijangkau oleh indera atau bisa diketahui tidak termasuk meniadakan tauhid.
Ada sebagian orang yang menafsirkan kalimat tersebut dengan makna 'Tidak ada sesembahan selain ALLOH'. Pengertian semacam ini tidak benar karena kenyataannya banyak sesembahan selain ALLOH yang disembah manusia.
Mereka yang menafsirkan seperti itu lebih bodoh daripada orang-orang bodoh yang dida'wahi oleh Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Karena orang-orang bodoh yang dahulu dida'wahi Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengetahui makna kalimat tauhid secara benar, sedangkan mereka tidak mengetahuinya.
===
Sumber:
Kitab: Syar-hu kasy-fusy syubuhaati wa yaliihi syar-hul u-shuulus sittah, Penulis: Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Dar ats-Tsaroyya - Kerajaan Saudi Arobia, 1416 H/ 1996 M, Judul terjemah: Syaroh kasyfu syubuhat membongkar akar kesyirikan dilengkapi syaroh ushulus sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrohman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Robi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT